Parafrase, Cara Menulis Ulang Sebuah Teks Tanpa Plagiarisme -->
close
Pojok Seni
23 March 2021, 3/23/2021 09:23:00 AM WIB
Terbaru 2021-03-23T02:23:09Z
Artikel

Parafrase, Cara Menulis Ulang Sebuah Teks Tanpa Plagiarisme

Advertisement



Oleh: Diah Irawati*

Plagiarisme merupakan salah satu hal yang paling dilarang, bahkan diharamkan dalam sebuah penulisan. Karena itu, tindakan plagiarisme harus dihindari karena bisa bermasalah dengan hukum. Namun, bagaimana caranya menuliskan sebuah artikel yang berangkat dari gagasan tertentu, namun gagasan tersebut sudah pernah dituliskan orang lain?

Bisa dikatakan bahwa nyaris semua ide dan gagasan sudah dituliskan oleh orang lain di dunia maya. Jadi, untuk menghindari plagiarisme, kebanyakan penulis memilih untuk memparafrasekan teks tersebut. Parafrase diartikan sebagai cara menguraikan sebuah teks dalam bentuk tuturan lain, dengan tujuan tertentu. Misalnya, menjelaskan makna di dalam satu tulisan dengan lebih jelas atau mudah dipahami. 

Di pojokseni.com misalnya, ketika seorang penulis Pojokseni mencoba memaparkan makna yang tersembunyi di balik tulisan Albert Camus dalam esainya ke bentuk artikel yang lebih lugas dan mudah dipahami bahasanya. Karena itu, parafrase juga bisa diartikan sebagai pengungkapan kembali suatu tuturan dalam tingkatan bahasa yang lain. Hal itu bisa berguna bagi banyak orang yang cukup kesulitan mengartikan secara langsung apa yang dituliskan dalam teks pertama. Contoh lain adalah ketika pojokseni.com memparafrasekan tulisan Jean-paul Sartre tentang manifesto "eksistensi datang lebih dulu daripada esensi" dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.

Definisi parafrase menurut KBBI adalah: "proses atau hasil pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya." Dengan demikian, syarat utama dari parafrase adalah tidak mengubah substansi tulisan tersebut. Juga tidak menggiring pembacanya untuk memiliki definisi berbeda dengan penulis awal. Asal kata parafrase adalah paraphrase dalam Bahasa Inggris, yang berasal dari kata paraphrasis dalam bahasa Latin, atau para phrasein dari bahasa Yunani. Artinya tetap sama yakni proses memberi ekspresi tambahan.

Cara Memparafrasekan Sebuah Tulisan


Tips untuk memparafrasekan sebuah teks tertulis dimulai dari membaca terlebih dulu teks yang akan diparafrasekan. Tujuannya adalah untuk menangkap topik, gagasan, premis, ide pokok, dan substansi tulisan dari teks yang akan diparafrasekan. Mulai dari setiap kalimat, hingga teks keseluruhan harus berhasil ditangkap semua alur, dan sebagainya. Setelah itu, ambil hal yang terpenting seperti gagasan-gagasan utama. Contoh, atau permisalan, atau mungkin ilustrasi tertentu bisa diabaikan.

Setelah proses membaca selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai menuliskan ulang apa yang sudah dibaca tersebut. Anda perlu menuliskan dengan bahasa Anda sendiri, dengan kalimat yang lebih mudah dipahami, efektif, dan ringkas. Beberapa hal yang diingat dalam parafrase (yang menjadi ciri-ciri parafrase) antara lain;

  • Substansi teks/tulisan tidak berubah
  • Bentuk tuturan menjadi berubah/berbeda

Substansi teks atau tulisan tidak berubah berarti makna dari tulisan tersebut tetap sama. Tidak ada proses pemaknaan yang keliru sebelum memparafrasekan sesuatu teks. Sedangkan bentuk tuturan menjadi berubah, dengan kata lain cara Anda menyampaikan makna tersebut menjadi berbeda. Bahasa yang digunakan juga bisa jadi berbeda, termasuk gaya bahasa yang digunakan. 

Apabila teks tersebut Anda sampaikan dalam bentuk lisan, maka proses tersebut dinamakan "parafrase lisan". Namun, bila Anda melakukan penulisan ulang menjadi tulisan atau teks lain, maka proses itu disebut "parafrase tulisan". Hanya cara penyampaiannya saja yang berbeda, namun proses parafrasenya tetap sama.

Langkah-langkah Memparafrasekan


Dari penjelasan di atas, kita bisa menyusun langkah-langkah yang dilakukan untuk memparafrasekan sebuah teks tertentu. Dimulai dari membaca teks tersebut untuk mengambil inti atau pokok pikiran, kemudian Anda menentukan terlebih dulu gaya tuturan/tulisan yang akan Anda pilih sebagai proses variasi. Kemudian, susun dulu pokok pikiran yang akan ditulis ulang, bisa jadi Anda sempurnakan dengan tambahan ide asalkan tetap tidak mengubah substansinya. Terakhir, Anda mulai menuliskan teks parafrase yang dibutuhkan.

Jadi, kurang lebih langkah-langkah memparafrasekan teks tertentu, atau membuat parafrase adalah sebagai berikut:

  • membaca teks komprehensif dan menyeluruh
  • menentukan pokok-pokok pikiran atau substansi tulisan
  • memilih tuturan yang akan digunakan
  • menyusun pokok pikiran
  • menyempurnakan pokok pikiran dengan tambahan ide tertentu
  • menulis teks parafrase

Parafrase pada Puisi


Karena parafrase adalah proses menulis ulang sebuah teks, tentunya parafrase bisa juga dilakukan pada berbagai teks lainnya. Tapi, bagaimana dengan teks berbentuk puisi? Puisi menggunakan kata kias, metafora, dan ungkapan tertentu yang bisa jadi "menyembunyikan" makna yang ingin disampaikan pada publik tertentu.

Parafrase sangat penting apabila kita ingin mencoba menjelaskan maksud dari puisi tersebut pada orang lain. Misalnya, pada anak sekolahan yang memelajari puisi, namun cukup kesulitan menangkap pesan atau makna dari puisi tersebut. Karena itu, tulisan parafrase akan sangat membantu mereka mengerti apa yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya.

Proses parafrase pada puisi juga dimulai dengan membaca puisi secara utuh dan menyeluruh. Setiap diksi dalam puisi harus dipahami dengan utuh, lalu mulai jelaskan kata-kata kias dalam puisi tersebut dalam bahasa yang lebih lugas dan mudah dipahami. Terakhir, mulai tulis lagi isi puisi tersebut dalam bentuk prosa secara tertulis. Nah, dengan demikian Anda sudah bisa menyampaikan baik secara lisan, maupun tulisan parafrase.

Proses Lain yang Mirip Parafrase


Selain istilah parafrase, masih banyak istilah lain yang mirip. Namun, tidak berarti semuanya legal atau diizinkan. Parafrase bisa dikatakan sangat disarankan, karena legal dan memudahkan orang lain untuk mengerti gagasan dari penulis sebelumnya.

Tidak hanya itu, parafrase juga menjadikan kohesi dan koherensi dari tulisan sebelumnya tetap terjaga. Terpenting adalah, sumber dari gagasan tersebut juga harus dicantumkan. Karena itu, parafrase menjadi cara yang "legal dan sah di mata hukum" untuk meminjam gagasan atau pernyataan orang lain dengan lebih detail dan lengkap.

Untuk lebih jelasnya, lihat contoh parafrase kalimat berikut ini.

Kalimat asli:

Adhyra Irianto kembali menerbitkan buku terbarunya di tahun 2021, dengan judul Pelukis & Wanita. (Rakyatbengkulu.com)

Parafrase:

Hasil karya Adhyra Irianto berupa buku naskah drama berjudul Pelukis & Wanita yang diterbitkan tahun 2021 ini menambah panjang deretan karya dramawan muda asal Rejang Lebong tersebut. (kopicurup.id)

Selain parafrase ada proses lain yang mirip dengan parafrase namun cukup berisiko. Misalnya, copywriting alias menulis ulang sebuah artikel. Jadi, Anda menulis artikel dengan sumber artikel lainnya. Namun hal ini bisa berisiko plagiarisme bila tidak dilakukan dengan hati-hati.

Atau, meringkas suatu teks. Meringkas bukan parafrase, karena bertujuan untuk "memendekkan" satu artikel dengan hanya mengambil intisarinya saja. Tentunya, proses meringkas bisa menjadikan satu buku setebal 100 lembar, menjadi hanya tiga atau empat halaman saja.

Parafrase bukan menulis ulang, juga bukan meringkas, apalagi plagiasi. Parafrase melakukan penulisan berdasar tulisan lain dengan gaya bahasa yang berbeda. Dengan demikian, pilihan kata atau struktur kalimat juga berbeda. Terpenting adalah, ide dari tulisan tersebut tetap sama. 

Batas yang "diizinkan" untuk plagiasi dari parafrase hanya di bawah 10% kemiripan, itupun dengan syarat menuliskan atau mencantumkan sumber dari tulisan yang dimaksud.

*Diah Irawati, S.S, M.Pd adalah seorang tenaga pengajar berdomisili di Rejang Lebong.

Ads