Advertisement
Di beberapa daerah yang ada di Indonesia,
terdapat beberapa aksara menarik yang bagus untuk diketahui. Jika aksara Jawa
terlihat memukau dengan lengkungannya, maka Aksara Kaganga ini kebalikan dari
aksara Jawa, karena bentuknya yang berupa tarikan garis lurus.
Aksa Kaganga ini memang terlihat unik dalam balutan
bentuknya yang tak kalah unik. Akasara Kaganga memulai hurufnya dengan Ka
kemudian diakhirnya dengan Nya. Untuk menemukan Aksara Kaganga, Anda bisa berkunjung
ke beberapa daerah di sekitar Suatera Selatan, Anda bisa memulainya dari
Provinsi Bengkulu, kemudian daerah-daerah lainnya di Sumatera Selatan.
Dulunya, Aksara Kaganga biasa disebut Aksara
Rejang, Rencong, atau Aksara Rikung. Antara Aksara Kaganga dari Bengkulu dengan
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan terletak pada bentuknya. Jika
diperhatikan, Aksara Kaganga dari Bengkulu memang terlihat lurus, namun jika
diperhatikan lagi, semakin ke Sumatera Selatan, maka bentuk aksara ini mulai
berbelok-belok bentuknya.
Jika menulis tulisan biasa ditulis dengan lurus,
maka berbeda dengan aksara keren ini yang memiliki bentuk miring. Bahkan
berdasarkan Wikipedia, aksara dari provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera
Selatan ini nyaris mirip dengan aksara India. Pendapat inilah yang membuat
pendapat bahwa aksara ini mulai berkembang pada zaman Hindu – Budha semakin
kuat.
Aksara Kaganga juga dikenal Surat Ulu. Pada beberapa penelitian
menyebutkan, bahwa Surat Ulu ini masih saudaraan dengan aksara Batak. Jika
ditelusuri lebih jauh, akan didapatkan bahwa pertamakali istilah ini lahir
didapatkan dari sebuah buku yang berjudul ‘Folk Literatur of South Sumatera,
Redjang Kaganga Texts’ yang terbit di tahun 1964 oleh Australian
National University.
Istilah Aksara Kaganga diduga diciptakan oleh penulis buku
tersebut yang bernama Mercyn A. Jaspan. Bagi masyarakat Rejang Lebong, khususnya Suka Rejang, Aksara dan
bahasa lokal biasanya hanya digunakan ketika ada pernikahan, peringatan hari
besar atau penyambutan tamu. Hal ini karena selain adanya prosesi adat, menulis
Aksara Kaganga juga diperlombakan.
Kita tidak bisa menutup mata, bahwa aksara mulai ditinggalkan oleh
empunya, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan aksara ini. Bahkan, menurut
Kabid Pembinaan PAUD dan Non Formal, Aksara Kaganga ini harus dimasukkan ke
dalam pelajaran lokal, dan itu telah terwujud kini.
Bukan hanya itu, kini sudah banyak buku yang membahas mengenai
aksara kaganga yang dapat ditemukan di berbagai tempat, dan ada juga yang
dibagian lewat taman bacaan. Di Rejang Lebong terdapat seorang toko masyarakat
yang bernama Santoso, ia adalah seorang yang sangat piawai merawat aksara ini.
Bahkan agar aksara ini mudah diakses dan dipelajari , Santoso menciptakan
sebuah aplikasi di komputer sebagai sarana belajar masyarakat luas.
Hal ini dilakukannya agar Aksara Kaganga tidak punah dan terus
dikenal oleh anak cucunya kelak. Yap, memang sudah seharsunya kita semua
merawat sesuatu yang sudah ada di negeri ini, baik seni ataupun budayanya,
karena semua adalah bagian dari kepingan sejarah yang berarti yang layak
dibanggakan Indonesia.
Bagi Anda yang mengaku mencintai segala hal dari tanah ini, tentu
Anda harus ikut andil dalam melestarikan semua budaya, adat, dan seni yang
dimiliki oleh semua daerah di Indonesia. Ambil bagian sebagai perawat
nilai-nilai sejarah di masa lalu.
Demikianlah artikel singkat mengenai Aksara Kaganga yang meski Anda
tahu, semoga bisa menambah wawasan Anda dan menghadirkan cinta agar ikut andil
menjaganya dari kepunahan. Baca artikel lain tentang Aksara Kaganga di Pojokseni.com.