Berasal dari Akar yang Sama, Apa Perbedaan Antara Teknik Akting Stanislavsky, Stella Adler, dan Meisner? -->
close
Adhyra Irianto
08 June 2021, 6/08/2021 07:00:00 PM WIB
Terbaru 2021-06-08T12:00:00Z
Materi Teater

Berasal dari Akar yang Sama, Apa Perbedaan Antara Teknik Akting Stanislavsky, Stella Adler, dan Meisner?

Advertisement

Pertunjukan teater Sindikat Aktor Jakarta dalam lakon Pertja

PojokSeni.com - Teknik akting Stanislavsky (The Method), teknik akting Stella Adler, dan teknik akting Meisner banyak digunakan oleh aktor, untuk pentas mereka. Ketiga teknik ini sama-sama digunakan untuk pentas teater realis. 


Bahkan, bagi yang baru pertama memelajari ketiga teknik akting ini, akan kesulitan mencari di mana letak perbedaannya. Karena ketiganya berasal dari akar yang sama. Namun, seperti pertanyaan yang menjadi premis tulisan ini, apa perbedaan "kunci" atau "inti" dari ketiga teknik akting ini, baik Stanislavsky, Stella Adler, maupun Sanford Meisner?


Untuk menjawab pertanyaan itu, kita mulai dari Konstantin Stanislavsky terlebih dulu. Stanislavsky adalah seorang ahli teori di bidang teater. Hukum akting yang disusunnya semua berasal dari pengamatannya, dan juga pengalamannya. Semuanya butuh proses yang panjang, dikembangkan dalam waktu yang cukup lama. Semua pekerjaan tersebut menghasilkan sebuah metode akting yang luar biasa dan memukau dunia. 


Stanislavsky membuat sebuah teknik di mana aktor akan bermain "mengalir" namun tetap dalam keadaan kreatif. Maka seseorang yang memelajari Stanislavsky akan mencoba membuka "kunci" di dalam dirinya untuk dapat melakukan "penguasaan keadaan" dari dalam pikiran. Penguasaa keadaan tersebut adalah mode persepsi yang ada di dalam pikirannya sendiri.


Ada banyak orang dan tokoh-tokoh teater dunia yang belajar pada Stanislavsky, seperti Vaktangov, Chekov, sampai Stella Adler. Stanislavsky bisa dikatakan sangat berbeda dengan sistem Strasberg yang melakukan identifikasi emosional untuk mencari "jalan masuk" ke peran. 


Sanford Meisner dan Stella Adler sama-sama mengembangkan Stanislavsky. Perbedaan utama dari Meisner adalah rangkaian latihan yang diciptakannya ditujukan untuk membuat seorang aktor mampu berperan dengan dorongan "dari bawah". Meisner akan menjadikan kesadaran, penerimaan, serta respon dari aktor terhadap keadaan yang diberikan naskah (atau dalam istilah Stanislavsky disebut Given Circumstance) dan melakukannya dengan "nyata". Atau, oleh Meisner disebut sebagai "reality of doing".


Anda bisa membaca sekilas tentang teknik akting Sanford Meisner di artikel ini: Metode Akting Meisner: Bertindak Sebelum Berpikir


Bagaimana dengan Stella Adler? Seperti yang dilakukan oleh Meisner dan siswa Stanislavsky lainnya, Stella Adler juga mengembangkan sistem dan rangkaian latihannya sendiri untuk mencapai visi artistiknya. Konsep dasarnya mungkin sama, namun eksplorasi Stella Adler membuat banyak hal yang baru, baik dalam detail latihan, maupun tujuan dari seni berperan itu sendiri.


Bila diandaikan seperti ini, Stanislavsky adalah ayah, dan Adler, Meisner, serta Strasberg adalah anak-anaknya. Maka Strasberg sebenarnya sudah berpaling menjauhi teknik ayahnya, khususnya ketika Strasberg menawarkan "teknik memori emosional" yang sangat jauh dari akar Stanislavkian. Dan Stella Adler adalah "anak yang lain" yang dengan tegas menentang Strasberg.


Perbedaan sangat kentara bila kita mengandaikan dengan adegan yang sama: seorang pemadam kebakaran mati di dalam kobaran api setelah menyelamatkan orang lain. Bila Stanislavsky meminta aktor untuk membayangkan (mengimajinasikan) seseorang itu bagaimana rasanya terpanggang di dalam api, maka Strasberg justru akan memanggil ingatan memori tentang ketakutan.


Awalnya, Strasberg akan "memanggil" ingatan-ingatan seseorang. Namun, tentunya tidak mungkin mencari aktor yang "pernah mati terbakar di dalam kobaran api". Maka ide Strasberg selanjutnya adalah, bayangkan (lebih tepatnya mengingat) ketakutan yang lain untuk digunakan sebagai pengganti.


Hal itulah yang ditentang oleh Stella Adler. Seorang aktor adalah manusia yang diberi "bakat" untuk imajinatif, maka adegan yang diinginkan tersebut mesti dibayangkan, lalu emosi yang hadir dari bayangan tersebut akan jauh lebih merangsang reaksi aktor yang lebih baik. Tentunya, bagi Adler, hal itu jauh lebih baik ketimbang mengingat ketakutan karena nonton film horor yang akan digunakan Strasberg untuk menggantikan ketakutan akan mati di tengah api.


Maka Meisner dengan metodenya sendiri, Adler dengan metodenya sendiri, tetap berjalan di satu jalur yang sejalan dengan pemikiran Stanislavsky sejak awal. Sedangkan Strasberg, dengan mempertahankan metode ingatan emosional itu, justru semakin menjauh dari metode Stanislavsky tersebut. 

Ads