Advertisement
PojokSeni.com - Ada seseorang yang bercerita bahwa ketika masih duduk di sekolah dasar, ia selalu bingung mengapa teman-teman bisa dengan cepat berpikir, sedangkan ia terlalu lamban. Hingga SMA, kebingungan itu masih terus terjadi. Ada temannya yang tertidur di kelas, sedangkan ia memperhatikan pelajaran dengan seksama. Kemudian, ketika guru bertanya pada temannya yang tidur itu, ternyata temannya langsung bisa menjawab dengan baik.
Ketika dewasa, ia bekerja sebagai seorang kreator konten di YouTube. Maka setiap minggu, ia harus memikirkan konten atau video terbaik yang bisa disajikan. Awalnya, ia bahkan terasa tersiksa ketika harus terus mencari ide segar tanpa hambatan.
Ternyata, masalah yang sama didapatkan juga oleh para seniman muda yang mesti terus memikirkan ide untuk tulisan, karya, pertunjukan, musik, video, dan sebagainya. Memang betul diperlukan kecerdasan untuk mendapatkan ide yang brilian. Tapi, untuk mendapatkan ide terus menerus, ternyata otak memang harus dilatih untuk berpikir, menangkap imajinasi yang berceceran, dan menjadikan semua yang diindera oleh tubuh sebagai ide baru.
Namun, bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan mengubah cara berpikir menjadi cara berpikir orang cerdas. Apakah itu mungkin? Nah, siapa tahu tuntunan ini bisa berguna bagi Anda. Cara ini PojokSeni sebut sebagai "Teknik Membujuk Otak".
Sebelumnya, bagaimana cara berpikir orang cerdas? Orang cerdas berpikir untuk merumuskan cara memecahkan masalah. Mencari solusi dari satu masalah, baik itu masalah yang sepele sampai masalah yang sulit sekalipun. Mengapa orang cerdas bisa melakukan hal itu? Penyebabnya adalah, karena mereka "benar-benar berpikir". Untuk mencari ide, yang kemudian dikembangkan menjadi prototype karya, lalu dikembangkan lagi menjadi sebuah karya yang utuh, diperlukan proses berpikir yang "sebenar-benarnya".
Lalu, bagaimana cara agar kita melatih otak untuk berpikir yang sebenar-benarnya? Tentunya, disesuaikan dengan tujuan kita. Anggap saja, para pembaca PojokSeni yang akhirnya mampir ke artikel ini berarti ingin mendapatkan cara agar tidak kehilangan ide, dan dapat terus memproduksi karya yang mengagumkan.
Beberapa orang akan melakukan hal yang ekstrim, dan ternyata terbukti tidak bekerja. Yah, mereka akan memaksakan untuk berpikir, lalu mungkin mengira otak akan berpikir dengan baik bila duduk di kafe, atau mendengarkan musik klasik, atau malah pergi ke hutan. Namun, faktanya tetap sama, Anda memaksa otak Anda untuk bekerja lebih keras.
Sesekali bisa berhasil, tapi lebih banyak yang gagal. Tubuh kita, termasuk otak, tidak bisa dipaksa melebihi "standar" kerja kebiasaannya. Bila tubuh Anda biasa berada di suhu 20 derajat Celcius, jangan memaksakan tiba-tiba berdiri di tempat dengan suhu 0 derajat Celcius. Anda akan mendapatkan masalah yang bahkan membahayakan diri Anda sendiri.
Begitu juga otak, ketika Anda memaksakan bekerja melampaui kebiasaannya, maka Anda akan cepat lelah dan akhirnya memutuskan berhenti. Lalu, tambah bingung karena tak kunjung mendapatkan ide yang diinginkan. Masalah bertambah parah dengan kepanikan, yang menjadikan Anda justru semakin kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Bukannya mendapatkan ide untuk karya, Anda justru mendapatkan sakit kepala.
Langkah-langkah "Teknik Membujuk Otak"
Langkah pertama; membujuk otak
Pertama adalah, mulai membiarkan otak Anda berpikir perlahan-lahan. Apa yang harus dipikirkan? Nah, itu kuncinya. Mulailah dari sesuatu yang sangat Anda sukai, atau Anda penasaran. Mulai kumpulkan satu persatu hal-hal yang belum Anda ketahui, tapi sangat ingin Anda ketahui. Tuliskan hal itu di kertas. Pilih kertas putih yang lebar tanpa garis-garis (seperti di buku tulis), lalu tuliskan hal-hal tersebut secara sembarang di kanan-kiri tengah atas. Pokoknya, jangan tuliskan secara teratur, dengan kata lain hindari menulis berurutan dan diberi angka. Semakin berserakan, justru semakin baik. Ingat, yang berserakan adalah "tulisannya", bukan "hurufnya".
Berapa lama Anda akan mendapatkan banyak masalah mulai dari yang sepele sampai yang sulit? Misalnya, biarkan Anda melakukan cara pertama tadi selama beberapa hari. Maka, kertas putih tadi akan penuh dengan tulisan. Yah, kertas putih itu penuh dengan pertanyaan yang sangat ingin Anda ketahui jawabannya. Bahkan seabstrak apapun pertanyaan tersebut tetap tuliskan di kertas yang sama. Misalnya pertanyaan seperti, "kenapa ayam diciptakan dengan kaki dua, sedangkan kambing kakinya empat?"
Kertas yang ini kita sebut "peta pertanyaan" yang berisi penuh dengan pertanyaan-pertanyaan.
Kedua, setelah beberapa hari, berhenti dengan pertanyaan-pertanyaan dan mulai baca kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mulai perlahan urutkan di kepala Anda sendiri mana yang paling ingin Anda ketahui jawabannya. Maka, langkah pertama sudah selesai di sini. Anda menjadi orang yang punya banyak pertanyaan, dan mulai memupuk rasa ingin tahu. Kenapa? Karena kita perlu membujuk otak kita agar punya keinginan yang kuat untuk bekerja. Otak ingin bekerja bukan karena dipaksa, melainkan karena "ia" sendiri yang penasaran dan benar-benar ingin tahu jawabannya.
Langkah kedua; mulai berpikir perlahan
Dalam langkah kedua, pertama yang harus dilakukan adalah mulai mengumpulkan apa yang Anda ketahui. Tapi, hindari dulu buku, internet, dan apapun sumber fakta lainnya. Murni gunakan pikiran Anda. Dengan kata lain, Anda mulai mengumpulkan apa saja yang bisa Anda ingat, lalu tuliskan. Ingat semua yang berkaitan dengan pertanyaan Anda. Sebaiknya, untuk memulai langkah kedua ini, cari tempat yang aman dari gangguan. Jangan dengarkan musik, atau berada di dekat buku. Karena itu bisa menjadi "sesuatu yang baru" justru malah menganggu proses yang sedang kita bangun ini.
Kemudian, fakta-fakta yang sudah Anda ketahui tuliskan di kertas lain. Misalnya, untuk pertanyaan ""kenapa ayam diciptakan dengan kaki dua, sedangkan kambing kakinya empat?" maka fakta-fakta yang Anda ketahui terkait pertanyaan itu antara lain "ayam adalah unggas", "ayam berkokok di pagi hari", "kambing adalah hewan mamalia", "kambing makan rumput", dan sebagainya. Semua fakta yang bisa Anda "kuras" dari pikiran terkait pertanyaan itu keluarkan semuanya dan semampunya. Jangan biarkan ada satu fakta kecil atau detail yang menurut Anda tidak penting.
Seperti di langkah pertama (membujuk otak), lakukan pengumpulan fakta ini dengan cara yang sama. Tuliskan tanpa berurutan di kertas putih. Biarkan fakta-fakta tersebut berserakan di mana-mana. Ingat, tidak ada fakta penting dan tidak penting, tidak ada pula fakta yang utama, atau tambahan. Anggap semuanya sama, dan tuliskan semuanya.
Terpenting, lakukan hal di atas dalam waktu 1 jam! Setelah batas waktu selesai, maka berhenti. Fakta-fakta yang paling Anda ketahui dan tersimpan di memori Anda terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bahan untuk proses kali ini. Mungkin ada pertanyaan lain yang tidak sempat Anda pikirkan terkait fakta-fakta di sekelilingnya, maka kita akan melakukan proses yang sama pada pertanyaan tersebut di lain waktu. Kertas ini menjadi "peta fakta" yang penuh dengan fakta-fakta.
Setelah 1 jam, istirahatlah. Jangan sentuh "sumber info lain" seperti televisi, handphone, laptop, dan sebagainya.
Langkah ketiga; mulai berpikir sistematis dan runut
Setelah beristirahat sekitar 1-1,5 jam mari kita mulai lagi. Proses yang selanjutnya adalah mulai memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah muncul di langkah pertama. Anda punya banyak fakta, tapi apakah itu bisa menjawab pertanyaan tersebut? Misalnya untuk pertanyaan "kenapa ayam diciptakan dengan kaki dua, sedangkan kambing kakinya empat", Anda memiliki banyak fakta seperti lain "ayam adalah unggas", "ayam berkokok di pagi hari", "kambing adalah hewan mamalia", "kambing makan rumput", dan seterusnya. Namun ternyata, semua fakta yang Anda miliki masih belum mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Maka, ini waktunya untuk mencari fakta lain yang bisa menjawab pertanyaan itu. Saat ini, Anda sudah bisa membuka handphone, laptop, buku, dan sumber info lainnya. Jangan terpengaruh dengan "snap", "status", "story", dan sebagainya yang mungkin akan menggoda Anda. Bila seandainya Anda tergoda, maka ulangi lagi proses ini mulai dari langkah pertama! Cobalah untuk jujur dan disiplin pada diri Anda sendiri.
Setelah Anda mendapatkan banyak fakta baru terkait pertanyaan Anda, maka tuliskan di "peta fakta". Terus kumpulkan fakta agar Anda memiliki kesimpulan terhadap pertanyaan tersebut. Di langkah ini, Anda akan mulai berpikir lebih keras, dan mencoba menarik sebuah kesimpulan.
Langkah keempat: verifikasi jawaban
Kesimpulan Anda kemudian kita sebut sebagai "hipothesis". Untuk menjadi thesis, maka Anda perlu melakukan pembuktian. Bagaimana cara pembuktian tersebut? Ada banyak cara seperti bertanya pada ahli, dosen, guru, dan sebagainya. Tapi, ada cara yang cepat dan cukup ekstrim. Yah, tuliskan thesis Anda itu menjadi "status di media sosial" dan biarkan orang-orang atau pengikut Anda merespon pernyataan Anda tersebut. Bayangkan bila Anda menulis seperti ini:
"Apakah Anda tahu kenapa ayam diciptakan memiliki dua kaki, sedangkan kambing memiliki empat kaki? Ini alasan utamanya. Ayam dengan struktur tulang bla-bla-bla ... ..... (isi jawaban yang Anda temukan). Bagaimana pendapat Anda?"
Yah, Anda akan mendapatkan tanggapan pro dan kontra, bukan? Simak respon orang-orang tersebut, hiraukan saja yang "pro" kecuali mereka memberikan tambahan "fakta". Sekarang lihat jawaban yang "kontra". Jawaban yang kontra juga mesti dipilah-pilah. Cari yang paling logis, dan masuk akal. Untuk komentar yang berisi "omong kosong" tentunya tidak usah dihiraukan sejak awal.
Jawaban yang kontra akan menjadi "antithesis" dari "thesis" Anda. Nah, singkirkan terlebih dulu "kepercayaan" Anda dan mulai berpikir bahwa bisa jadi "antithesis" tersebut ada benarnya. Tapi, "thesis" Anda adalah sebuah jawaban yang sudah melewati berbagai proses dan tahapan, tentunya juga ada benarnya. Kumpulkan lagi jawaban "kontra" tersebut sebagai fakta-fakta baru di "peta fakta" Anda.
Langkah kelima: mencari sintesis
Selanjutnya, dengan fakta-fakta tambahan yang mungkin berlawanan dengan fakta yang Anda temukan awal, bisa menjadi dua kemungkinan. Pertama, mengarahkan pikiran Anda ke sisi yang berlawanan. Kedua, membuka perspektif lain untuk pemecahan masalah Anda. Agar langkah kelima ini bisa sukses dikerjakan, maka Anda mesti percaya diri dengan jawaban Anda pertama, dan lebih condong ke "kemungkinan kedua". Jangan sampai jawaban orang yang kontra dengan Anda justru membuat Anda berubah haluan. Tapi, sekarang Anda mesti mencari jalan tengah. Jalan tengah ini adalah perpaduan antara "thesis" dengan "antithesis" yang akan menghasilkan "sintesis".
Sintesis inilah yang disebut-sebut "paling mendekati kebenaran ideal" untuk menjawab pertanyaan Anda. Sekali lagi, Anda mencoba berpikir mencari jawaban pertanyaan yang sama, hanya saja ada banyak fakta-fakta baru yang masuk ke peta fakta Anda. Apa yang terjadi berikutnya adalah, Anda akan lebih banyak perspektif dan semakin banyak membutuhkan sumber informasi untuk menjawab pertanyaan yang di awal terkesan "sepele" tersebut.
Apa yang terjadi setelah lima langkah tersebut berjalan dengan baik? Yah, Anda akan kembali mengulangi langkah kedua hingga langkah kelima, ketika menemukan ada pertanyaan lain di "peta pertanyaan" yang masih belum terjawab. Apabila Anda melakukan hal yang sama berkali-kali, maka Anda akan mulai terbiasa untuk mendapatkan ide-ide entah dari mana saja.
Bahkan ketika berjalan di pasar, melihat para pedagang berjualan, Anda malah mendapatkan ide tertentu. Begitu juga ketika Anda datang ke kuburan, bahkan ketika sedang tidur sekalipun. Apakah cara tadi bekerja untuk Anda seperti sihir juga? Silahkan coba sendiri untuk membuktikannya. Kemudian, lahirkan lagi ide-ide yang berubah menjadi karya-karya yang mengagumkan dan indah.
NB: Cara di atas ini disebut dengan nama "Teknik Membujuk Otak". Bila Anda mempraktekkan cara di atas, jangan ragu untuk menceritakan pada kami hasilnya lewat email redaksipojokseni@gmail.com, yah.