Advertisement
Indonesia menempati posisi ke-5 di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, India, dan Jepang untuk banyaknya startup (perusahaan rintisan) yang berdiri di negara tersebut. Hal itu didapatkan dari data Startup Ranking di tahun 2019.
Sayang sekali, dari jumlah yang banyak tersebut, hanya sedikit sekali yang bisa bertumbuh dengan baik. Bahkan, hanya sedikit pula dari startup Indonesia yang bisa berkembang menjadi unicorn.
Unicorn atau unikorn dilabelkan pada startup yang sudah memiliki nilai kapitalisasi hingga lebih dari $1 miliar. Istilah ini merujuk pada hewan mitos, karena perkembangan startup menjadi unicorn juga sangat terbilang langka, kalau tidak mau dibilang "mitos". Apalagi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Bahkan, ide-ide menarik dari pendiri startup Indonesia terpaksa harus hilang bersama runtuhnya perusahaan rintisannya. Jumlah startup yang harus tutup usia, bahkan jauh sebelum bisa mengumpulkan hasil jauh lebih banyak ketimbang startup yang berhasil tetap berdiri.
Berikut ada 4 hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang pendiri (founder) dari startup Indonesia agar bisa mewujudkan mimpinya menjadikan perusahaan rintisannya menjadi unicorn.
1. SDM
Jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar ke-4 di dunia, setelah India, Tiongkok, dan Amerika. Usia produktif mencapai lebih dari 185 juta jiwa. Namun, sumber daya manusia (SDM) dan talenta yang diperlukan untuk pengembangan startup masih terbilang sangat kurang. Jumlah yang banyak tersebut, berbanding terbalik dengan kualitasnya.
Hal yang ditenggarai menjadi penyebab utama kurangnya kualitas SDM adalah sistem pendidikan. Jadi, bila Anda mencoba untuk mendirikan perusahaan rintisan, maka pastikan Anda merekrut SDM-SDM terbaik. Misalnya, perusahaan rintisan Anda berupa media atau hiburan, maka Anda membutuhkan programer, website builder, penulis, dan desainer terbaik di bidangnya untuk mampu bersaing.
2. Produk dan Pasar
Setelah menemukan SDM terbaik tentunya Anda sudah tahu kemana produk yang Anda hasilkan harus dipasarkan. Pasar didapatkan dari analisis dan survey, atau riset yang serius. Tidak bisa didapatkan berdasar asumsi yang spekulatif.
Dalam kondisi tersebut, Anda bisa menemukan pasar dan berikutnya akan menemukan pelanggan. Ini hal yang mesti dipertimbangkan seorang founder startup Indonesia. Pasar seperi apa yang dikeker dan menjadi jawaban dari ide brilian startup tersebut.
3. Sumber Dana
Ada banyak startup yang berdiri tanpa pendanaan yang mencukupi. Bisa dibilang, mendirikan perusahaan rintisan berarti Anda membutuhkan modal yang besar. Pertanyaannya, darimana sumber modal tersebut?
Bisa jadi berupa hutang atau pinjaman, bisa juga berasal dari kantong pendirinya sendiri. Hal ini juga mesti dipertimbangkan oleh founder startup Indonesia, bahkan jauh sebelum startup-nya didirikan. Mesti dipertimbangkan dengan baik, darimana sumber dana untuk pendirian startup tersebut. Mulai dari server, internet, modal awal, dan sebagainya, tentunya tidak sedikit membutuhkan dana.
4. Investor
Ketika satu perusahaan rintisan akan berkembang, maka unsur terpenting berikutnya adalah investor. Seseorang atau perusahaan yang berinvestasi di satu perusahaan startup tentu akan menjadi kunci perkembangan perusahaan tersebut ke level berikutnya.
Akses ke investor masih sulit didapatkan oleh startup Indonesia. Karena itu, hal ini menjadi masalah yang kerap menimpa para pendiri startup Indonesia. Ada banyak investor, bahkan investor asing yang mungkin bersedia menyuntikkan dana segar ke perusahaan rintisan. Tapi sayangnya, startup Indonesia tidak memiliki atau tidak mengetahui akses menuju ke sana.
Itu tadi 4 hal yang mesti dipertimbangkan dengan baik oleh pendiri maupun pengembang startup Indonesia. Dengan demikian, perusahaan rintisan bisa menjadi berkembang, serta menciptakan peluang-peluang membuka lapangan pekerjaan yang baru. Serta mampu menjadikan Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.