Advertisement
PojokSeni.com - Walt Disney dikenal selalu membuat film yang bagus dan untung besar di pasaran. Namun, ada dua film yang paling gagal yang diproduksi Disney dalam 10 tahun terakhir. Film lainnya yang juga dibuat dalam 10 tahun terakhir merajai bioskop dengan pendapatan baik di Amerika maupun internasional sangat besar. Namun, berbeda dengan dua film yang akan dibahas dalam artikel ini.
Akting yang jelek, alur cerita yang tidak tertata baik, serta faktor lainnya membuat dua film ini menjadi banjir kritikan dari kritikus film. Apa saja film tersebut?
1. John Carter - produksi tahun 2012
John Carter masih terhitung film baru, karena diproduksi dalam dekade ini. Tahun 2012 silam, Disney mengucurkan dana hingga 250 juta dollar untuk pembuatan film ini. Tapi, sayangnya pendapatan internasional dari film ini adalah 211 juta dollar, sedangkan pendapatan di Amerika Serikat hanya 73 juta dollar. Disney tercatat mendapat kerugian dan film ini dinyatakan gagal.
Kegagalan John Carter yang pertama ini membuat banyak orang tidak begitu menunggu sekuelnya yang sudah diumumkan akan rilis beberapa waktu kemudian.
Tidak hanya gagal secara ekonomi, tapi kritikus juga menyebutkan bahwa naskah film ini juga sama gagalnya. Kualitas jalan cerita disebut sangat buruk, apalagi di bagian tengahnya sehingga banyak yang menyebutkan bahwa naskah film John Carter adalah salah satu yang terjelek untuk film buatan Disney. Adegan aksi dan kualitas visualnya juga dianggap sebagai kelemahan dari film ini. Malangnya, banyak film dengan budget jauh di bawah 250 juta dollar mampu menghadirkan kualitas visual dan adegan aksi yang jauh lebih menarik.
Bahkan ada kritikus yang menyebut bahwa film ini adalah "film berbudget mahal yang tampak seperti film berbudget murah".
2. A Wrinkle in Time - produksi tahun 2018
Berbeda dengan John Carter yang menghabiskan modal hingga 250 juta dollar, maka film satu ini "hanya" menggunakan dana 130 juta dollar untuk biaya pembuatannya. A Wrinkle in Time adalah sebuah film yang diangkat dari novel berjudul sama yang begitu populer. Bahkan, novel karya Madeleine L`Engle yang terbit di tahun 1962 ini menjadi salah satu novel terlaris dan terpopuler abad ke-20, meski sempat dilarang.
Namun, popularitas dari novel ini ternyata tidak begitu berpengaruh pada film besutan Disney satu ini. Dengan modal 130 juta dollar, pendapatan film ini di Amerika Serikat cukup besar mencapai 100 juta dollar. Namun, pendapatan internasionalnya jeblok, hanya 32 juta dollar, yang berarti film ini hanya mendapatkan keuntungan 3 juta dollar saja. Padahal, dari segi visual, film A Wrinkle in Time ini menjadi salah satu film dengan visual terbaik.
Tapi, lagi-lagi jalan ceritanya mendapatkan kritik pedas dari kritikus. Bermula dari sebuah novel yang indah, menjadi naskah yang baik, tapi eksekusi naskahnya (menurut para kritikus) sangat buruk. Kritikus bahkan menyebut bahwa Disney hanya mengincar pasar remaja dan anak-anak yang akan terbius dengan visual namun tidak peduli dengan jalan ceritanya.
Tidak hanya itu, faktor lainnya juga mendapat "hajaran" dari kritikus. Mulai dari akting pemainnya yang "biasa saja" bahkan ada yang tidak bagus beberapa aktornya. Musik yang dipilih juga kurang berkualitas sehingga tidak mendukung adegan. Ditambah lagi banyak plot hole yang menjadikan adegan "jumping" sana-sini.
Meski demikian, Disney bukan rumah produksi sembarangan. Film berkualitas yang dibuatnya juga sudah terlalu banyak dan merajai bioskop Amerika bahkan dunia. Teranyar, sebuah film yang diangkat dari film animasi Disney populer dahulu, Mulan, juga sebenarnya siap rilis. Hanya saja, pandemi Corona yang memaksa Disney menunda film tersebut dirilis.