Advertisement
pojokseni.com - Dari semua hal yang tidak populer dalam kehidupan, memilih seni menjadi jalan hidup adalah yang paling menduduki peringkat teratas. Yah, menjadi seniman memang bukan pilihan yang populer bagi penduduk bumi.
Dari semua penduduk bumi yang memilih seni, seni teater adalah yang paling tidak populer. Anda akan lebih banyak menemukan seniman musik, rupa, desain, fotografi, dan tari, ketimbang teater. Berarti, seni teater adalah hal yang bisa disebut sebagai salah satu pilihan yang paling tidak populer dalam kehidupan penduduk se-antariksa.
Alhasil, orang-orang yang memilih atau menyukai atau menggeluti teater menjadikan teater sebagai "sambilan" atau mungkin lebih parah, sekedar pemuas hati penghilang penat setelah seminggu bekerja. Ujungnya, teater memang nyaris berjalan di tempat, apalagi di daerah-daerah yang jauh dari hiruk pikuk pusat kota.
Kemudian, timbul pertanyaan, apakah ada yang memilih untuk hidup dari teater? Sebagian besar menjawab, itu adalah mitos, khayalan dan angan-angan. Namun, sebagian kecil lainnya berpendapat lain. Bisa saja hidup dari teater, dengan syarat menghidupi teater.
Menjadikan teater sebagai sumber penghidupan, berarti bersiap untuk menjadikan teater sebagai lapangan kerja yang profesional. Sebagaimana layaknya perusahaan, tentunya grup teater juga mesti memenuhi persyaratan administratif sebagai badan usaha. (Baca: Ingin Mendirikan Usaha Sanggar Seni? Simak Standar dan Persyaratannya Berikut Ini)
Setelah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk legalitas dan hal-hal lain terkait pendirian badan usaha sanggar teater, berikut hal-hal yang bisa dipertimbangkan untuk membangun grup teater di daerah Anda.
1. Membangun Atmosfer Teater, Mulai dari Sekretariat
Adakan pelatihan rutin, di tempat yang telah disepakati sebagai sekretariat grup Anda. Apabila badan usaha sudah bisa dipenuhi, Anda juga bisa membuka pelatihan khusus, maupun pelatihan reguler. Hal-hal yang bisa Anda pertimbangkan untuk dibuka di sekretariat grup teater Anda misalnya pelatihan pantomime untuk anak SD (karena cabang pantomime dilombakan di FLS2N tingkat SD), pelatihan drama untuk SMP dan SMK, pelatihan monolog untuk SMA, pelatihan musikalisasi puisi untuk SMP dan SMA.
Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan sekolah yang dimaksud, dan dipusatkan di sekretariat Anda. Tarif yang diterapkan tentunya disesuaikan dengan kekuatan dana dari sekolah atau daerah Anda. Untuk daerah berkembang, misalnya, tarif Rp 10 ribu untuk sekali latihan per anak bisa diterapkan dengan jumlah maksimal siswa adalah 100 orang. Untuk daerah maju, tarif bisa sampai Rp 50 ribu latihan untuk setiap anak. Tentunya, guru atau instrukturnya adalah anggota-anggota grup Anda yang sudah cukup mumpuni untuk menjadi instruktur.
Dengan trik satu ini, grup teater Anda setidaknya sudah bisa mengumpulkan dana sekitar Rp 3 juta hingga Rp 10 juta per bulan. Tinggal negosiasi upah yang pas untuk setiap instrukturnya.
2. Pementasan Rutin
Setiap tahun, setidaknya gelar 3-4 pementasan di daerah Anda. Caranya, bagi grup teater Anda menjadi 2 tim (bila memungkinkan). Kemudian, silahkan mulai menggarap pementasan, dengan naskah yang disesuaikan dengan kapasitas penonton di daerah Anda. Untuk awal-awal, naskah Anton Chekov, Motinggo Busye, Usmar Ismail, dan lain-lain bisa menjadi bahan pertimbangan.
Satu garapan diberi waktu sekitar 5-6 bulan untuk proses latihan. Misalnya dari dua grup yang disiapkan dalam sanggar Anda, satu membawa naskah Anton Chekov dan satu lagi membawa naskah Motinggo Busye, beri jadwal pementasan dengan jarak yang cukup untuk dua pementasan tersebut. Kemudian, pentaskan lagi kedua naskah itu di kota lain yang terdekat untuk mengirit biaya ongkos.
Misalnya, bila bulan Januari kedua grup sama-sama mulai menggarap. Maka grup yang pertama diberi waktu pentas sekitar bulan Juni atau Juli, sedangkan grup satu lagi diberi waktu pentas pada bulan Agustus atau September. Grup pertama pentas lagi di kota lainnya pada bulan Oktober dan grup kedua pentas lagi di kota yang lain pada bulan Desember.
Dengan demikian, estimasi pendapatan dalam satu tahun dari satu grup teater sudah bisa diperkirakan.
3. Terus "Upgrade"
Ini adalah hal terpenting, grup teater musti terus menerus upgrade diri. Terus naik kelas, jangan bertahan dalam kondisi yang sama, apalagi sampai bertahun-tahun. Grup Anda bisa memanfaatkan magang di grup teater lain, atau anggota dari grup bisa melanjutkan kuliah di sekolah seni, belajar ke grup teater yang lebih profesional (Baca: 15 Teater Modern Indonesia Terbaik yang Wajib Kamu Ketahui)
Tidak hanya itu, terus mengikutkan anggota sanggar teater Anda ke festival teater bergengsi juga menjadikan grup Anda naik kelas. Jangan puas dengan apa yang Anda sudah dapatkan sekarang dengan grup Anda.
4. Membangun Penonton
Untuk daerah yang budaya menonton pertunjukan sudah hidup, mungkin grup teaternya bisa melewatkan saja bagian yang ini. Tapi, untuk grup teater yang hidup di daerah yang seni teater masih seperti hal yang asing, maka membangun penonton adalah hal yang penting.
Ada berbagai cara, seperti terus mempromosikan pementasan grup Anda, atau bisa juga dengan cara yang lebih lambat yakni masuk ke sekolah-sekolah. Misalnya, grup Anda memiliki sekitar 10 orang anggota, maka persiapkan seluruh anggota untuk menjadi pelatih ekstrakurikuler seni teater di sekolah yang ada di daerah Anda. Kemudian, setiap orang hanya perlu mengumpulkan sekitar 20 orang anggota saja. Dengan demikian, setidaknya satu grup teater Anda sudah pasti memiliki sekitar 200 penonton, bukan?
Selanjutnya, tinggal mempersiapkan pertunjukan yang baik dan layak jual, serta gencar sosialisasikan pertunjukan teater. Bila ada ratusan orang penonton yang sudah berhasil tersihir dengan pertunjukan Anda, maka setiap produksi atau proyek pentas yang baru, Anda sudah memiliki penonton.
Baca: 4 Jenis Penonton Teater, Kamu Masuk yang Mana?
5. Persiapkan Karya Besar
Anda musti memiliki waktu untuk mempersiapkan sebuah karya besar, atau karya andalan dari grup Anda. Tentunya, butuh waktu yang tidak sedikit, mungkin hingga bertahun-tahun. Itulah kenapa, pertunjukan-pertunjukan lainnya juga bisa terus dipentaskan beriringan dengan persiapan karya besar dari grup Anda. Bahkan, pertunjukan yang lainnya bisa menjadi "donatur" untuk karya yang Anda siapkan tersebut.
Lakukan riset, observasi, latihan keras untuk mewujudkan gagasan Anda tersebut ke atas panggung sampai matang. Tentunya, grup teater Anda musti memiliki "masterpiece" bukan?
6. Dapatkan Hibah Seni
Ada beberapa instansi, yayasan dan lain-lain yang menawarkan bantuan hibah seni untuk setiap karya yang lolos kurasi. Nah, sembari mempersiapkan karya besar tersebut, Anda bisa mencari kemungkinan hibah untuk pementasan tersebut. Beberapa yayasan seperti Kelola, Lontar, Djarum Foundation dan sebagainya bisa dicoba untuk mendapatkan hibah tersebut. Tentunya, hibah ini juga akan menunjang proges dari grup teater Anda.
Tidak hanya yayasan swasta, tapi instansi seperti Kemdikbud RI sampai dinas instansi di tingkat daerah juga bisa memberikan hibah yang dimaksud. Tentunya, apabila grup Anda berhasil mendapatkan hibah ini, manfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan grup teater Anda. Jangan sampai untuk kepentingan pribadi, yah.
7. Komitmen
Setelah semua langkah dijalani, sekarang tinggal satu yang penting Anda pastikan ada di grup teater yang sedang Anda rintis, yakni komitmen. Setiap anggota berkomitmen untuk melakukan hal yang lebih mementingkan kepentingan grup, ketimbang pribadi. Dengan demikian, grup tersebut bisa maju dan berkembang, serta mampu menghidupi para senimannya. Anda juga bisa mempertimbangkan bisnis sampingan, seperti menulis buku, mengirim karya sastra ke surat kabar dan lain-lain. Asalkan tidak berlawanan dengan ideologi dan visi misi grup. Selamat berkesenian dan berjuang. (ai/pojokseni)