|
Hari Bambu Sedunia (Foto:worldbamboo.net) |
pojokseni.com - Setiap tahun, tanggal 18 September diperingati sebagai Hari Bambu Sedunia oleh Organisasi Bambu Dunia, untuk membangkitkan kesadaran tentang pelestarian dan promosi industri bambu.
Dikenal sebagai emas hijau, bambu ada di mana-mana karena mendominasi lanskap pedesaan dan perkotaan. Dari artefak hingga arsitektur, bambu tetap menjadi favorit karena cepat tumbuh, pemeliharaannya rendah, dan memiliki potensi yang serbaguna.
Emas Hijau
|
Hutan Bambu |
Bambu dikenal sebagai 'kayu orang miskin', bambu ada di mana-mana dalam budaya suku dan kehidupan masyarakat. Komunitas pedesaan terlibat dengan kerajinan bambu, tekstil, artefak, dan utilitas rumah tangga. Contohnya seperti sutra bambu Tripura, masakan warisan dengan rebung dan acar rebung, rumah pohon bambu yang sangat populer, mesin, arsitektur, dan alat musik .
Seperti yang diketahui, India adalah pembudidaya bambu terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan 136 spesies dan 23 genera tersebar di 13,96 juta hektar lahan, seeprti dikutip dari Laporan State of Environment 2018.
Potensi yang Diabaikan
|
Berbagai Kerajinan Dari Bambu |
Dari yang dianggap sebagai bahan konstruksi berkelanjutan hingga bahan penting dalam masakan tradisional, fleksibilitas bambu dapat dilihat dari penggunaannya yang beragam. Menurut Profesor Malashri Lal, mantan Dekan, Kegiatan dan Proyek Akademik di Universitas Delhi, “Ada potensi besar dalam menciptakan rantai nilai yang beragam dari bambu, memanfaatkan kualitasnya sebagai serat yang memiliki sifat berkelanjutan untuk menciptakan dan mempromosikan penggunaannya dalam tekstil, karpet , dan tenun lainnya. ”Profesor Lal secara aktif terlibat dalam menciptakan 'kantin bambu' dan perpanjangan Guest House di Universitas Delhi, di kampus selatan dan utara, masing-masing, sebuah proyek yang sangat populer dengan siswa dan guru, sama-sama. Proyek-proyek ini dilaksanakan bekerja sama dengan Misi Bambu Nasional India dan berhasil, karena membutuhkan lebih sedikit waktu untuk terbentuk.
Profesor tersebut melanjutkan, “Aspirasi kota perlu melampaui dari melihat bambu sebagai bahan yang digunakan untuk dekorasi, furnitur taman dan artefak.” Ada kebutuhan yang mendorong orang untuk menggunakan bambu sebagai bahan arsitektur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan setelah mempertimbangkan faktor ekonominya.
Negara lain sudah mulai memikirkan tentang bahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, apakah kalian sudah terbayang akan manfaat “Emas Hijau” ini ? Ayo pamerkan hasil karya yang telah kalian buat dari bambu kepada kami melalui media sosial, jangan lupa tag kami dan teruslah berkarya.
(smc/pojokseni.com)