Menjadi Bermakna di Hari Ulang Tahun -->
close
Pojok Seni
30 August 2021, 8/30/2021 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2021-08-30T00:00:00Z
Ulasan

Menjadi Bermakna di Hari Ulang Tahun

Advertisement



Oleh: Ambrosius M. Loho, M. Fil.


Hidup adalah rangkaian peristiwa. Rangkaian peristiwa itu mewujud dalam bentuk rasa. Terkait rasa, memiliki ratusan rasa sebagai sebuah bentuk emosi, bandingkan istilah emosi dari kata ‘e’ dan  ‘movere’, yang diartikan sebagai sesuatu yang bergerak keluar. Emosi tentu membentuk sebuah rasa manusia. Maka terkait itu, dalam beragam peristiwa, terdapat berbagai bentuk rasa antara lain rasa sedih, rasa senang, rasa gembira dan pelbagai rasa lainnya. Dalam hal rasa, orang tidak bisa memilih satu diantaranya, jika tujuan hidup yang dituju seorang subjek adalah kebahagiaan. Ada anggapan bahwa sebuah kebahagiaan dapat diraih, jika ada kemampuan untuk menerima setiap peristiwa tanpa konsekuensi apapun. Anggapan ini pun dipandang sebagai inti dari keutamaan sebuah hakikat hidup manusia. 


Manusia tentu mengalami setiap momen ulang tahun. Moment tahun bisa dimaknai sebagai suatu refleksi atas kualitas hidup kita dalam hidup yang kita hidupi. Pertanyaan-pertanyaan reflektif pun tentu akan turut membentuk pandangan kita atas apa tujuan sesungguhnya dari hidup kita, termasuk berefleksi tentang apa makna dari sebuah kelahiran, kehidupan dan bahkan kematian. Dengan memahami hal-hal ini, niscaya akan memberi pelajaran bagi hidup seorang individu. 


Jauh sebelum refleksi ini ditulis, Aristoteles telah memberi frame bagi manusia terkait tujuan hidup sang manusia. Aristoteles memandang bahwa manusia yang hidup memiliki tujuan. Tujuan itu yakni kebahagiaan (eudaimonia). Tentang kebahagiaan ini, Aristoteles mengatakan bahwa jika manusia telah mencapai kebahagiaan, maka tidak ada yang diinginkan selebihnya. Kebahagiaan yang dia maksudkan adalah bahwa apabila manusia mempraktekkan moral-etika dalam kehidupan praktisnya, maka manusia menjadi makhluk yang berbahagia. 


Demikian pun, setiap makhluk manusia mendapatkan kesempurnaan tertentu seyogyanya bukan karena potensinya, melainkan potensinya sudah mencapai aktualisasinya. Maka, kebahagiaan pada dasarnya terdiri atas aktivitas-aktivitas yang sifatnya manusiawi. Kebahagiaan bukan bersumber dari aktivitas makhluk non-manusia. Kebahagiaan manusia akan tercapai apabila dia telah mencapai taraf kesempurnaan, yakni jika telah menjalankan aktivitas spesifik manusia, yaitu pemikiran. Di sisi yang sama, manusia bahagia itu adalah apabila dia memandang kebenaran. Dengan demikian, maka aktivitas level tertinggi yang bisa membawa kepada kebahagiaan itu harus dilakukan dengan baik, karena jika dilakukan dengan tidak tidak benar, maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan. 


Dalam uraiannya berjudul Menjadi Manusia Belajar Dari Aristoteles, Magnis Suseno menegaskan bahwa supaya manusia bahagia, ia harus menjalankan aktivitasnya menurut ajaran keutamaan, atau apa yang dikenal dengan ‘arête’. Dan hanya praktek hidup termasuk aktivitas hidup yang berdasar pada keutamaan inilah yang membuat manusia menjadi bahagia. 


Sejalan dengan itu, setiap manusia memiliki tujuan dan tujuan itu yakni menjadi bahagia dan bermakna. Menjadi bahagia menurut ukuran penulis, adalah sebuah keniscayaan ketika dia hidup dalam keutamaan. Justru yang penting walaupun keduanya sama tingkatannya adalah menjadi bermakna dalam hidup, dan bermakna bagi banyak orang. Menjadi bermakna pun tentu tidak lepas dari berbagai hal positif yang bisa dibawa oleh sang subjek kepada banyak orang lain, termasuk setiap hal positif yang bermutu untuk kehidupan banyak orang. 


Demikian juga, bahwa menjadi bermakna bagi diri, dan bagi orang lain dengan menularkan hal-hal positif yang bermutu, harus menjadi kunci ketika kita pun merayakan ulang tahun. Usia bukan sesuatu yang sulit untuk dipahami, bahkan ketika kita tanyakan pada orang yang usianya sudah tua (misalnya di atas 50 tahun), namun justru yang tersulit adalah sejauh usia anda saat ini, apa yang telah anda lakukan untuk diri anda, dan terutama juga untuk orang lain.  (Penulis adalah Dosen Universitas Katolik De La Salle Manado - Pegiat Filsafat Seni)

Ads