Advertisement
Membangun grup seni di daerah tentunya bisa menjadi lapangan pekerjaan yang baik. Pertama, menjadi sumber penghasilan namun berdasar dari minat dan bakat Anda. Kedua, Anda bisa melestarikan budaya lokal, sekaligus fokus pada pengembangan bakat dan minat peserta sanggar Anda.
Namun, untuk membangun grup seni tersebut tidak bisa dari ruang hampa. Setidaknya Anda butuh modal. Pertama, Anda membutuhkan sekretariat.
Bila melihat ke Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata RI Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar Usaha Sanggar Seni pasal 3, ada sertifikasi yang akan diberikan pada sanggar seni sebagai badan usaha. Bahkan, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan Anda bisa mendapatkan dukungan, fasilitasi dan bantuan dari pemerintah, swasta dan sebagainya.
Terkait sekretariat, standar sekretariat sebuah grup seni adalah bangunan seluas 100 meter persegi. Apabila rumah Anda memiliki luas segitu, maka sudah cukup untuk dijadikan sekretariat.
Tidak hanya itu, tapi juga mesti dilengkapi dengan area pelatihan, pintu keluar masuk dan sebagainya. Juga mesti memiliki instruktur/pelatih yang sudah memiliki kapabilitas dan kualitas yang dibutuhkan untuk membangun grup tersebut.
Maka bila Anda sudah memiliki ruang, pelatih dan sebagainya, Anda sudah mulai bisa berkarya di grup seni Anda. Setiap karya telah menjadi produk yang akan di"perjual-belikan".
Setiap grup seni juga mesti mempertimbangkan pelayanan dari grup tersebut memenuhi SOP yang ditentukan. Ada harga yang jelas untuk setiap produk dan jasa yang ditawarkan. Juga mesti ada informasi yang jelas agar peserta pelatihan, pengunjung, peneliti dan sebagainya bisa berkunjung ke sekretariat dengan nyaman.
Setiap pertunjukan juga membutuhkan banyak hal, mulai dari biaya produksi sampai promosi. Maka kembali ke pertanyaan awal, apakah aman bagi grup seni meminjam uang untuk modal?
Berbeda dengan grup usaha lainnya yang bisa dijadikan jaminan untuk meminjam uang, sanggar seni justru tidak bisa. Di luar negeri, ada banyak grup teater yang pinjam uang modal untuk pementasan lalu dikembalikan setelah pentas selesai dilakukan. Jadinya, tidak adanya biaya produksi bukan alasan bagi sebuah grup tidak menggelar pementasan.
Tapi di Indonesia, tentunya hal tersebut masih cukup sulit diwujudkan. Penyebabnya, tidak ada kepercayaan dari penyedia pinjaman kepada sebuah grup seni. Kalaupun ada, hanya di daerah-daerah tertentu saja.
Pinjaman Online, Amankah?
Akhir-akhir ini, banyak kejadian yang kita dengar terkait pinjaman online. Pinjam uang dengan cepat, namun bermasalah ketika setelahnya. Ternyata, masalahnya kebanyakan bukan berasal dari penyedia pinjaman saja, melainkan karena peminjamnya yang mencoba lari dari tanggung jawab.
Pinjaman online yang aman adalah yang sudah terpercaya sejak lama, berkualitas, memiliki layanan kredit tanpa agunan yang mudah, aman.
Salah satu yang direkomendasikan adalah Tunaiku. Tunaiku merupakan produk dari Amar Bank. Amar Bank sudah berdiri sejak tahun 1991 dan sudah dipercaya sejak saat itu. Tunaiku menjadi salah satu produk pinjaman online yang banyak dipilih publik, karena sejak tahun 2014 sudah melayani banyak klien dengan aman, mudah dan nyaman.
Tunaiku menjadi pilihan banyak orang yang membutuhkan pinjaman kredit tanpa agunan dalam kondisi terdesak. Tercatat, mulai dari renovasi rumah, sampai modal pernikahan banyak yang menggunakan jasa dari Tunaiku.
Agar lebih cepat, Anda bisa mengunduh aplikasi Tunaiku untuk pinjam uang secara aman dan cair dalam waktu yang tidak lama. Jadi, Anda bisa juga memanfaatkan aplikasi ini untuk pinjam uang sebagai modal membangun atau renovasi sanggar Anda, termasuk untuk biaya pentas.
Tapi kan pinjaman online cuman bisa meminjamkan uang dalam jumlah kecil? Bagaimana bisa untuk modal usaha?
Nah, disinilah beda Tunaiku dengan penyedia kredit tanpa agunan lainnya. Juga sangat berbeda dengan pinjaman online lainnya. Di Tunaiku, Anda bisa meminjam dana hingga Rp20 juta. Tentunya, dokuman yang dibutuhkan juga tidak banyak, hanya perlu KTP dan isi formulir dengan lengkap dan jujur.
Jadi, sudah siap untuk mendirikan grup yang independen dan mandiri?