Advertisement
Moliere |
Ia menjadi seorang legenda, karena mementingkan sebuah karya atau pementasan, ketimbang kehidupannya sendiri. Semasa hidupnya, Moliere terkenal dengan karya-karyanya yang monumental, memukau dan menjadi harta kekayaan dari negeri Prancis.
Kisah tragis kematiannya, bermula dari penyakit Tuberculosis (TBC) yang menimpanya ketika menjelang pementasan bertajuk Le Malade Imaginaire atau dalam Bahasa Inggrisnya, The Hypochondirac (Si Pemurung).
Pentas itu digelar di hadapan Raja Prancis saat itu, Louis XIV. Latihan untuk pementasan telah berlangsung sejak lama, maka Moliere menolak untuk batal pentas, meski penyakit TBC itu menyiksa dirinya.
Moliere akhirnya tetap pentas, di tanggal 17 Februari 1673, ketika usianya 51 tahun. Moliere memulai penampilan dengan batuk-batuk. Di pertengahan pentas, ia bahkan batuk mengeluarkan darah.
King Louis XIV akhirnya menyadari, dramawan kerajaan yang terkenal dengan satirnya ini tengah sakit keras. King Louis XIV meminta penampilan dihentikan dan Moliere beristirahat, atau dibawa ke dokter.
Moliere |
"The greater obstacle, the more glory overcoming," sebuah kalimat yang terkenal dari Moliere. Semakin besar rintangannya, maka akan semakin mulia apabila bisa mengatasinya.Ia sudah tidak mungkin bisa melanjutkannya. Kondisi kesehatannya sudah benar-benar buruk.
"It is not only what we do, but also what we do not do, fot which we are accountable," kalimat mutiara Moliere berikutnya.Maka pentas dilanjutkan sampai selesai. Moliere berhasil menuntaskannya, dan benar-benar dalam kondisi buruk ketika akan dibawa pulang ke rumahnya. Sampai ke rumah, penyakit itu merenggut nyawanya.
Moliere, yang dari lahir memiliki nama baptis Jean-Baptiste Paquelin, telah mengenal teater sejak umurnya baru 21 tahun. Sejak itu, nama Moliere sebagai nama panggungnya, melekat padanya.
Cintanya pada seni peran dan panggung juga tak pernah usai. Moliere pun meninggal setelah pentas teater.
"We die only once, and for such a long time." (ai/pojokseni.com)