Advertisement
Buku Bekas |
pojokseni.com - Menggambar dan membaca komik adalah hobi banyak anak-anak dan remaja. Apalagi, penggemar anime Jepang dan Marvel. Alih-alih membeli komik baru yang harganya jauh lebih mahal, banyak anak-anak memilih berkunjung ke Blok M Square, Jakarta.
Khusus untuk komik, para pecinta komik tidak mau sembarangan. Wawan misalnya, pecinta komik asal Bulungan, Jakarta Selatan ini bercerita bahwa ia begitu menyukai kisah penuh misteri dalam komik Detective Conan. Setiap membeli edisi yang baru, ia memilih untuk ke toko buku bekas di kawasan Blok M.
"Cari yang original, tapi bekas, harganya lebih terjangkau. Kalau komik jangan cari yang palsu," pesan Wawan, ia tahu mana toko yang menjual komik yang diinginkannya.
Adalah Putra, yang selama beberapa tahun terakhir telah menjual buku-buku bekas di Blok M. Bahkan, tokonya sudah berdiri sejak era 90-an dan menjual berbagai jenis buku bekas, seperti majalah, komik, buku ilmiah sampai novel.
Di awal ketika memulai bisnis ini, Putra yang menjual berbagai macam buku, mulai dari novel, buku anak, sastra, buku kuliah, pelajaran dan tentunya, komik bisa dapat keuntungan yang manis. Apalagi, buku yang dijualnya lebih banyak buku asli, namun bekas. Tentunya, lebih sering dicari orang.
"Kualitasnya masih bagus semua, apalagi komik, karena buku palsu gambarnya sering buram, sedangkan buku asli yang baru harganya masih sangat mahal," kata Putra.
Komik Bekas Masih Paling Laris
Sejak pertama mendirikan toko buku bekas tersebut, komik menjadi salah satu barang dagang paling mendominasi di toko buku tersebut. Dengan harga yang sangat rendah ditawarkan untuk komik bekas, yang berbeda sekitar 50 sampai 70 persen lebih murah dari buku baru, menjadi daya tarik di toko buku bekas milik Putra.
Buku berjejer di rak-rak dengan susunan yang terkesan menarik, mudah diperiksa detil jadinya memudahkan para pencari buku untuk berburu buku yang mereka inginkan. Harga komik menjadi salah satu yang termurah di antara buku-buku tersebut, bahkan ada yang dijual Rp 10 ribuan saja.
"Di antara semua buku, komik adalah yang terlaris, rata-rata mereka datang ke sini untuk membeli komik, apalagi anak-anak dan remaja," cerita Putra.
Awalnya, toko buku di Blok M Square berada di sekitaran Kwitang, sebelum akhirnya direlokasi di basement Blok M Square. Sebenarnya, posisinya sangat strategis, karena dekat dengan Terminal Blok M. Hanya saja, lebih banyak yang cuci mata, daripada yang belanja. Ketika masih di era jaya, para pedagang komik dan buku bekas di Blok M bisa punya penghasilan sampai Rp 1 juta per hari.
Tawar-tawar Buku, Awas Buku Bajakan
Buku bekas |
Ada banyak pula buku yang menjadi serangan para pembajak. Alhasil, buku bajakan banyak juga bersliweran di toko buku blok M. Paling sering adalah novel populer dan buku pelajaran. Tapi, komik juga termasuk korban para pembajak buku. Hasilnya, komik-komik bajakan menjadi salah satu komoditi jualan yang paling laris.
"Tapi saya jarang menjual yang bajakan, lebih baik buku bekas, tapi buku asli," kata Putra.
Komik bajakan bisa dijual sampai Rp 5000 perak per buku. Tapi, ada banyak penggemar komik yang tidak rela membeli komik bajakan. Selain gambarnya banyak yang buram, komik bajakan juga sering ada halaman yang hilang. Hasilnya, kurang puas membacanya. Lebih baik buku asli, cerita Putra, daripada pingin murah tapi murahan.
"Kalau novel dan buku pelajaran, buku bajakan yang paling banyak dicari. Misalnya harga buku itu Rp 75 ribu, maka harga buku bekasnya sekitar Rp 45 ribu, nah harga buku bajakan itu bisa sampai Rp 25 ribu," ungkap dia.
Berputar-putar, dari Pedagang ke Pembeli ke Pedagang lagi
Pengunjung Blok M Sepi |
Bagaimana cara mengumpulkan buku untuk dijual? Ada banyak caranya. Seperti diceritakan Putra, ia mulai dengan membeli dari pengepul atau pemasok buku bekas. Tapi tidak hanya itu, pada pedagang juga punya banyak pelanggang yang berhubungan baik. Apalagi mereka adalah mahasiswa, pelajar dan pembaca setia.
Jadinya, bila sedang kekurangan uang atau butuh uang mendadak, tidak jarang pelanggan sejati mereka datang membawa buku bekas untuk dijual. Dengan senang hati para pedagang menerima buku yang masih berkualitas bagus.
Putra punya standar tinggi untuk buku yang dijualnya. Meski buku bekas, tapi terlalu banyak coretan, rusak, ada halaman yang hilang, digigit tikus, dan sebagainya, maka buku tersebut tidak akan dijualnya. Baginya kepuasan pelanggan adalah nomor satu. Karena, bagaimana para pelanggan ingin kembali ke tokonya, bila sudah jera dengan buku-buku rusak?
Dihajar Toko Online, Tetap Semangat
Harus diakui, Mal Blok M tak seramai dulu. Tidak seperti awal tahun 2000-an ketika anak muda yang belum nongkrong di Blok M dibilang nggak gaul. Tapi zaman sudah berubah. Di Kasablanka ada banyak berjejer Mall yang jauh lebih menarik. Mal Blok M mulai ditinggalkan orang, termasuk kawasan Basement, tempat para penjual buku bekas mengadu nasib.
Belum lagi toko online yang mulai menggerogoti pelanggan para pedagang toko buku bekas. Satu persatu pelanggan mereka hilang, memilih untuk tetap berguling di depan TV, sambil berbelanja online, ketimbang melewati macet, panas dan debu untuk berkunjung ke Blok M.
Tapi, Putra dan kawan-kawan tidak menyerah. Mereka mencoba berbagai teknik agar toko mereka masih bisa tetap eksis. Salah satunya dengan menawarkan diskon. "Selain diskon, pelanggan musti pintar-pintar nawar, juga" kata dia.
Harga buku dibuka pada Rp 35.000, tapi mendapat diskon sampai Rp 17.500 saja. Ada juga buku Rp 35.000 tanpa diskon, tapi bisa ditawar sampai batas terendah. "Kemenangan toko buku bekas adalah, harga bukunya tetap yang paling murah," tambahnya.
Hanya saja, ketika toko buku online terus tumbuh seperti jamur di musim hujan. Beberapa jenis toko buku yang bersliweran di medsos dan web juga mulai menjual buku bekas sampai buku palsu, Putra musti putar otak. Apalagi, mereka juga punya banyak buku, jadi apa salahnya kalau ikut berjualan online, namun toko tetap dipertahankan.
"Istilahnya, untuk promosi agar orang datang ke toko kita juga," tambah dia.
Selanjutnya, menghadapi pengunjung yang sudah semakin sedikit ke Blok M, ditambah lagi ada ancaman dari pedagang buku online, Putra mengaku tetap optimis. "Tuhan tahu jalannya kok, rezeki udah diatur," tutup dia.
(pojokseni/dari berbagai sumber)