Advertisement
pojokseni.com - Seni memang hal yang sulit untuk dipahami, pun dijelaskan dengan logis, atau dengan fakta. Banyak yang mengartikan seni secara fundamental, namun pada dasarnya seni juga memiliki ukuran yang diukur dari elemen-elemen tertentu.
Seni pada dasarnya memiliki prinsip, yakni bentuk dan keaslian. Seorang profesor filsafat di Universitas Michigan, De Witt H Parker pada tahun 1920 menawarkan 6 prinsip atau azas keindahan dari satu karya seni. Berikut PojokSeni memaparkannya untuk Anda.
1. The Principle of organic Unity (Kesatuan, Keutuhan)
Nilai suatu karya seni amat tergantung dari hubungan timbal balik dari unsur-unsur. Setiap unsur dalam karya seni perlu bagi nilai karya itu. Karya seni hanya memuat unsur-unsur yang diperlukan saja dan membuang yang tdk diperlukan. Ini merupakan azas induk terhadap azas-azas yang lain.
2. The Principle of Theme (Azas Tema )
Dalam setiap karya seni terdapat satu atau beberapa ide induk/tema atau unsur yang diunggulkan berupa: melodi, ritme, gerak, tokoh, warna, makna, suasana, dsb yang menjadi titik pemusatan nilai keseluruhan karya seni. Tema menjadi kunci apresiasi dan pemahaman orang terhadap karya seni.
3. The Principle of Thematic (Azas Variasi menurut tema)
Tema harus disempurnakan dan diperbagus terus menerus agar tidak menimbulkan kebosanan, sehingga diperlukan berbagai variasi. Seperti: pengulangan/repetitif yang berubah/bervariasi, pengolahan ritme, melodi, warna, gerak, movement, lanscape, dsb.
4. The Principle of Balance (azas keseimbangan)
Keseimbangan atau kesamaan dari unsur-unsur berlawanan atau bertentangan. Meskipun unsur-unsur itu berlawanan atau bertentangan tetapi saling diperlukan untuk menciptakan suatu konfigurasi dan keutuhan. Unsur yang berlawanan itu akan membangun kesamaan dalam nilai: nilai estetis.
5. The Principle of Evolution (azas perkembangan)
Bagian-bagian awal akan menentukan bagain-bagian selanjutnya dan secara bersama-sama menciptakan suatu makna. Bagian-bagian itu terdapat dan bisa membangun hubungan sebab akibat, tali-temali, mata rantai sebagai ciri pokok pertumbuhan atau perkembangan dari bentuk dan makna keseluruhan
6. The Principle of Hierarchy ( Azas tata urus/jenjang)
Penyusunan unsur-unsur dari azas-azas di atas. Bisa saja unsur yang rumit atau tema tertentu memegang kedudukan penting dalam karya, maka perlu secara cermat melihat/menata urut azas tersebut. Teater memiliki peranan yang cukup besar dalam masyarakat modern, terutama bagi personil yang terlibat teater dan bagi penonton teater. (isi/pojokseni)
(Sumber buku The Analysis of Aesthetic oleh De Witt H. Parker 1920)