Premis, Struktur Tulang dan Pendekatan Dialektika oleh Lajos Agri -->
close
Pojok Seni
04 December 2018, 12/04/2018 04:57:00 PM WIB
Terbaru 2018-12-04T11:45:44Z
Materi Teater

Premis, Struktur Tulang dan Pendekatan Dialektika oleh Lajos Agri

Advertisement
Lajos Egri


A. Premise (Premis)

pojokseni.com - Premise atau premis adalah dasar pemikiran, sebagai landasan untuk mencapai kesimpulan, asumsi, kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan.
tema, tesis, ide akar, ide sentral, tujuan, tujuan, kekuatan pendorong, subjek, tujuan, rencana, plot, emosi dasar.

Semua memiliki tujuan dan premis. Setiap detik kehidupan kita memiliki premis sendiri. Premis mungkin sesederhana bernafas, namun juga bisa menjadi sesulit perasaan yang dalam. Pada dasarnya ada premise untuk setiap kehidupan.

Intinya kita harus memiliki premis untuk naskah drama yang kita tulis. Karena premis seperti pondasi awal ketika kita ingin membuat sebuah bangunan. Dengan menetapkan ide sentralnya sejak awal, kita tidak akan kehilangan arah dan tujuan ketika menulis. Karena kita tetap bertahan dengan premis yang ingin kita hadirkan. Jadi, premis sangat diperlukan sebagai langkah pertama menulis drama yang baik. 

B. The Bone Structure (Struktur Tulang)


Karakter sebagai “The Bone Structure” atau struktur tulang. Karakter adalah bahan dasar kita untuk bisa menentukan apakah mahkluk hidup itu bisa disebut manusia. Sebagai struktur tulang, karakter mempunyai tiga dimensi, yaitu; psikologi, fisiologi dan sosiologi. Tanpa pengetahun tentang ketiganya, kita tidak akan bisa menilai manusia. 

Dimensi pertama adalah Fisiologi. Fisik membuat perbedaan terhadap pendapat hidup. Itu akan mempengaruhi tanpa henti. Membuat seseorang dapat menantang, rendah hati, atau sombong. Fisik mempengaruhi perkembangan mental dan berfungsi sebagai dasar untuk inferioritas dan superioritas kompleks. Ini adalah dimensi dasar yang dimiliki manusia.

Sosiologi adalah dimensi kedua yang harus dipelajari. Karena jika seorang anak lahir di bawah jembatan dan tempat bermainya adalah kota yang sangat kotor. Pasti akan berbeda dari anak yang lahir di istana dengan perawatan yang super. 

Dimensi ketiga adalah psikologi. Kejiwaan seseorang menjadi dimensi terakhir untuk dipelajari. Ini merupakan gabungan antara; ambisi, prustasi, tempramen, etika dan sebagainya.

Fisiologi meliputi; jenis kelamin, umur, berat, tinggi, warna rambut, warna mata, postur, penampilan dan sebagainya. Sedangkan sosiologinya meliputi; kelas, kedudukan, pendidikan, kebangsaan, agama, hobi dan lain sebagainya. Yang terakhir adalah psikologi yang meliputi; kehidupan seks, standar, moral, ambisi, perangai, kemampuan, kualitas, dan IQ.

Ini adalah struktur tulang (The Bone Structure) dari karakter yang harus diketahui penulis drama secara menyeluruh. 



C. Dialectical Approach (Pendekatan Dialektika)


Teknik the dialectical approach atau pendekatan dialektika. Apa itu dealiktika? Kata itu datang dari bahasa Yunani tua yang berarti percakapan atau dialog. Pada zaman yunani, seni mencari kebenaran adalah seni dengan derajat yang tertinggi. Semua orang berlomba-lomba siapa dialektor yang terbaik. Dari semua orang Yunani lainya, Socrates lebih menonjol. Socrates menemukan kebenaran dengan proses ini; ia menyatakan proposisi, menemukan kontradiksi untuk itu dan koreksi ini terus berlanjut tanpa batas. 

Jika kita menulusuri lebih jauh tentang pendekatan dialektika. Kita akan menemukan tiga langkah gerakan percakapan. Pertama pernyataan proposisi, yang disebut dengan tesis. Kemudian menemukan kontradiksi dari proposisi tersebut, yang disebut antithesis. Resolusi kontradiksi ini memerlukan koreksi dari proporsi asli untuk merumuskan proposisi yang ketiga yang disebut, sintesis. Kombinasi dari tesis dan antithesis. 

Tiga langkah ini merupakan hukum segala pergerakan. segala sesuatu yang bergerak terus meniadakan itu sendiri. semua hal berubah ke arah kebalikannya melalui gerakan. kini menjadi masa lalu, masa depan menjadi masa kini. tidak ada yang tidak bergerak. (isi/pojokseni)


Ads