Advertisement
pojokseni.com - Anda penulis dan punya naskah, bisa jadi naskah novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi hingga karya tulis ilmiah? Sudah pernah dikirim ke penerbit namun mendapat penolakan? Yah, penerbit besar (mayor) menerima naskah dengan banyak pertimbangan, salah satunya genre tulisan yang dikirim harus sejalan dengan visi dan misi mereka. Bisa dikatakan, ada 4 quadran untuk karya tulis :
- Bagus dan memiliki nilai jual
- Tidak bagus tapi memiliki nilai jual
- Bagus tapi tidak memiliki nilai jual
- Tidak bagus dan tidak memiliki nilai jual
Sekarang, apabila karya Anda masuk dalam quadran 1, namun ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan bisa dijual mandiri tanpa lewat toko buku, apakah hal itu akan berhasil? Bisa iya, bisa tidak. Menerbitkan mandiri, melalui penerbit indie, tentunya hasil penjualannya akan berbeda dengan yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Yah, setidaknya buku Anda sangat kecil kemungkinannya bertengger di toko buku dengan jaringan nasional seperti Gramedia, Togamas dan sebagainya. Tapi, bila Anda sudah punya nama, maka bisa dikatakan bahwa menerbitkan buku lewat penerbit indie akan menghasilkan lebih banyak penghasilan untuk mengganti buah pikiran dan keringat serta tenaga yang Anda habiskan selama berkarya.
Coba lihat perbandingan ini, bila Anda menerbitkan karya lewat penerbit mayor maka Anda akan mendapatkan royalti 10 - 15 persen. Berarti bila buku Anda dijual dengan harga Rp 50.000, Anda hanya akan mendapat royalti sekitar Rp 5.000 sampai 7.500 per eksemplar. Bila seandainya, ada 100 buku yang terjual dalam waktu satu bulan, maka Anda hanya akan mendapatkan royalti sekitar Rp 500.000 sampai Rp 750.000 per bulan. Bila berhasil habis 500 eksemplar misalnya, maka keuntungan yang akan didapat penulis adalah Rp 2.500.000 hingga Rp 3.750.000.
Sedangkan, bila Anda menerbitkan Indie dan mencetak sekitar 500 buku (kebanyakan penerbit indie meletakkan angka ini sebagai angka minimal) maka biayanya berkisar dari angka Rp 5 juta - Rp 7,5 juta. Berarti modal per buku, setelah ditambah biaya cover, ISBN, editing dan layout adalah sekitar Rp 15.000 - Rp 30.000 per buku. Dengan harga jual Rp 50.000, berarti keuntungan yang bisa didapat penulis adalah sekitar Rp 20.000 per buku. Bila berhasil menjual 100 eksemplar saja perbulan, berarti penulis sudah mendapatkan Rp 5.000.000 yang sudah mengembalikan modal awalnya. Nah, masih ada 400 eksemplar buku dengan total keuntungan bisa mencapai Rp 8 juta bila habis semuanya.
Nah, dengan angka 500 eksemplar, bila Anda menerbitkan buku tersebut lewat penerbit mayor maka Anda akan mendapatkan penghasilan hingga Rp 3.750.000 sedangkan lewat penerbit indie, Anda akan mendapatkan sekitar Rp 8.000.000. Jauh sekali bukan? Pertanyaannya, apakah menerbitkan buku sendiri (self publishing) mampu menjual hingga 500 buku? Jawabannya, bila hanya 500 buku, maka hal itu masuk akal.
Anda bisa mencoba menghubungi rekan-rekan, komunitas pecinta sastra, serta orang-orang yang mengenal Anda untuk membeli karya Anda, tentunya tanpa paksaan. Tentunya, cara manual seperti itu setidaknya bisa membuat Anda menjual 50 - 100 buku. Bagaimana selanjutnya? Anda bisa mempromosikan karya Anda melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya. Bila cara promosi Anda jitu, maka setidaknya Anda bisa menjual sekitar 50 - 100 buku lagi. Kemudian, jangan ragu untuk menghubungi para kritikus buku, serta tokoh sastra atau penulis yang memiliki nama untuk mempromosikan karya Anda. Apabila Anda kenal secara dekat, tentu hal itu akan sangat baik bagi Anda. Manfaatkan juga website khusus sastra untuk mempromosikan karya Anda.
Iya, Anda juga bisa mempromosikan karya Anda gratis di pojokseni.com loh! Bagaimana caranya? Tinggal hubungi tim pojokseni melalui Facebook, Twitter atau Instagram, lalu kirimkan gambar, sinopsis serta pranala tempat membelinya, atau narahubung untuk dihubungi. Agar karya Anda bisa diresensi, tinggal kirimkan buku Anda satu untuk Pojokseni, kemudian kami akan membuatkan review, atau resensi mungkin juga berupa kritik dan saran yang bisa membantu proses penjualan buku Anda dengan baik. Jadi, berani cetak buku sendiri? (pojokseni)