Advertisement
pojokseni.com - Amuk, dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai kerusuhan yang melibatkan banyak orang (KBBI). Mengamuk, diartikan sebagai menyerang dengan membabi buta, dikarenakan gelap mata. Dengan kata lain, mengamuk atau amuk adalah satu kata dalam Bahasa Indonesia yang menggambarkan situasi melampaui kemarahan, identik dengan lepas kendali, lepas kesadaran dan membabi buta.
Kata amuk juga dipilih oleh penyair negeri ini, Sutardji Calzoum Bachri, menjadi judul dari salah satu kredo puisinya, yang kemudian digabungkan dengan O dan Kapak, menjadi satu buku puisi, O Amuk Kapak.
Kata amuk, berarti satu kemarahan yang berlebih dan sudah tidak sadar. Amuk juga menjadi kata dasar dari berkecamuk, yang berarti kacau dan bergelora.
Kemudian, situasi ini ditemukan pula dalam prilaki psikopatologis. Dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder, dituliskan pula tentang gangguan mental yang menjadikan seseorang akan melakukan serangan membabibuta, mendadak, bahkan setelah diam atau merenung. Lalu, dalam Bahasa Inggris, situasi tersebut disebut "Amok" atau "Run Amok" yang diserap dari Bahasa Indonesia, amuk.
Amuk dan Hantu Belian
Kata Amuk, berasal dari Bahasa Melayu, yang digunakan di Malaysia dan Indonesia. Dulu, amuk dipercaya sebagai salah satu situasi seseorang lepas kendali, lalu melakukan sesuatu yang kadang mengakibatkan luka, bahkan kematian, bagi orang lain, maupun bagi dirinya sendiri. Awalnya, seseorang yang "mengamuk" tersebut diam saja, lalu tiba-tiba mengambil senjata dan melukai orang lain di sekitarnya secara membabi buta.
Kondisi tersebut, dipercaya karena seseorang yang tiba-tiba mengamuk itu kerasukan hantu belian. Hantu belian adalah sejenis roh jahat dari harimau, yang dipercaya akan membuat seseorang kehilangan kontrol dan melakukan tindakan keji. Tidak jarang, orang yang melakukan hal tersebut, selanjutnya akan membunuh dirinya sendiri.
Namun, setelah majunya ilmu pengetahuan, maka ditemukanlah bahwa hal tersebut ternyata disebabkan penyakit mental atau penyakit psikologis. Oleh para psikolog, mereka menyebut penyakit ini sebagai sindrom "Amok".
Pergeseran Makna
Di Indonesia dan Malaysia, kondisi yang dulunya disebut "amuk" itu sekarang dikenal dengan istilah "gelap mata" atau sering juga disebut "khilaf", "lepas kendali" dan sebagainya. Sedangkan kata amuk, sekarang merujuk pada kekerasan yang tak terkendali, namun ditujukan jarang untuk satu individu, tapi lebih ke massa atau orang banyak.
Kata Amuk, ternyata juga digunakan di Filipina. Nyaris sama, karena amuk berarti kemarahan yang berujung pembunuhan oleh seorang individu. Kadang, pembunuhan tersebut tidak beralasan.
Semakin ke sini, bahkan kata "run amok" dalam Bahasa Inggris yang dulunya lebih menggambarkan situasi "kesetanan", "lepas kendali", "kemarahan yang tak terkontrol" sekarang juga mulai digunakan dalam kalimat yang tidak melulu berkonotasi negatif. Dalam kamus Cambridge misalnya, contoh kalimat yang digunakan untuk idiom "run amok" adalah: There were 50 little kids running amok at the snack bar (Sekitar 50 anak kecil berlarian tak terkendali ke bar makanan ringan).
Meski begitu, masih dari kamus yang sama, run amok diartikan sebagai "to behave without control in a wild or dangerous manner. (ai/pojokseni.com)