Jangan Kaitkan Karya Seni dengan Moralitas Seniman -->
close
Pojok Seni
28 December 2018, 12/28/2018 03:27:00 AM WIB
Terbaru 2018-12-27T20:27:44Z
Artikel

Jangan Kaitkan Karya Seni dengan Moralitas Seniman

Advertisement

pojokseni.com - Sering menjadi bahan perbincangan bahwa karya seni, selalu dikaitkan dengan moral dari penciptanya. Seseorang yang dulu menyukai dan menganggap beberapa lagu dari seorang komposer sekaligus penyanyi adalah lagu-lagu terbaik, secara lirik maupun musikal, namun beberapa tahun terakhir justru menganggap karya tersebut adalah karya sampah. Kenapa? Karena musisi yang dimaksud terjerat kasus pornografi dan terlibat hubungan terlarang dengan banyak artis lainnya.

Pertanyaan mendasar, sejak kapan karya harus menjadi korban dari moralitas senimannya? Sebenarnya apa hubungannya?

Bicara tentang seni, tentunya musti berbicara masalah teknik. Bila masalah teknis masih belum beres, bagaimana bisa seni itu menyentuh jiwa dan perasaan orang lain? Itulah kenapa mengetahui seluk beluk teknik seni dan juga menguasainya menjadi kewajiban bagi seorang seniman. Apalagi, bagi yang telah memilih seniman sebagai profesinya. Bagi sebuah "profesi" teknik menjadi ciri khas utama untuk menjadi "profesional".
Nah, di mana letak hubungannya dengan moralitas? 

Sayang sekali nasib sebuah "karya seni" yang menjadi karya seni yang dibenci, hanya karena tingkah laku senimannya. Karya seni yang bermutu, tentunya tidak akan berubah menjadi tidak bermutu, hanya karena moral dari senimannya.

Intinya, tidak ada beban moral yang harus dibebankan pada sebuah karya, hanya karena sesuatu yang dilakukan oleh senimannya. Hal tersebut tidak relevan, dan cenderung cocokologi. Sebab, seniman yang mungkin suci kehidupannya juga tidak bisa menjanjikan karyanya memiliki mutu yang tinggi.

Terpenting dalam setiap karya seni adalah otentik. Meskipun seniman itu seniman besar, seniman kecil, saleh, suci, maupun bejat sekalipun. Karya tetap sebuah karya, yang dibuat dengan esensi tersendiri. (ai/pojokseni)

Ads