Advertisement
Kamera DSLR |
Sebagian dari kita pasti sudah memiliki kamera, baik itu kamera DSLR, Mirrorless, kamera Handphone bahkan Kamera Sinema. Perbedaan dari kamera tersebut akan dijelaskan pada artikel berikutnya. Mungkin banyak dari kita yang masih mengandalkan mode otomatis sebagai alternatif utama dalam memotret suatu pementasan agar tidak perlu repot-repot mengatur segitiga eksposure dalam mode manual.
Tapi, apa sebenarnya segitiga eksposure itu sendiri ?
Singkatnya, Segitiga Eksposure sendiri merupakan sebutan atau istilah untuk tiga elemen dasar dari eksposure itu sendiri, yaitu Aperture, Shutter Speed dan ISO Speed. Untuk mengakses segitiga eksposure kita harus pindah ke mode manual. Kita bisa berpindah dengan memutar Dial yang ada pada kamera dan mengarahkannya ke huruf M. Untuk penjelasan mengenai mode-mode ini akan dijelaskan pada artikel berikutnya.
Mari kita kupas satu per satu elemen dasar tersebut !
1. Aperture
Aperture/Bukaan Kamera |
Aperture atau biasanya disebut bukaan merupakan sebutan untuk seperangkat bilah yang terdapat di dalam sebuah lensa, biasanya terbuat dari logam. Mereka dapat melakukan gerakan seperti, saling berpotongan sehingga menutupi sekeliling lensa. Hasilnya hanya bagian dari tengah lensa itu sendiri yang dapat dilewati oleh cahaya.
Sebagai gambaran, Aperture bisa digambarkan sebagai sebuah pipa yang berfungsi menyalurkan air. Meskipun waktu yang digunakan pipa tersebut mengalirkan air sama, tetapi pipa yang berdiameter besar tetap mengalirkan lebih banyak air daripada pipa yang lebih kecil.Aperture memiliki satuan tersendiri yang dinyatakan dalam pecahan, biasanya tertulis f/X atau 1/X, dimana X merupakan angka dari Aperture itu sendiri. Dalam Aperture dikenal istilah stop.
Stop merupakan sebutan untuk satuan naik atau turun 1 tingkat. Faktor pengali tiap stop adalah √2 (akar dua). Mudahnya 1.4x, misalnya bukaan f/3.5 akan 1 EV menghasilkan gambar lebih terang dibanding bukaan f/5.6. Semakin kecil angka maka semakin terang gambar yang dihasilkan, sebaliknya semakin besar angka maka semakin gelap gambar yang dihasilkan.
EV sendiri merupakan satuan brightness atau kecerahan, dimana selisih dari 1EV berarti selisih brightness atau kecerahan yang disebabkan oleh jumlah cahaya yang masuk memiliki perbedaan 2x lipat. 1 EV juga sering disebut 1 stop, sebutan yang merupakan warisan dari zaman kamera film lawas.
2. Shutter Speed
Shutter Speed |
Satuan yang digunakan oleh Shutter Speed yaitu satuan waktu berupa detik, biasanya ditulis dengan tanda kutip (“), misalnya untuk ukuran Shutter Speed 2 detik maka akan ditulis 2” tetapi juga sering ditulis dalam bentuk desimal seperti 0.6”. Untuk kamera DSLR biasanya dapat menggunakan Shutter Speed dari 1/4000 detik sampai dengan 30 detik.
Dalam Shutter Speed juga dikenal istilah stop yang tiap stopnya memiliki faktor pengali yaitu 2x. Misalnya Shutter Speed 1/100 akan 1 EV menghasilkan gambar lebih terang dibanding Shutter Speed 1/200 (diasumsikan scene dan pengaturan yang lain tidak berubah).
Sama seperti Aperture, semakin besar angkanya, maka gambar yang dihasilkan akan semakin gelap.
3. ISO Speed
ISO Speed |
ISO Speed merupakan sensitivitas sensor dari kamera. Jika diibaratkan dengan ember yang akan kita isi air tadi, maka ISO Speed ibarat batu yang dimasukkan ke dalam ember, sehingga kita hanya butuh sedikit air untuk memenuhinya.
Satuan dari ISO adalah angka ISO dimana faktor pengalinya yaitu 2x, misalnya ISO 800 akan 1EV lebih terang dibanding ISO 400.
Nah, itu tadi sedikit penjelasan mengenai segitiga eksposure yang merupakan hal dasar yang harus kita pahami sebelum kita memotret atau merekam suatu kegiatan misalnya sebuah pementasan. Setelah kita mempelajari hal dasar ini dengan perlahan, maka kita akan dengan mudah menemukan ‘feel’ tersendiri yang kita rasakan.
Intinya jangan hanya membaca teori ini, tapi ambil kameramu, keluar dan potret sesuatu sambil menerapkan apa yang sudah dipelajari, karena aksi akan membuat teori lebih bermanfaat bagi Anda. (smc/pojokseni)