Sekilas Tentang Manajer Teater: Kunci dari Keberhasilan Satu Grup Teater -->
close
Pojok Seni
08 June 2021, 6/08/2021 07:00:00 AM WIB
Terbaru 2021-06-08T00:00:00Z
Artikelteater

Sekilas Tentang Manajer Teater: Kunci dari Keberhasilan Satu Grup Teater

Advertisement

PojokSeni.com - Manajemen teater berarti melibatkan banyak kegiatan dan program di luar artistik. Apa saja itu? Mulai dari pemasaran, keuangan, penjualan, penyiapan sumber daya manusia, dan perlengkapan pementasan. Manajemen teater adalah kunci dari berhasil atau tidaknya pementasan teater. Sayangnya, setidaknya di Indonesia, tidak begitu banyak grup (khususnya grup amatir) yang memerdulikan urusan manajemen teater. Bukti konkritnya adalah, sangat jarang ada orang-orang yang punya kemampuan dalam urusan marketing, bisnis, dan manajemen, terlibat aktif dalam satu grup teater.


Selain untuk menyukseskan pementasan teater, manajemen teater juga memiliki banyak program untuk mengembangkan grup teater. Mulai dari urusan pekerjaan, prospek karir grup dan anggota, program pendidikan, dan sebagainya. Apa saja tugas dari seorang "manajer teater"?


Anda mungkin mendengar ada banyak istilah "manajer" di dalam teater. Mulai dari box office manager (manajer urusan penjualan karcis), production manager (Manajer produksi), marketing manajer (manajer pemasaran), development manager (Manajer pengembangan), stage manager (manajer panggung), tapi semuanya tentu berbeda dengan "manajer teater".


Ada tiga jenis manajer teater, pertama General Manager alias manajer umum. Dia yang paling bertanggung jawab dan mungkin posisinya paling tinggi di divisi manajemen. Manajer umum akan dibantu oleh Eksecutive Manager (Manajer eksekutif), dan Producing Director (Produser). Nah, yang akan dibahas dalam artikel ini adalah si "bos" alias Manajer Umum.


Tugas Manajer Teater


Rachel Lane, seorang manajer teater sukses di Amerika
Rachel Lane, seorang manajer teater sukses di Amerika

Bila sutradara bertanggung jawab penuh atas pertunjukannya secara kualitas artistik, maka manajer teater akan bertanggung jawab pada operasi bisnis teater, khususnya grup teater yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan teater. Manajer akan mengelola pemasaran, serta hubungan dengan pihak lain. 


Manajer teater juga menjadi jalan tengah bagi seseorang yang ingin terlibat dalam sebuah proses kesenian, namun juga ingin menjadi konglomerat.


Sekedar informasi, di Amerika, pekerjaan seorang manajer teater rata-rata digaji $36.932 (setara dengan Rp526 juta) alias lebih tinggi dari rata-rata gaji aktor di grup teater!  


Tentunya, gaji itu sesuai pula dengan beratnya kerja seorang manajer teater. Bayangkan saja, maju atau mundurnya satu grup teater, berhasil atau tidaknya pertunjukan menarik penonton dan sponsor, juga gaji sutradara sampai kru gulung kabel sekalipun adalah tanggung jawab manajer teater!


Biasanya, bila Anda memang ingin menjadi manajer teater, maka Anda harus mengambil titel sarjana Bachelor of Fine Arts, atau magisternya Master of Fine Arts. Dan ambil konsentrasi atau jurusan administrasi dan manajemen seni. Hanya saja, jurusan itu masih cukup langka ditemukan di Indonesia.


Maka di Indonesia, Anda bisa mengambil jurusan manajemen untuk mendapatkan ilmu yang bisa diterapkan ketika bekerja dengan satu grup teater. Atau, malah Anda yang membangun grup teater tersebut bersama seorang atau dua orang teman Anda. Anda perlu menguasai kemampuan manajemen, bisnis, produksi, kontrak, pengembangan, program, bekerja bersama tim, dan lain-lain. 


Sangat memungkinkan satu grup teater ketika membuka open recruitment (perekrutan terbuka), cari satu atau dua orang yang berasal dari disiplin ilmu ini, untuk diproyeksikan menjadi manajer alias CEO dari "perusahaan" teater Anda.


Apa saja keterampilan yang diperlukan oleh manajer teater ini? Yah, dia harus bisa terbiasa dengan lingkungan kerja artistik, seperti bekerja sama dengan sutradara dan aktor, juga kru yang terlibat. Ada banyak tekanan yang datang, mulai dari keinginan sutradara, sampai dana yang diperlukan untuk membuat sebuah pertunjukan. Anda juga mesti mampu menarik investor dan sponsor dan meyakinkan mereka. Tentu, hal itu cukup sulit dilakukan di Indonesia, khususnya di daerah. Tapi, sulit bukan berarti tidak mungkin, bukan?

Ads