6 Langkah Utama Berlatih Menjadi Penyair, Menurut Suwardi Endraswara -->
close
Pojok Seni
13 April 2020, 4/13/2020 03:29:00 AM WIB
Terbaru 2020-04-12T20:29:15Z
PuisiSastra

6 Langkah Utama Berlatih Menjadi Penyair, Menurut Suwardi Endraswara

Advertisement
Ilustrasi Sastra
PojokSeni.com - Kata kunci membuat syair adalah kepekaan bahasa, keluasan bacaan dan dalamnya perenungan. Ketiga hal itu yang kemudian dikaitkan dengan bagaimana seseorang jeli membaca dan memahami kenyataan yang terjadi di sekitarnya.

Setiap syair yang tertulis, merupakan diksi-diksi yang jeli, cerdas dan sublim. Tidak hanya itu, syair-syair juga musti menggetarkan jiwa, menyentuh perasaan terdalam dan mendorong seseorang untuk melakukan perubahan. Maka wajar saja bila membuat syair bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, dan yang bisa melakukannya dengan baik juga bukan sembarangan orang.

Tidak semua tumpahan cat adalah seni lukis, dan tidak semua bebunyian adalah seni musik. Begitu pula dalam seni sastra, alias seni berbahasa. Tidak semua untaian kata-kata adalah sastra. Berikut ini, PojokSeni mengambil sedikit yang ditulis Suwardi Endraswara dalam bukunya berjudul "Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra" (terbit tahun 2003, IKAPI, Yogyakarta) di halaman 224, yakni 6 langkah yang bisa dilakukan oleh seseorang bila ingin menyair.

1. Tanggap Sasmita


Seseorang yang ingin menulis syair mesti melatih tanggap sasmita. Tanggap sasmita berarti peka terhadap sesuatu, baik itu terjadi di sekelilingnya, maupun terjadi di dirinya sendiri, dan sebagainya. Sesuatu yang diindrakan, baik oleh mata, telinga, kulit, mulut dan hidung mesti lebih peka dan jeli lagi didalami. Bila ada suatu masalah, beri waktu untuk kepala menjadi lebih tenang, kemudian lihat dengan jernih dan jeli lagi.

2. Tangkap Ilham


Langkah berikutnya adalah mencoba untuk menangkap ilham. Untuk merangsang suatu ide, Anda tentunya bisa melakukan banyak hal seperti pergi ke suatu tempat, mendengarkan petuah bijak, melihat video atau rekaman, menonton pertunjukan dan film, membaca sesuatu dan sebagainya. Apa saja, selama bisa merangsang ide Anda untuk muncul, mesti Anda cari tahu.

3. Memunculkan Kata Pertama


Setelah Anda mencari ide, dan juga telah peka terhadap sekeliling, maka Anda akan mencari satu kata yang paling tepat untuk memulai karya Anda. Tentunya, setelah Anda mendapatkan ide, temukan kata pertama, kemudian kata-kata lainnya akan mengikuti dan mengalir. Bahkan, ada seorang penulis yang menuliskan banyak kata kemudian memilah dan memilih salah satu di antaranya untuk menjadi kata pertama.

4. Mengolah Kata


Selanjutnya, Anda akan mendapatkan "aliran kata-kata" yang didapat setelah kata pertama dituliskan. Maka ini adalah proses pengolahan kata. Untuk itu, diperlukan kekayaan literasi, dalam artian Anda mesti banyak membaca sebelumnya, agar di kepala Anda ada banyak diksi (kata pilihan). Hanya saja, dalam proses ini Anda masih melibatkan "perasaan".

5. Memberi "Vitamin"


Setelah Anda mendapatkan susunan kata-kata yang tepat, maka proses berikutnya adalah melakukan stilir pada setiap kalimat agar menjadi ragam bahasa Sastra. Kata-kata pilihan atau diksi bisa Anda pilah-pilah lagi, dan Anda bisa mencoba untuk bermain kata-kata seoptimal mungkin. Dalam proses yang satu ini, Anda sudah mulai melibatkan pikiran Anda.

6. Penyelesaian


Tidak ada karya yang bagus dalam sekali jadi. Anda perlu melakukan edit dan penyelesaian akhir terhadap karya yang sudah Anda buat tersebut. Anda bisa menyeleksi lagi kata-kata yang digunakan, mengganti dengan yang lebih tepat, menghidupkan lagi imaji-imaji yang ingin ditawarkan dan dituturkan.

Nah, setelah 6 langkah tersebut Anda lakukan, tentunya proses menulis syair Anda sudah bisa dicoba untuk dipublikasikan. Anda bisa mengirimkannya ke media massa, atau publikasikan di blog, sosial media dan sebagainya. Bila tertarik ingin mempelajari lagi menulis syair menurut Suwardi Endraswara, Anda bisa mendalami bukunya tersebut.


Ads