Advertisement
F.R.A.N.K band rock asal Bandung rilis single Discourse |
PojokSeni.com - Ketika band trio asal Bandung F.R.A.N.K mengirimkan sampel single terbarunya bertajuk Discourse, band ini menyebutkan bahwa mereka terpengaruh (terinspirasi) oleh band semacam The Vines, The Vintage Caravan dan beberapa nama lainnya.
Meski PojokSeni mengenal nama The Vines, band rock asal Australia, namun ternyata The Vintage Caravan (beserta band-band berikutnya yang juga disebut sebagai inspirasi oleh F.R.A.N.K) cukup asing di telinga kami. Maka PojokSeni memilih untuk mendengarkan terlebih dulu band-band yang mereka sebutkan sebagai inspirasi tersebut, sebelum akhirnya memasang headphone untuk mendengarkan single terbaru mereka yang bertajuk Discourse tersebut.
Setelah menikmati beberapa nomor dari The Vintage Caravan yang ternyata asyik juga, juga mendengar dua-tiga lagu dari band-band yang mereka sebut sebagai inspirasi, barulah PojokSeni bersiap untuk mendengarkan karya mereka. Dan, ... tunggu kami tidak asing dengan genre yang mereka mainkan.
Single ini unik, dimulai dengan riff gitar yang tidak begitu berat, lebih condong ke grunge, lalu teriakan vokalisnya menyerang telinga. Oh, The White Stripes langsung teringat. Duo asal Amerika itu, yang digawangi dua orang suami istri, lalu bandnya bubar karena mereka bercerai. Salah satu lagu yang paling PojokSeni sering dengar dari band itu adalah Blue Orchid dan Hardest Button to Button.
Saat itulah, PojokSeni seakan tidak asing dengan genre yang mereka mainkan. Berbeda dengan band-band yang mereka sebutkan sebagai inspirasi, The White Stripes adalah band yang lagu-lagunya selalu ada di dalam list dengar PojokSeni. Apalagi ketika "kemarahan" di dalam lagu ini terasa kental lewat "scream" vokalisnya, pengaruh The White Stripes terasa begitu kentara. Tapi, F.R.A.N.K lebih unik karena menjelang masuk ke solo gitar nan emosional, temponya diperlambat (ritenuto) lalu kemudian kembali ke tempo awal (tempo primo).
Perubahan tempo dalam satu lagu ini menunjukkan bahwa F.R.A.N.K mencoba eksperimentasi musikal dengan menggabungkan hard rock, rock progresif dan grunge dalam satu lagu. Juga sedikit ada sentuhan musik Punk. Ini pula yang menjadikan lagu pendek berdurasi hanya 2 menitan ini terasa begitu padat dan asyik didengarkan.
Masuk ke solo gitar, yah kembali PojokSeni teringat dengan salah satu band yang terus berada di list dengar kami. Band gaek, Deep Purple. Entah kenapa, lead gitarnya mengingatkan pada lagu Highway Star, mungkin karena warna suaranya yang mirip dan diakhiri dengan permainan handle, khas Ritchie Blackmore. Jadi, The White Stripes dan Deep Purple (menurut kami) termasuk dalam "bumbu" utama yang diracik menjadi satu single bertajuk Discourse ini.
Band seperti ini cukup sulit ditemukan lagi di Indonesia. Era-era tahun 1990-an hingga 2000-an mungkin ada banyak band seperti ini berseliweran di radio, festival dan televisi. Namun, di era "folk" yang cenderung klise seperti saat ini, band cadas yang mencoba banyak eksperimen musikal dalam lagunya cukup sulit ditemukan.
Itu kenapa, Anda harus mendengarkan single Discourse dari band ini.
Sedikit Saran
Hanya saja, kalau boleh memberikan saran, PojokSeni menerima beberapa single yang dibuat oleh band-band baru Indonesia dan menemukan satu kesamaan. Yah, mereka menggunakan Bahasa Inggris. Mungkin karena ingin mengejar pasar di luar negeri, atau alasan lainnya. Tapi, akan lebih menarik dan juga mencirikan bahwa ini band Indonesia, ada satu atau dua lagu yang mereka buat dalam albumnya berbahasa Indonesia, bahkan bila perlu berbahasa daerah. Karena, band dengan aliran musik grunge misalnya, tapi berbahasa Inggris, maka akan tak begitu kentara perbedaannya dengan Nirvana yang sudah terlebih dulu ada.
Yah, cukup asyik bukan melihat band asal Jepang berhasil mendunia dengan lagu berbahasa Inggris-Jepang, atau para lelaki dan wanita dalam boyband dan girlband asal Korea itu, yang juga mendunia dengan lagu berbahasa Korea-nya. Karena musik memang bahasa universal, lirik bukan hal yang utama untuk menunjukkan kualitas musikalitas dari satu lagu. Semua orang bisa tersentuh pikirannya dan juga perasaannya karena musik.
Ditambah lagi, banyak band-band indie yang muncul belakangan ini hadir dengan bahasa Indonesia yang diharapkannya lebih "nyastra" meski cenderung klise. Sedangkan untuk musik hard rock ini, tentunya akan lebih enak didengarkan karena bahasanya yang lebih lugas. Semacam lirik buatan Jamrud yang begitu tahan lama di kepala, atau kemarahan Boomerang yang juga begitu lugas dalam liriknya. Atau, lebih "Kahlil Gibran" seperti Dewa 19, polos khas anak muda seperti Sheila on 7 dan sebagainya. Pasti asyik tuh, dan bisa menjangkau pendengar Indonesia yang jauh lebih banyak.
Lagu terbaru dari F.R.A.N.K bertajuk Discourse ini bisa Anda dengarkan di Spotify atau di akun YouTube F.R.A.N.K