Advertisement
Sejarah Awal Tata Rias Teater |
pojokseni.com - Berabad-abad manusia telah mencoba mengekspresikan kehidupan, pengalaman, pesan, dan keindahan lewat teater. Dan selama berabad-abad itu pula tata rias mengikutinya. Tata rias menjadi salah satu unsur yang tak bisa dilepaskan dari seni teater.
Drama adalah aksi, begitu setidaknya asal kata drama dari bahasa Yunani. Karena itu juga, untuk memperkuat dan mempertegas aksi, dibutuhkan representasi yang unik. Tata rias mendukung hal tersebut. Disebutkan bahwa drama yang paling awal dipentaskan adalah Poetic atau Puisi karya Aristoteles pada tahun 355 SM. Meski demikian, tata rias dramatis justru baru digunakan beberapa abad kemudian, tepatnya sekitar tahun ke-6 SM.
Adalah Thespis, seorang aktor Yunani yang pertama kali menggunakan tata rias dramatik ini. Ia menggunakan timbal putih, dan sulfida yang mengandung merkuri untuk membuat wajahnya menjadi berwarna putih dan merah. Hal itu membuat Thespis menjadi paling menonjol di antara deretan paduan suara Yunani yang pentas saat itu. Lapisan makeup yang sebenarnya mengandung racun itu justru menjadi penanda pertama kalinya tata rias teater digunakan.
Selanjutnya, tata rias pertama yang menjadi terkenal adalah topeng linen yang digunakan dalam pentas komedi tragedi berjudul muses Thalia dan Melpomene. Riasan teaterikal tersebut mampu menyampaikan karakter, serta ekspresi wajah, sehingga nada emosi bisa dengan baik disampaikan.
Tahun 1500-an, drama yang lebih kental dengan nuansa agama muncul. Di era Elizabethan, sejumlah alat-alat baru untuk memperkuat riasan juga mulai digunakan. Mulai dari jelaga, kapur, janggut palsu, rambut palsu, dan sebagainya. Di Jepang, pada era yang nyaris bersamaan, muncul teater Kabuki yang riasan wajahnya juga begitu mencolok dan rumit.
Era modern, tata rias teater sudah begitu berkembang dan lebih mengarah ke riasan realistis. Mulai dari efek khusus, hingga riasan avant garde. Bahkan, sejumlah brand makeup khusus untuk teater juga bermunculan. Sebut saja Kryolan, Mehron, dan sebagainya yang digunakan sejumlah aktor teater profesional di London, Paris, New York, dan kota-kota lainnya di dunia.
Tata rias juga mempertimbangkan kesehatan kulit dan wajah aktor. Tidak ada lagi penggunaan racun sulfida, merkuri, dan bahan-bahan berbahaya untuk wajah aktor. Tahun 1914 menandai riasan berbahan dasar air yang memberikan cakupan matte lebih tebal. Inovasi ini ditemukan dan dikembangkan oleh Max Factor dan terus berkembang hingga hari ini.