Advertisement
Es Laksamana Mengamuk, minuman khas Pekanbaru, Riau. |
Bagi orang dari luar Pekanbaru, tentunya nama minuman segar satu ini begitu mengerikan. Ternyata, ketika sudah ada di hadapan Anda, ada sebuah minuman yang berbahan buah kuini (sejenis buah mangga yang bisa ditemukan di Riau).
Buah kueni, atau sering juga disebut buah kuini, kweni dan sebagainya, menjadi buah yang mudah ditemukan di Riau. Buah satu ini secara bentuknya, tekstur dan lain-lain sangat mirip dengan buah mangga. Bahkan rasanya pun hampir sama. Meski mencari buah kuini tidak lebih mudah dari mencari buah mangga, namun buah kuini punya banyak penggemar.
Kabar lainnya tentang buah kuini ini adalah buah ini di tempat lain terancam punah. Kuini di daerah lain sering disebut dengan nama buah mangga harum ini, sangat jarang ditanam dan sulit tumbuh.
Lantas, bagaimana ceritanya minuman segar berbahan buah kuini, gula merah dan kuah santan ini bisa memiliki nama yang begitu mengerikan itu?
Legenda Kuno Laksamana Mengamuk
Buah Kuini alias Mangga Harum (foto: Tribunnews.com) |
Salah satu cerita yang berkembang di masyarakat setempat adalah kisah tentang seorang Laksamana yang memang benar-benar mengamuk. Laksamana adalah pangkat perwira tinggi yang digunakan di TNI Angkatan Laut (AL), setara jendral bila di TNI angkatan darat (AD) dan udara (AU).
Seperti dikatakan dalam lirik lagu Iyeth Bustami, Laksamana adalah seorang raja atau jenderal di laut. Maka, seorang laksamana yang tak diketahui namanya, tentunya biasa melaut.
Kali itu, sepulang dari laut, ia mendapati bahwa istrinya tidak ada di rumah. Ia justru mendengar kabar bahwa istrinya dibawa kabur oleh seorang petani yang memiliki kebun kuini.
Laksamana tersebut datang ke kebun kuini tersebut dan mengamuk dengan pedangnya yang tajam dan panjang. Warga yang melihat itu, memilih menjauh karena takut amukan laksamana tersebut berimbas ke mereka.
Setelah amarahnya mereda, laksamana itu pulang ke rumahnya. Seorang ibu datang ke kebun kuini itu, melihat banyak buah kuini yang terjatuh dan terpotong-potong berserakan, akibat amukan sang laksamana.
Namun, ibu tersebut memiliki ide agar buah kuini itu bisa dimanfaatkan dan tidak mubazir. Ia mengambil buah-buahan yang telah tercincang tersebut, kemudian dicampurkannya dengan kuah santan dan gula merah cair. Setelah itu, minuman tersebut dibagikannya pada warga desa, termasuk pada sang laksamana.
Ternyata, hasilnya mengejutkan. Warga semuanya suka dengan minuman itu dan meminta sang ibu untuk membuat lagi minuman yang belum ada namanya tersebut. Hasilnya, minuman itu mulai dikenal dan tersebar ke seluruh wilayah Riau. Saat itulah, minuman itu juga menjadi minuman favorit warga setempat, sampai menjadi minuman khas Pekanbaru. Tentunya, saat itu, orang-orang masih menyebut bahwa minuman itu adalah minuman yang dibuat berkat "amukan sang Laksamana".
Saat ini, minuman yang diberinama Es Laksamana Mengamuk tersebut disajikan dengan cara yang sama seperti dalam legenda tersebut, yakni diberi santan dan kuah dari gula merah. Hanya saja, agar lebih segar, maka dicampurkan dengan es. Minuman ini menjadi salah satu jajanan yang khas, bisa ditemukan di rumah makan kecil, sampai restoran yang besar. Wangi dari buah kuini, berpadu dengan hangatnya kuah santan dan manisnya gula merah menjadikan es satu ini memiliki cita rasa yang unik dan nikmat.
Anda ingin menikmati minuman dengan "sejarah yang berdarah-darah" ini? Tentu saja, ketika Anda berkunjung ke Pekanbaru, Anda bisa menemukan es ini di berbagai rumah makan dan restoran di Pekanbaru. (ai/pojokseni.com)