Advertisement
Film Dia (India) |
PojokSeni.com - KS Ashoka kembali membuat sebuah film yang bagus. Sutradara satu ini fenomenal dan menjadi bahan perbincangan sejumlah kritikus film India dan dunia, karena filmnya berjudul "6-5=2" beberapa tahun lalu. Ashoka kembali merilis sebuah film berbahasa Kannada (Bengaluru) yang menandakan bahwa film ini "bukan film Bollywood" (berbasis di Mumbai) melainkan film Kannada atau Karnakata (berbasis di Bengaluru, biasa disebut film Sandalwood).
Sebelum bercerita lebih panjang lebar tentang film bertajuk "DIA" (Dia adalah nama tokoh, bukan dia kata ganti orang ketiga) yang menjadi salah satu film romantis tapi tragis ini, PojokSeni akan sedikit mengulas pribadi KS Ashoka, sang penulis naskah sekaligus sutradara dari film yang dirilis 7 Februari 2020 silam ini.
KS Ashoka adalah seorang insinyur dan telah bekerja di suatu perusahaan besar, kemudian mengisi waktu luangnya ia mengikuti kursus penulisan naskah. Kemudian, yah suatu yang mengerikan terjadi, ia meninggalkan pekerjaan dengan gaji yang sangat besar itu, untuk masuk ke dunia film. Padahal "Sandalwood" di India sangat sulit untuk menandingi "Bollywood", namun Ashoka tetap nekat, bahkan tanpa dukungan keluarganya sekalipun. Film perdananya, keluar tahun 2014 silam berjudul "6-5=2" dengan budget yang sedikit, tapi keuntungannya puluhan kali lipat.
Sejak 2014, Ashoka tak muncul lagi, sampai media di India menyebut ada banyak sutradara yang memberikan debut film yang menjanjikan, namun kemudian menghilang. Salah satunya KS Ashoka. Namun ia hadir lagi 6 tahun kemudian, setelah pembuatan naskah dan proses lainnya yang menyita waktu, maka hadirlah kisah berjudul "DIA" ini.
Modal untuk film bisa dibilang sangat kecil, aktor-aktor yang dihadirkan juga dari industri film Kannada di Bengaluru, tentunya lebih hemat biaya. Tapi, naskahnya memiliki kekuatan yang mengerikan. Bila Anda penggemar film India, maka bersiaplah sedih, karena tidak ada nyanyian dan tarian apapun di film ini. Lalu, berharap hati bahagia karena cinta sejati akan menyatu, kebaikan akan menang dan segala klise-klise khas India tidak akan Anda temukan di film ini.
Tentang film "DIA"
Dengan modal yang terbatas, film ini justru mendapatkan empat setengah dari lima bintang oleh Times of India. Beberapa aktor disebut "aktor tingkat 1" khususnya untuk peran-peran utama. Asianet News memuji film ini meski menyebut bagian awal cukup lambat. Yah, memang seperti diberi "pemanasan" di awal, namun semakin ke akhir film, maka nafas Anda akan semakin sesak.
Film ini juga mendapatkan rating yang tinggi dari IMDB yakni 8,4 dari 10.
Sutradara film semacam merayakan patah hati, sepatah-patahnya. Tragisnya kisah cinta yang dihadirkan dalam film ini mengingatkan kita tentang tragisnya Romeo & Juliet yang bahkan sampai mati pun tak juga mampu bersatu.
Skenario/naskah mendapatkan apresiasi paling tinggi di film ini. Arahan sutradara, pertunjukan, sinematografi dan musik pilihan yang dipilih juga mendapatkan pujian. Meski diceritakan dengan tenang, (dan terampil) memadukan nyata dan mimpi, fakta dan fiksi, cinta dan patah hati, semuanya sublim dan menyentuh jiwa.
Tidak hanya itu, pemikiran tokoh masuk dalam plot, tapi sutradara tahu benar cara menghindari klise. Film ini mengajarkan tentang persamaan emosi sejati manusia, antara cinta dengan patah hati, antara hidup dengan kematian, antara keceriaan dengan terkoyak-koyak. Semua yang kerap bertukar-tukar dalam hidup, tanpa diprediksi.
(Artikel ini berisi spoiler cerita, jadi bila belum nonton, sebaiknya berhenti membaca di batas ini)
Cerita di Film DIA
Awal ceritanya bermula dari seorang wanita yang introvert, tak punya banyak teman, takut berbicara dengan orang lain, ia bernama Dia Swaroop (diperankan oleh Kushi Ravi). Ia merupakan mahasiswi jurusan bioteknologi di salah satu universitas di Bengaluru.
Dia jatuh cinta, bahkan pada pandangan pertama, pada seniornya bernama Rohith (diperankan oleh Dheekshith Shetty). Rohith adalah mahasiswa S2 jurusan berbeda, yang jago menggambar dengan teknik dot (hanya menggunakan titik-titik tanpa garis). Salah satu gambar yang pertama dipamerkannya di Mading Kampus adalah gambar selebritis cantik India, Aisyawarya Rai.
Semua orang mengagumi gambar tersebut, Dia cemburu. Ketika orang tidak melihat lagi gambar itu, ia mencurinya dan membawa pulang. Rohith dan temannya yang bingung karena gambarnya dicuri, lalu menempelkan karya yang lain, yakni gambar seorang bayi. Lagi-lagi, Dia mencurinya.
Sampai Dia terpikir untuk berkenalan dengan Rohith. Ia kebingungan, bahkan tidak bisa berpikir ketika melihat Rohith. Ketika berada di perpustakaan, ia hanya terbengong. Ketika berada di laboratorium dan melihat Rohith, gelas kimia di tangannya bahkan terlepas dan membuat gaduh satu laboratorium. Ketika di kelas, ia bahkan ditegur oleh dosen, karena hanya menatap ke luar jendela.
Dia melatih dialog untuk berkenalan dengan Rohith semalaman (bahkan bermalam-malam). Ia bertemu topik yang tepat untuk memulai pembicaraan dengan Rohith, yakni mengembalikan gambar (yang dicurinya) yang "ia temukan di lapangan basket". Tapi sayang sekali, meski mendapatkan beberapa kesempatan untuk berbicara dengan Rohith, Dia justru tertunduk malu. Ia tidak berani.
Sampai akhirnya ia berhasil mengumpulkan keberaniannya perlahan-lahan. Suatu hari, ia memantapkan diri akan berkenalan dengan Rohith. Ia datang ke kampus, menunggu Rohith keluar dari gedung, sampai malam. Rohith tak kunjung keluar.
Esoknya, ia datangi lagi jurusan itu, dan bertemu dengan salah satu rekan sekelas Rohith. Dari rekannya itu, ia tahu bahwa Rohith mendapat tawaran bekerja di Korea Selatan dan berhenti kuliah. Maka gadis introvert ini menjalani kehidupan rutinnya yang hampa hingga tamat kuliah.
Tiga tahun kemudian, ia bekerja di Mumbai. Tinggal di suatu apartemen dengan ayahnya. Ia tinggal di kamar 702 dan di depannya, ini mengejutkan, bahwa di kamar 701 yang tinggal di sana adalah Rohith. Sampai mereka berdua bertemu di lift, dan sama-sama naik ke lantai 7.
Selama perjalanan dari lantai 1, lagi-lagi Dia berlatih dialog untuk memulai perkenalan dengan Rohith. Di setiap lantai, orang dalam lift yang lain satu per satu turun, dan ketika di lantai 6, hanya ada mereka berdua di dalam lift.
Dia kembali mencoba mengumpulkan keberaniannya, tapi sayang sekali, ketika pintu lift terbuka, ia tak kunjung berani bahkan sekedar menyapa Rohith. Ia memilih langsung keluar lift, namun Rohith ternyata memanggilnya terlebih dulu.
"Kamu, Dia Swaroop, kan? Pernah kuliah di Bengaluru? Perkenalkan, saya Rohith, saya juga kuliah di sana, dulu. Saya pernah melihat kamu."
Dia Swaroop bahagia tak kepalang. Tapi, hanya senyum simpul yang ia tampakkan pada Rohith. Ia bercerita bahwa ia juga pernah melihat Rohith dan keduanya terkejut bahwa apartemen mereka berhadapan.
Setelah peristiwa itu, keduanya mulai dekat. Sering ngobrol, jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama. Tidak seperti film India pada umumnya, kisah cinta mereka justru membuat tertawa. Rohith kerap jogging setiap pagi, dan Dia memastikan dirinya harus bangun pagi, lalu mengintip Rohith keluar dari apartemennya. Ketika Rohith keluar, ia akan membuka pintu, pura-pura ingin mengambil koran pagi. Begitulah, sampai akhirnya mereka bisa ke kantor sama-sama, dan semakin akrab.
Sampai akhirnya, Dia melihat Rohith berbicara dengan seorang wanita, lalu memeluknya. Ia marah dan melampiaskannya dengan merobek dua gambar karya Rohith yang dulu ia curi di kampus.
Keesokan hari, ia dikirimi Rohith sebuah buku gambar besar. Ternyata, di dalamnya, semua adalah gambar Dia, ketika kuliah di Bengaluru. Ia menemui Rohith, dan keduanya saling bercerita bahwa mereka sama-sama malu untuk sekedar menyapa dan berkenalan. Di dalam lift, Rohith bahkan berlatih dialog kalimat pertama yang mesti disampaikannya. Yah, kalimat pertama yang membuat mereka berdua bisa berkenalan ternyata dilatih dari lantai 1 oleh Rohith.
Dengan awal film yang lambat itulah, akhirnya kita disuguhi kisah cinta Dia dengan Rohith. Di atas motor, Rohith mengatakan minggu depan ia akan melamar Dia. Saudara dan keluarganya dari Bengaluru akan datang ke Mumbai untuk melamar. Masih di tengah perjalanan, Dia belum menjawab, motor mereka ditabrak oleh mobil yang dikendarai orang mabuk. Keduanya tergeletak tak sadarkan diri di tengah jalan.
Dia Swaroop hanya mengalami luka di kaki, sedikit di kepala dan leher, serta tangannya patah. Sedangkan Rohith meninggal dunia. Di tengah kondisi yang begitu lemah, Dia bahkan tidak punya tenaga untuk menangis. Pintu ruang rawatnya dibuka, hanya untuk memperlihatkan jenazah Rohith yang akan dibawa pergi dari rumah sakit.
Agar lebih tenang dari depresinya, Dia dipulangkan ke Bengaluru. Orang tuanya masih berada di Mumbai, dan Dia tinggal bersama keponakannya. Suatu hari, di perjalanan menuju rumah sakit untuk cek kondisi kesehatan tubuh dan tangannya yang patah, Dia dijambret. Seorang lelaki bernama Adi mengejar penjambret itu. Ketika ia berhasil mengejar penjambret dan menghajarnya, ia pulang membawa tas tersebut dan tidak menemukan Dia Swaroop.
Dia Swaroop ternyata tengah berada di rel kereta api. Ia berencana untuk bunuh diri. Ditinggalkan oleh Rohith membuatnya tak semangat lagi untuk hidup. Namun, ketika keretanya mendekat, ia justru berteriak dan berlari. Yah, ia terlalu penakut. Untuk menyapa Rohith saja di awal film, ia tidak berani. Apalagi menghadapi kematian.
Ia duduk di dekat rel kereta api, sedangkan ponselnya terus berdering. Ternyata, seorang yang bernama Adi tadi yang menelponnya, mengatakan bahwa tasnya berada padanya. Dia berkata, ia tidak butuh lagi tas itu, dan seluruh uang di dalamnya silahkan ambil.
Cerita yang tadinya terpusat pada Dia, sekarang mulai bergeser ke Adi. Adi tinggal di Bengaluru, sedangkan ibunya bernama Lakki tinggal di Karwar. Ibunya seorang dokter, dan datang ke Bengaluru untuk urusan pekerjaan di rumah sakit.
Sambil menunggu ibunya, Adi kembali bertemu dengan Dia Swaroop yang tatapannya kosong menunggu giliran diperiksa. Ia berkata pada Dia, silahkan menunggu sebentar, ia akan pulang dan mengambil tasnya. Sayangnya, ketika ia kembali, Dia kembali menghilang.
Maka dari kejadian itu, Adi berkomitmen, bila ia bertemu dengan Dia lagi, ia tidak akan meninggalkannya sesaatpun sampai ia bisa mengembalikan tas itu. Dari sebuah pertemuan tak terduga berikutnya, ia mengajak Dia ikut berjalan ke rumah kontrakannya untuk mengambil tas milik Dia.
Dia akhirnya bercerita bahwa di saat itu, ia sedang berencana untuk bunuh diri. Adi adalah orang yang ceria dan akhirnya mampu mengeluarkan Dia dari kekacauan pikirannya itu. Sampai akhirnya, mereka bersahabat dekat.
Dia dipanggil oleh ayahnya kembali ke Mumbai, dan pertemuan terakhir mereka di Bengaluru begitu membahagiakan Dia Swaroop. Namun, meski mereka sudah berjanji untuk terus bersahabat dan tidak mencintai, ternyata kebersamaan selama di Bengaluru membuat keduanya saling suka. Lalu akhirnya, tanpa ada yang mengungkapkan perasaannya, mereka berdua sama-sama mengakui bahwa telah jatuh cinta.
Karwar adalah kota sebelum Mumbai, bila melakukan perjalanan dari Bengaluru yang terletak di selatan India. Maka, keesokan harinya, ketika Dia Swaroop ingin pulang ke Mumbai, Adi mengikuti dengan berkata ingin bertemu ibunya di Karwar. Maka mereka kembali menghabiskan waktu bersama.
Perpisahan terjadi di Karwar, dan Dia pulang ke Mumbai tanpa bisa ditunda lagi. Adi begitu bahagia, mereka bahkan terus telponan selama Dia berada di kereta. Dia terus tersenyum, hatinya berbunga setelah selama ini telah merasa mati. Tempat di hatinya yang kosong ditinggalkan Rohith, sekarang telah berisi kembali.
Sampai ke Mumbai, ia terkejut karena ia justru bertemu dengan Rohith. Maka terungkaplah bahwa sebenarnya Rohith tidak meninggal tapi kecelakaan itu membuat ia lumpuh otak. Dokter tidak berani memastikan ia bisa sembuh atau tidak, dan untuk proses penyembuhannya, Rohith dibawa ke Singapura.
Ayah Dia memutuskan untuk mengatakan bahwa Rohith telah meninggal dunia. Karena bila dikatakan Rohith masih hidup dan sedang berobat tanpa ada kepastian akan sembuh atau akan tetap tergeletak di atas kasur selama sisa hidupnya, maka tentu Dia Swaroop akan terus menunggu Rohith.
Apabila nanti Rohith memang tidak kunjung sembuh, maka Dia Swaroop yang menyangka Rohith meninggal, tentu akan menemukan orang lain seiring berjalan waktu. Namun, bila Rohith nyatanya sembuh nantinya, mereka bisa bicara yang sebenarnya pada Dia dan akhirnya menikahkan mereka berdua.
Dia terkejut bukan kepalang. Ia menelpon Adi dan menceritakan semua yang terjadi. Adi meminta waktu sebentar dan mematikan telpon. Ketika ia menelpon lagi, ia menyebut bahwa ia akan membuat ibunya sedih bila ia datang ke Mumbai untuk menculik Dia. Ia merelakan Dia untuk dinikahi oleh Rohith.
Hari pernikahan Dia, Adi ditelpon oleh seorang sepupu Dia di Bengaluru, agar bisa berbarengan ke Mumbai naik bus untuk menghadiri pernikahan Dia dengan Rohith. Adi hanya minta dikirim lokasinya, karena ia berada di Karwar. Lalu, ia berkata pada ibunya bahwa besok akan ke Mumbai untuk menghadiri pernikahan Dia Swaroop.
Ibunya berkata, bila ia pergi ke sana dan pulang dalam keadaan hati yang hancur, maka itu sama saja dengan menusuk pisau ke jantung ibunya. Ibunya berkata, tak ada yang lebih sakit ketimbang melihat anaknya sakit. Saat itu, Adi menunduk, sampai malam harinya ketika ia tidur, ibunya datang dan mencium keningnya. Ia minta maaf karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia melarang Adi melakukan sesuatu hal. Tapi, hal itu dilakukannya karena itulah yang terbaik untuk saat ini.
Tapi, pagi harinya, Adi menelpon ibunya ketika ia sudah berada di kereta. Ia meminta maaf karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia melanggar larangan ibunya. Ia memilih tetap pergi ke Mumbai dan menghadiri pernikahan yang jelas menghancurkan hatinya itu. Ibunya menelpon lagi, tapi Adi yang sudah memantapkan hatinya untuk ke Mumbai memilih mematikan ponselnya.
Nyatanya tidak hanya hatinya yang hancur, tapi begitu pula perasaan Dia Swaroop ketika melihatnya datang ke pernikahan itu. Sampai setelah acara resepsi, Dia menceritakan semuanya pada Rohith. Meski hancur hatinya, bahkan ia berharap tidak sembuh dan mati sekalian, tapi ia tak ingin orang yang dicintainya menderita. Ia mengusir Dia, dan menyuruhnya mengejar Rohith.
Di Karwar, Rohith pulang dan mendapati ibunya meninggal dunia. Seorang tenaga medis yang merupakan rekan kerja ibunya berkata bahwa ada sesuatu yang memicu ibunya gagal jantung. Seandainya ada satu orang saja yang melihat keadaan itu, tentu ibunya masih bisa diselamatkan. Tapi, tidak ada orang di rumah ini, dan Adi yang ditelpon ibunya, justru ponselnya tidak aktif.
Maka Adi menangis sejadi-jadinya, merasa sangat bersalah. Ketika acara penguburan selesai, Adi datang ke rel kereta api. Ia merasa bersalah dan selama ini selalu ceria. Ia mendapatkan pengajaran tentang kehidupan dari ibunya, tapi ia tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup tanpa ibunya.
Sementara Dia Swaroop yang memilih Adi, bukan Rohith, tiba di Karwar. Ia mencari Adi di rumahnya, dan bertemu dengan seorang rekan Adi yang berprofesi sebagai supir bajaj. Mereka lalu mencari Adi di seluruh penjuru kota itu, sampai akhirnya seorang supir bajaj yang lain menyebut bahwa ia melihat Adi duduk di sebuah rel kereta api.
Dia menyusul ke sana, dan akhirnya menemukan Adi masih berdiri menunggu kereta untuk bunuh diri. Dia berteriak memanggil Adi, dan Adi menoleh. Ia bahagia dan terpesona karena Dia Swaroop yang dicintainya sekarang ada di depannya. Tapi, ia terlambat menghindari kereta yang sudah datang. Maka Dia Swaroop melihat Adi tergilas kereta api, tepat di depan matanya.
Apakah Anda tidak sesak napas dengan film "romantik tragik" versi Bengaluru ini?