Advertisement
pojokseni.com - Dalam membuat sebuah karya tulis, termasuk juga di dalamnya menulis prosa, maka aturan membuat kalimat yang efektif dibutuhkan agar pembaca mampu menafsirkan dengan baik makna kalimat. Sering kali, karena ingin gaya-gayaan atau mungkin ingin terlihat beda, ada banyak yang menulis kalimat dengan struktur gramatikal yang berantakan.
Hal itu tidak hanya merusak karyanya sendiri, tapi juga menjauhkan pembaca dari karya tersebut. Siapa yang tahan baca novel ratusan halaman namun berisi kalimat-kalimat yang berantakan?
Itu alasan utama kenapa harus menyusun kalimat yang efektif. Di judul artikel ini, PojokSeni menggunakan istilah "aransemen" yang mungkin lebih sering digunakan pada karya musik. Aransemen yang dimaksud dalam kalimat di atas adalah usaha untuk menyesuaikan komposisi yang harmonis dalam sebuah kalimat dan karya tulis secara keseluruhan.
Hal tersebut mutlak diperlukan dalam bahasa tulisan. Sebab, ketiadaan intonasi dan artikulasi menjadikan bahasa tulisan mesti tepat aransemennya, agar tidak terjadi ambiguitas dan penggiringan ke arah tafsiran yang keliru.
Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk menyusun kalimat yang efektif. Namun dalam artikel ini, ada dua hal yang akan dijelaskan oleh PojokSeni. Pertama kesepadanan struktur dan kedua kehematan karya.
Kesepadanan Struktur
Struktur kalimat dan ketepatan penggunaannya adalah syarat untuk kesepadanan struktur. Syarat yang paling awal adalah kalimat tersebut minimal terdiri dari subjek dan predikat. Itu adalah unsur klausa minimal untuk membentuk sebuah kalimat.
Ketepatan penggunaan preposisi, konjungsi dan lain sebagainya harus sangat diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif.
Salah satu yang sering kita lihat adalah penggunaan subjek yang berlebihan. Lihat contoh kalimat di bawah ini.
- Aku terkejut ketika aku menyadari dia telah pergi.
- Adik saya ikut pergi ke Padang, jadi adik saya tidak bisa masuk sekolah hari ini.
Dalam kalimat di atas, penggunaan subjek lebih dari satu padahal bisa dibuat menjadi efektif dengan menghilangkan subjek yang berada di tengah. Kalimat tersebut akan jadi lebih efektif apabila seperti ini;
- Aku terkejut ketika menyadari dia telah pergi.
- Adik saya ikut pergi ke Padang, jadi tidak bisa masuk sekolah hari ini.
Berikutnya yang sering ditemukan adalah kesalahan penggunaan preposisi di depan subjek. Kalimat di bawah ini sering kali ditemukan dalam surat perintah atau sebuah pengumuman.
- Bagi seluruh anggota Sanggar Tari Kucing Hitam diharap latihan hari Senin malam.
Preposisi yang ditaruh di depan subjek justru akan mengaburkan subjeknya. Akan lebih efektif bila seperti ini;
- Seluruh anggota Sanggar Tari Kucing Hitam diharap latihan hari Senin malam.
Kesalahan yang juga sering ditemukan dalam aransemen kalimat adalah penggunaan konjungsi. Apalagi bila konjungsi tersebut diletakkan setelah subjek atau sebelum predikat.
- Kau yang telah pergi meninggalkan semua kenangan
Kalimat tersebut justru menjadi perluasan dari subjeknya. Karena itu menjadi kurang efektif. Akan lebih efektif bila konjungsi tersebut dihilangkan.
- Kau telah pergi meninggalkan semua kenangan.
Kehematan Kata
Sering juga ditemukan penggunaan kata yang berlebihan, bertele-tele dan boros. Hal itu tentunya menjadikan kalimat tidak efektif. Syarat kalimat efektif adalah ringkas, maka dua kata yang memiliki arti sama (sinonim) tidak digunakan bersamaan.
Seperti kalimat berikut ini, tentunya sering Anda temukan bukan?
- Semua barang yang tidak diperlukan harus dimasukkan ke dalam gudang.
- Siswa yang datang terlambat belum diperbolehkan masuk ke dalam kelas hingga pukul 1 siang.
Kata "masuk" berarti "ke dalam". Maka menggunakan "masuk" dengan "ke dalam" tidak bisa digunakan bersamaan apabila ingin kalimat yang efektif. Maka akan lebih efektif bila kalimatnya seperti ini;
- Semua barang yang tidak diperlukan harus dimasukkan ke gudang.
- Siswa yang datang terlambat belum diperbolehkan masuk kelas hingga pukul 1 siang.
Selain itu, sering juga ada kata yang menjelaskan sesuatu yang jamak seperti "para" digabungkan dengan kata jamak lainnya. Seperti "para pemuda-pemudi", "para siswa-siswi", "para guru-guru" dan sebagainya.
Agar lebih efektif, Anda bisa memilih menghilangkan "para" atau membuat kata berikutnya menjadi kata tunggal. Seperti "para pemuda" atau "pemuda-pemudi" bukan "para pemuda-pemudi".
Selain sistematis dan tidak boros (bertele-tele) hal berikutnya yang harus dipertimbangkan dalam membuat kalimat yang efektif tentunya tidak ambigu.
Dalam artikel berikutnya, akan dibahas lagi tentang ketegasan makna dan menghindari ambiguitas dalam menyusun kalimat.