Advertisement
PojokSeni.com - Pamonaspati atau Parade Monolog Nasional Pelaku Teater Indonesia 2021 resmi dimulai tepat pada perayaan hari kemerdekaan RI ke-76, Selasa (17/8/2021) pukul 19.30 WIB. Parade ini dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudrisdikti RI, Hilmar Farid.
Hilmar Farid dalam pidatonya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Yayasan PTI atas terlaksananya kegiatan Pamonaspati 2021. Pamonaspati adalah sebuah inovasi, kata Hilmar, yang memanfaatkan teknologi serta jalan keluar bagi seniman di era pandemi. "Keadaan ini (Pandemi Covid-19) pada akhirnya membuat kita bisa memikirkan cara kreatif dan inovatif untuk terus berkarya di tengah keterbatasan," kata Hilmar.
Lebih penting lagi, dua penampilan pembuka hadir dalam warna yang berbeda namun tetap memukau pemirsanya. Penampil pertama adalah Teater Keliling asal Jakarta, disusul penampilan dari ISBIMA asal Sulawesi Utara.
Teater Keliling ajak ngerumpi bareng
Dimulai dari penampilan pertama bertajuk Ngerumpi, karya/sutradara Rudolf Puspa dengan pemain Greta Mulyosantoso. Seperti judulnya, Greta memang mengajak semua orang untuk ngerumpi alias kalau bahasa kerennya sekarang "menggibah". Mulai dari presiden, pejabat, seniman, masyarakat biasa, sampai sutradaranya sendiri pun di-gibbah-in.
Selain penampilannya yang kocak, dan obrolan ngalor-ngidul (khas ngerumpi pada umumnya), acungan jempol juga mesti diberikan pada stamina aktor yang tetap terjaga hingga akhir pertunjukan. Harus diakui bahwa untuk membawakan pertunjukan tersebut, stamina aktor memang benar harus mumpuni. Dan Greta (aktor Teater Keliling) membuktikan "women power" itu.
Sangat menarik melihat dandanan aktor yang mencuri perhatian. Beberapa kali shoot ke arah wajah, memperjelas riasan matanya yang "unik", juga kostumnya yang "Indonesia banget". Juga beberapa kain yang diikatkan ke pohon sesekali juga mencuri perhatian.
Teater Isbima kritisi perspektif patriarki
Pertunjukan kedua menghadirkan pemain Melva Kembuan yang membawakan naskah Maria karya/sutradara Achi Breyvi Talanggai. Perwakilan dari Manado, Sulawesi Utara ini menghadirkan pertanyaan yang menjadi manifesto feminis, "bagaimana kalian melihat wanita? kenapa berbeda?"
Video pertunjukan diberi sedikit filter yang ditujukan untuk memperkuat setting waktu dari pertunjukan tersebut. Seorang wanita bernama Maria, duduk di meja dengan beberapa pelantang, sedang berpidato. Ia mempertanyakan bagaimana para pria melihat perempuan. Pernikahan berubah menjadi penjara patriarki yang menjemukan, membuat perempuan hanya akan berakhir di "tiga area khusus perempuan" alias kasur-dapur-sumur.
Beberapa kali shoot kamera menyorot dekat ke wajahnya, mempertegas matanya yang berkaca-kaca menahan emosi. Maria, menyampaikan suara banyak perempuan di eranya yang selalu berada di nomor dua. Seakan, tubuh perempuan adalah milik pria, kesempatan dan keterampilan juga adalah milik pria.
Dua pementasan tersebut menjadi pembuka yang apik untuk Pamonaspati 2021. Kegiatan ini masih akan digelar selama 30 hari ke depan. Masih banyak penampilan dari seluruh Indonesia yang bisa Anda pertimbangkan untuk disaksikan saban malam.
Silahkan lihat jadwal pertunjukannya di sini: Deretan 30 Penampil dalam Ajang Pamonaspati 2021, Catat Tanggalnya