Advertisement
"Jhon Bandit Memakai Payung Dara di Kampung Tomo"
pojokseni.com - Jumat (19/1/2018) mendatang akan menjadi saksi tiga aktor Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung menerbitkan tiga novelnya. Venue yang dipilih adalah Graha Kemahasiswaan Univesitas Lampung, pukul 19.00 WIB. Pembahas adalah sastrawan, sutradara kondang, dan sekaligus Pimpinan Teater Satu Lampung, Iswadi Pratama. Sementara untuk moderator dipercayakan pada Ari Pahala Hutabarat, sastrawan, sutradara, dan Pimpinan Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung.
Selain memproduksi pertunjukan teater, Kober sebagaimana yang disampaikan oleh Alexander GB sedari awal memang didesain sebagai wadah untuk mempelajari dan memproduksi karya sastra. Setelah Ari Pahala Hutabarat menerbitkan Rekaman Terakhir Beckett (Buku Puisi, 2017), kali ini giliran tiga aktornya melahirkan novel.
Kampung Tomo karya Alexander GB, Payung Dara karya Yulizar Fadli, dan John The Bandits karya Devin Nodestyo. Novel-novel tersebut diterbitkan oleh divisi penerbitan Kober, Lampung Literature. Salah satu satu tujuan dari penerbitan novel-novel ini adalah provokasi bagi penulis muda Lampung agar tergerak untuk melahirkan novel-novel atau karya sastra lain yang berkualitas dan nantinya turut mengharumkan nama Lampung di kancah sastra Indonesia sebagaimana yang telah ditempuh sastrawan-sastrawan Lampung sebelumnya.
Salah satu Penyair Kober, Inggit Putria Marga di laman instagramnya menulis “Mari berkunjung ke KAMPUNG TOMO, melihat dan terlibat dalam pergulatan seorang lelaki yang lama tercerabut dari rumpun keluarga namun misteri kematian bapaknya memaksa ia kembali ke muasal, ke Ulubelu yang terjal.”
Senada dengan Inggit, Kampung Tomo sebagaimana yang disampaikan Alexander GB, berkisah tentang seorang lelaki yang setelah 15 tahun menetap di Tanjungkarang, akhirnya dipaksa pulang. Marni (adik angkatnya) memberitahu melalui telepon bahwa Basiran (bapaknya) meninggal. Satu kabar menyebutkan bapaknya meninggal karena sakit, kabar lain karena kecelakaan, dan ada kabar juga yang mengatakan dibunuh.
Artikel Terkait :
- Rekomendasi Novel : Kampung Tomo oleh Alexander GB
Artikel Terkait :
- Rekomendasi Novel : Kampung Tomo oleh Alexander GB
- Buku Puisi Rekaman Terakhir Beckett, Jukstaposisi dan Citraan yang "Digeserkan"
- Yuk, Baca Kisah Menarik dalam Novel : Desing Peluru di Komplek Eks oleh Adhyra Irianto
- Rekomendasi Buku, Tatengghun : Kompilasi Catatan Kreatif Teater oleh Anwari
- Pengen Dapat 3 Novel Ini Gratis? Yuk Ikut Meresensi
- Yuk, Baca Kisah Menarik dalam Novel : Desing Peluru di Komplek Eks oleh Adhyra Irianto
- Rekomendasi Buku, Tatengghun : Kompilasi Catatan Kreatif Teater oleh Anwari
- Pengen Dapat 3 Novel Ini Gratis? Yuk Ikut Meresensi
Keinginan untuk menyingkap misteri di balik kematian Basiran membuat Tomo terjebak pada situasi yang cukup pelik. Selain berselisih dengan keluarganya sendiri, ia juga harus berhadapan dengan Lurah Tukidi & Miskun Kepruk (centeng perusahaan gas bumi) yang membuat nyawanya terancam.
Setelah membaca Novel Payung Dara, Iswadi Pratama menyatakan “Membaca novel 'ringkas' yang ditulis Yulizar Fadli ini, kita seperti berhadapan dengan teks yang memuai ke berbagai arah dengan ringan, riang, bebas, dan asyik. Cerita bergulir bisa mengenai apa saja yang remeh maupun 'serius', mulai dari dangdut koplo, judul lagu, puisi, pergolakan politik di Myanmar, hingga perihal Homo Sapien dan isu-isu aktual saat ini; segalanya terasa setara.”
Sementara John The Bandits berkisah tentang tokoh John Cornyn seorang desersi pasukan Konfederasi yang memilih menjadi bandit. Ia menjadi buronan paling dicari setelah menembak dahi Sheriff Jack Logan di sebuah bar di Fort Worth. Hal itu membuat Gubernur Texas memerintahkan Deputi sheriff William Wilkinson bersama Deputi sheriff lainnya menangkap John Cornyn hidup atau mati. Deputi sheriff William Wilkinson sangat berambisi memburu John Cornyn kerena dalam misi tersebut ia tak hanya menjalankan perintah Gubernur, tetapi memiliki tujuan pribadi, yaitu mengincar emas hasil rampasan kelompok Black Bull yang disimpan oleh John Cornyn. Di tengah pelariannya, John Cornyn menemui banyak masalah yang nyaris membawanya pada kematian. Namun, John tak sendirian, ia dibantu oleh temannya, Norma Jean, seorang perempuan berpendidikan yang kemudian ikut dalam pelarian. Novel ini mengambil latar kota Fort Worth di tahun 1875 di mana saat itu US masih dipimpin oleh Ulysses S. Grant.
Mewakili penerbit, Agit Yogi Subandi selaku Manager Lampung Literature mengatakan bahwa tiga novel ini semacam penanda bahwa dunia sastra di Lampung terus menggeliat, terus melakukan inovasi, terus berupaya menghasilkan karya-karya yang berkualitas, dan mudah-mudahan menginsiprasi generasi muda Lampung untuk juga menghasilkan karya serupa. Sebenarnya banyak generasi muda yang berbakat dan berkualitas hanya saja belum menemukan lingkungan atau orang yang tepat untuk mengarahkannya, sehingga belum bisa menghasilkan karya. Kober melalui Lampung Literatur mencoba menjadi wadah bagi pengembangan sastra di Lampung dan sekaligus mendorong adanya gerakan literasi yang lebih masih lagi di masa mendatang. (ai/pojokseni.com)