Advertisement
Ilustrasi pertunjukan teater (Pertunjukan Teater Potlot Palembang) |
Tidak perlu naskah yang sampai 40 lembar ke atas, yang berarti untuk pementasan di atas satu jam, naskah yang digunakan untuk pementasan di bawah satu jam saja bisa membuat seorang aktor pemula menjadi keteteran. Misalnya, seperti naskah yang paling banyak dibawakan oleh teater amatir, Ayahku Pulang (karya Usmar Ismail), naskah ini "hanya" sepanjang 24 halaman saja, namun aktor-aktor pemula banyak yang kesulitan untuk menghafalkan dialognya.
Begitu juga naskah lainnya seperti Barabah karya Motinggo Busye yang hanya terdiri dari 20-an halaman, juga membuat banyak aktor pemula begitu kesulitan menghafalnya. Bahkan, pernah ada seorang aktor yang menangis karena mengaku tak mampu menghafal naskah monolog "Mesin Tik yang Mati" padahal hanya sekitar 8-9 lembar saja?
Berikut ini, ada beberapa penjelasan dan langkah-langkah yang bisa diambil aktor pemula untuk menghafal naskah.
1. Memori jangka panjang dan memori jangka pendek
Otak Anda mirip seperti lemari, dan Anda akan menyimpan "sesuatu" di dalamnya. Ingatan yang akan Anda simpan, selama proses latihan satu naskah, faktanya tidak hanya dialog saja. Tapi, para siswa juga mesti mengingat pelajaran, mahasiswa mengingat tugas-tugas tertentu, dan pekerja akan mengingat pekerjaan lainnya.
Lalu, bagaimana agar dialog dalam naskah tersebut bisa terhafal?
Ada dua jenis memori (ingatan) yang pertama jangka panjang, dan yang kedua jangka pendek. Jangka panjang akan membuat Anda ingat terus dalam waktu lama, bahkan mungkin sampai akhir hayat nanti, sedangkan memori jangka pendek akan cepat terlupakan dalam waktu yang dekat.
Nah, untuk kasus ini, maka dialog-dialog yang Anda hafalkan tersebut mesti masuk ke dalam memori jangka panjang. Bagaimana caranya?
Ingat ketika Anda berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya? Maka mata Anda akan melihat banyak hal, dan semuanya terekam di dalam otak. Tapi, ada banyak hal yang akan terlupa esok harinya. Meski demikian, juga ada beberapa hal yang akan tersimpan terus di dalam otak Anda. Biasanya, hal itu menarik, misalnya ada kecelakaan sepanjang perjalanan tersebut.
Hal kedua yang biasanya akan teringat terus oleh Anda adalah hal yang terus terlihat oleh Anda berulang-ulang selama perjalanan tersebut. Siapa yang tidak ingat bentuk toko roti Holland dengan kincir angin di atasnya? Yah, Anda melihatnya berulang-ulang dan unik, tentunya akan masuk dalam memori jangka panjang di otak Anda.
Maka untuk naskah, buat dia menjadi menarik bagi Anda, dengan kata lain jangan dibuat menjadi "kewajiban" tapi buatlah menjadi kesenangan. Dan kedua, Anda mesti melakukannya berulang-ulang.
Ilustrasi pertunjukan teater (Pertunjukan Teater Salembayung Pekanbaru) |
2. Jangan Memaksa Langsung Menghafal Banyak, dan Istirahat setiap 10 Menit
Otak Anda bisa saja "keram" dan hasilnya tidak maksimal, bila Anda memaksa menghafalkan sampai 10 halaman dengan cepat. Ingat, Anda sedang menghafal dialog, bukan membaca cepat alias proofreading. Tidak seperti membaca novel, Anda mesti berulang-ulang di satu dialog, apalagi dialognya cukup panjang.
Karena itu, ambil stabilo dan beri batas yang akan Anda hafalkan hari ini. Misalnya dua halaman saja, yang memuat sekitar 8-10 dialog. Itu cukup dulu.
Pastikan juga Anda beristirahat selama 10 menit sekali. Setiap istirahat, sekitar 5 menit, beri waktu untuk tubuh Anda beristirahat, jangan berpikir yang lain, minum air putih dan lain sebagainya. Setelah itu, Anda bisa mengulang lagi sampai batas yang Anda ingin hafalkan tadi sudah benar dalam otak Anda.
3. Menghafal Bersama Patner dan Hafalkan "key" Dialog
Ketika proses latihan, sebelum masuk ke bloking adegan, maka mulailah proses menghafal bersama patner atau lawan main Anda. Bila lupa, Anda bisa kembali melihat teks Anda.
Tapi, Anda juga mesti menghafalkan dialog kunci (key) dari lawan Anda. Hal itu bisa membantu Anda menghafal secara asosiatif. Menurut para ahli, menghafal atau menyimpan informasi secara asosiatif akan memudahkan otak. Karena pada dasarnya, otak memang bekerja untuk menyimpan informasi dan ingatan secara asosiasi.
Misalnya, dialog Anda adalah, "Yah, sekarang adalah waktunya kita istirahat, kau sebaiknya pulang dulu ... bla-bla-bla."
Sedangkan dialog patner Anda adalah "Sekarang sudah malam, apa yang sebaiknya kita lakukan?"
Nah, pertanyaan tersebut mesti diingat sebagai key dialog Anda. Maka ketika pertanyaan itu disampaikan oleh patner Anda, Anda akan langsung teringat keseluruhan dialog untuk "menjawabnya".
Ilustrasi pertunjukan teater (Pertunjukan Teater Satu Lampung) |
4. Mengerti Karakteristik, Visi dan Motivasi
Stanislavsky menyebutkan seorang aktor harus mengerti tujuan dari karakter yang dimainkannya. Ternyata, hal tersebut juga berguna untuk menghafalkan dialog tersebut. Intinya, Anda akan mengerti setiap garis besar kalimat yang diucapkan, hasilnya Anda akan lebih mudah menghafal dialog tersebut.
Sangat penting bagi Anda memastikan "bit" dan "goals" dari karakter yang Anda mainkan. Juga motivasi dari setiap dialog, visi atau apa yang sebenarnya ingin ia dapatkan atau capai dengan dialog tersebut. Apa sebenarnya yang ingin ia sampaikan, dan apa tujuannya mengucapkan dialog tersebut.
Apabila Anda telah mengerti hal tersebut, selama proses latihan dan pendalaman karakter, maka proses menghafal dialog dari naskah tersebut juga akan berjalan dengan lancar.
5. Rileks dan Menghafal Sambil "Bergerak"
Agar lebih mudah menghafal maka sambil bergerak sesuai dengan dialog sangat dianjurkan. Juga akan sangat baik bila Anda mulai perlahan menyisipkan "rasa" dalam setiap dialog.
Dalam sistem limbik otak, bagian kanan bawah otak Anda berguna untuk informasi yang bersifat perasaan, emosi, dan gerakan. Maka, akan sangat baik bila berpadu engan bagian sistem cerebral otak yang berada di bagian atas, untuk menyimpan informasi yang lebih bersifat logika dan analitis, tepatnya di bagian kiri atas otak.
Dengan paduan menghafal dialog, kemudian mengulanginya, menggunakan gerakan, dan menyisipkan perasaan, maka dialog tersebut akan menjadi "menarik" bagi otak Anda dan mudah masuk dalam memori jangka panjang.
Terpenting, tetap rileks dan santai. Itulah kenapa, setiap proses latihan teater akan memakan waktu berbulan-bulan. Tujuannya, selain membuat aktor dapat menguasai dengan baik teks, subteks dan konteks dari naskah, sisi lainnya adalah membuat aktor tetap rileks namun memiliki tujuan pasti.
6. Ulang-ulang-ulang dan Latihan
Satu hal yang pasti adalah lakukan semua proses latihannya secara berulang-ulang. Semua yang berulang-ulang akan menjadi kebiasaan, dan semua kebiasaan yang berulang-ulang akan menjadi gaya hidup. Begitu proses kerja manusia. Seperti dikatakan oleh Aristoteles, kita sebagai manusia, hanyalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang.
Seorang tukang bangunan akan sangat mahir mengaduk semen, dibandingkan seorang penulis. Sedangkan penulis akan sangat mahir menulis, dibandingkan tukang bangunan. Ini bukan masalah siapa yang lebih unggul dan siapa yang lebih mahir, tapi "apa yang mereka lakukan berulang-ulang setiap harinya, itu yang menentukan keunggulan seorang manusia."
Maka seorang aktor teater, yang mencintai panggung tentunya, akan melakukan proses latihan yang berulang-ulang, sampai capek sampai muak, sehingga terekam dengan kuat di otaknya. Karena, ketika di atas panggung, seorang aktor sudah tidak lagi boleh tampak "berpikir". Hal itu harus sudah dilalui ketika latihan.
Demikian, beberapa tips untuk menghafal naskah panjang bagi seorang aktor pemula. Tentunya, akan ada lanjutan tips lainnya untuk proses mempersiapkan sebuah pertunjukan mulai dari nol bagi seorang aktor. Nah, karena sekarang sedang pandemi Corona, tentunya kita akan berada di rumah hingga semuanya mereda, bukan?
Sebenarnya, ini kesempatan bagus bagi seorang aktor untuk mempersiapkan pementasan terbaiknya dengan proses latihan, meski di rumah saja. Nantinya, ketika masa ini berakhir, maka sutradara Anda sudah siap untuk memoles pertunjukan yang akan digelar. Karena, setidaknya para aktornya sudah menguasai naskah dengan baik.