Advertisement
Kalimat ini terdengar sangat indah untuk pembuka, Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan kesenian dan kebudayaan yang tak terhingga. Tapi, kesenian dan kebudayaan lokal terus menerus tergerus dengan kesenian dan kebudayaan modern. Kemajuan teknologi memperparah keadaan tersebut, membuat hanya sedikit saja dari generasi muda yang ingin terlibat langsung pada proses kesenian tradisi.
Apalagi, dirundung pandemi Covid-19, maka keadaannya semakin memburuk. Seni tradisi yang merupakan kekayaan bangsa ini menjadi harta karun. Yah, harta karun, adalah analogi yang tepat. Mengingat, satu persatu "kekayaan" negara tersebut terkubur dan hilang. Kesenian dan kebudayaan asli Indonesia seakan bukan satu nafas lagi dengan kehidupan era teknologi seperti saat ini. Kesenian dan kebudayaan asli bukan lagi semangat zaman ini.
Terlepas dari pernyataan yang pesimis di atas, masih banyak juga daerah-daerah di Indonesia yang tetap menjaga kesenian dan kebudayaan asli daerahnya. Apalagi ketika membicarakan Bali, pulau dewata yang penuh wangi bunga. Alamnya indah, dan kebudayaan serta kesenian tradisi setempat sudah menyatu seperti urat nadi di kehidupan bermasyarakatnya.
Sayangnya, bagi yang berdomisili di luar Bali, tentunya pandemi yang berkepanjangan ini membuat keinginan untuk berkunjung ke Bali terpaksa harus ditunda. Padahal, terlalu banyak hal yang menarik ada di satu pulau tersebut, tentunya dua-tiga hari tidak akan cukup untuk menikmati semuanya.
Ada satu pertunjukan di Bali yang paling ingin PojokSeni saksikan pasca pandemi ini, bila memungkinkan. Pertunjukan teater tradisional, yakni Wayang Wong Bali. Wayang wong, alias wayang orang tentunya merupakan pertunjukan wayang yang dimainkan oleh orang (dalam hal ini aktor). Tentunya, selama ini yang dikenal banyak orang bahwa Wayang Wong ini berasal dari Jawa.
Dipertegas pula dengan disiarkannya Wayang Orang beberapa tahun silam di TVRI yang melambungkan nama para pemain seperti Marwoto, Mamiek Prakoso, Gogon (Srimulat) dan sejumlah nama lainnya yang kerap muncul sebagai tokoh Punakawan di acara tersebut. Wayang Wong juga semakin populer, bahkan hingga ke mancanegara setelah masuk Warisan Budaya Dunia tak benda UNESCO. Pertanyaannya, apa perbedaan wayang wong Jawa dengan wayang wong Bali?
Sekilas tentang Wayang Wong Bali
Wayang wong Bali sebenarnya sama dengan wayang wong di Jawa, Kalimantan, dan sebagainya, secara prinsip. Namun, tentunya budaya Bali seperti gerak tari, musik, dan bahasanya yang membuat wayang wong Bali menjadi unik. Sebetulnya, nyaris semua seni pertunjukan di Bali didominasi unsur tari. Wayang wong Bali juga masih didominasi unsur tari, meski demikian unsur laku masih mendapat porsi yang cukup besar.
Di Bali sendiri, wayang wong Bali lebih dikenal dengan nama "dramatari topeng". Kenapa? Karena para pemain wayang wong Bali akan menggunakan topeng ketika bermain. Tapi tidak seluruh pemain menggunakan topeng, ada beberapa seperti tokoh wanita yang diperankan wanita, tokoh utama seperti Rama (dalam Ramayana), atau anggota Pandawa (dalam Mahabrata), biasanya tidak menggunakan topeng.
Dua judul epos tersebut, Ramayana dan Mahabrata, memang menjadi lakon yang dimainkan dalam Wayang Wong Bali. Hanya saja, bila yang dimainkan Mahabrata, pertunjukan ini disebut Wayang Purwa, dan pemainnya semua adalah laki-laki.
Seperti juga pertunjukan wayang orang di Jawa, Kalimantan, dan tempat lainnya, selalu ada tokoh "lucu" yang bertugas memancing tawa penonton di tengah-tengah kisah yang sedang disampaikan. Bila di Jawa ada tokoh Punakawan (abdi) yang terdiri dari empat orang; Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Nah, di Wayang Wong Bali, keempat punakawan itu tidak ada. Tapi, justru ada Punakawan lain yang "kerjanya" juga sama yakni memancing tawa penonton. Keempat punakawan di Wayang Wong Bali adalah Toalen, Merdah, Delem dan Sangut. Keempat punakawan ini hanya muncul di lakon Ramayan. Toalen dan Merdah adalah abdinya Rama, sedangkan Delem dan Sangut adalah abdinya Rahwana.
Perbedaan lainnya adalah, kostum yang digunakan pemain. Memang sekilas bila dilihat, apa yang digunakan oleh para "wayang" adalah pakaian wayang. Namun, Anda akan dengan jelas melihat bagaimana pengaruh Bali hadir di pakaian yang digunakan para pemain.
Waktu pertunjukan Wayang Wong Bali
Kapan bisa menyaksikan pertunjukan Wayang Wong Bali? Sebelumnya, perlu dicatat bahwa wayang wong Bali ini adalah salah satu kesenian tradisi yang usianya sudah cukup tua. Kesenian ini sudah dikenal sejak abad ke-16 silam dan berkembang dengan pesat di Bali. Namun, lambat laun, semakin ke sini, pertunjukan ini sangat sulit ditemukan lagi, karena begitu jarang ditampilkan.
Namun, berbagai sumber menyebutkan bahwa pertunjukan ini bisa disaksikan ketika perayaan Kuningan di Bali. Masyarakat di Bali percaya bahwa ketika perayaan Kuningan, maka roh-roh leluhur akan turun dari Gunung Agung ke seluruh penjuru Bali. Maka, untuk menyambut mereka, disuguhkanlah pertunjukan Wayang Wong Bali tersebut.
Kapan hari raya Kuningan tersebut? Kuningan dirayakan 10 hari setelah hari suci Galungan. Hari raya Kuningan juga dirayakan dalam 210 hari sekali berdasarkan kalender Bali. Seperti tahun ini, hari raya Galungan jatuh pada tanggal 14 Februari 2021 M, maka Kuningan dirayakan pada tanggal 24 Februari 2021 M.
Tempat dipentaskannya Wayang Wong Bali
Salah satu tempat yang masih mementaskan Wayang Wong Bali adalah Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Dulunya, kesenian ini tidak bisa dipentaskan sembarangan, karena begitu sakral. Berkat seorang seniman setempat bernama Nyoman Tusan, yang mulai membuat topeng duplikat agar kesenian tersebut bisa dimainkan kapan saja. Tujuannya, agar bisa disaksikan oleh masyarakat luas, bahkan turis dalam dan luar negeri.
Maka pertunjukan Wayang Wong Bali tentunya mesti dipertimbangkan untuk menjadi salah satu wishlist yang akan dikunjungi pasca pandemi ini nanti. Tidak perlu takut biaya mahal ketika berada di Bali, karena kita bisa menginap di jaringan hotel RedDoorz di Bali. Dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp100 ribuan untuk kamar fasilitas cukup baik bisa Anda cek di deretan rekomendasi hotel di Bali.
Jadi, bila Anda sedang berpikir untuk menjadi orang yang mendukung kebudayaan asli Indonesia, sekaligus mendapatkan hiburan dan pesan filosofis, sekaligus mau jalan-jalan tapi bingung mau kemana pasca pandemi nanti, yah ke Bali bisa menjadi pilihan yang tepat. Menyaksikan wayang wong Bali berarti Anda telah menjadi salah satu warga negara Indonesia yang tetap menjaga kebudayaan berusia ratusan tahun tersebut tetap lestari.