Advertisement
Pertunjukan Jilatang is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang |
Review Pertunjukan“Jilatang Is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang” karya/sutradara Wendy HS.
Oleh: Ikhsan Satria Irianto
“Lama dan kejap sudah terasa beda. Entah pulang padi keberapa aku di sini. Yang pasti kutahu, ini adalah angin mudik pembawa mendung. Hawanya terasa lebih panas. Hembusnya lebih kuat. Biasanya hujan takkan kunjung datang. Seperti ada yang tengah menyarang hari. Ada yang menyebar miang Jilattang di tengah pintu angin. Merasuk ke dalam nafas setiap orang. Masuk menjadi rasa gatal ke pikiran setiap orang. Lalu dunia dipandangnya penyebab gatal yang teramat sangat. O yayai..! Begitukah maumu Jilatang!”
pojokseni.com - Pertunjukan teater peraih Program Hibah Seni Kelola tahun 2017 bertajuk “Jilatang Is Installed #2: Welcome to Ranah Miang” karya/sutradara Wendy HS dihelat pada Selasa, 12 September 2017 pukul 20.00 WIB di Auditorium Boestanoel Arifin Adam ISI Padangpanjang. Produksi ke-2 dari Indonesia Performance Syndicate (IPS) ini mencoba melakukan pembacaan ulang terhadap mitos Tareh Jilatang yang menjadi salah satu tonggak balai adat Balairungsari di Nagari Tabek, Pariangan, Tanahdatar. Produk dari laboratorium IPS kali ini merupakan kelanjutan dari pertunjukan monolog dengan judul Jilatang Is Installed #1 yang dipentaskan pada perayaan Dies Natalis Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2016 yang mengusung tema Divergent of Embodiment.
Pada produksi ke-2 nya, IPS mencoba meleburkan sekat-sekat seni pertunjukan menjadi sebuah kesatuan laku panggung yang apik. Dengan elemen artistik Tapuak Galembong dalam Randai sebagai media ekplorasi menjadi dasar konsep peleburan oleh Wendy HS dan Laboratorium IPS. Laku pertunjukan yang diusung oleh IPS ini diberi nama Total Acting, di mana leburnya unsur teatrikal, musikal, dan koreografis sebagai suatu internal dari tubuh performer sebagai pilihan ekspresi.
Pertunjukan Jilatang is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang |
Secara tematik “Jilatang Is Installed #2: Welcome to Ranah Miang”, IPS mencoba mereinterpretasikan Jilatang atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Jelatang. Jelatang atau Toxicodendron Radicans merupakan tumbuhan liar yang dapat menyebabkan gatal yang teramat sangat. Melalui miangnya luka dan gatal-gatal itu akan berlangsung berhari-hari. Pembacaan ulang terhadap Jilatang ini diorientasikan pada konteks sosiopolitik yang terjadi di Indonesia dan di Sumatra Barat secara khusus. Terutama pada persoalan dampak sosial pertumbuhan ekonomi atas keberadaan industri tambang, pabrik, perluasan kota dan sebagainya.
Wendy HS sebagai pengkarya kiranya begitu memiliki empati yang kuat terhadap problematika dan realitas yang berkeliaran di sekitarnya. Melalui laboratorium IPS, Wendy mencoba menghadirkan pertunjukan yang sarat kritik sosial bagi pemerintah. Kegelisahan Wendy inilah yang menjadikan Jilatang Is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang sebagai produk hasil dari ekplorasi IPS di dalam labolatorium mereka.
Hal yang menarik dari pertunjukan yang berdurasi 60 menit ini adalah, IPS tidak membutuhkan performer yang kolosal untuk menyampaikan gagasannya dalam sebuah pertunjukan. IPS juga tidak membutuhkan kostum dan rias yang eksesif atau musik pengiring yang megah. Tubuh performer sebagai media satu-satunya penyatuan antara spektakel dan spectator sebagai kesatuan dari peristiwa teater.
Pertunjukan Jilatang is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang |
Bunyi-bunyi yang dihasilkan dari tubuh performer menghasilkan sebuah ensemble yang harmoni. Bebunyian tersebut dengan sangat baik menghidupankan suasana pentas. Keselarasan bunyi yang lahir di atas pentas benar-benar memaksa penonton untuk terperangkap dalam sebuah ranah miang yang disajikan oleh IPS. Kiranya Indonesia Performer Syndicate begitu apik mengorkestrasikan tubuh performer menjadi sebuah laku pertunjukan yang inovatif.
Dilengkapi dengan koreo dari tubuh-tubuh yang distilir dan dialog-dialog metafora yang dilantangkan, menjadikan Jilatang Is Installed #2 : Welcome to Ranah Miang sebagai pertunjukan yang begitu memukau dan memberikan gambaran kepada penonton tentang peleburan interdisipliner ilmu seni yang IPS beri nama “Total Acting”. (isi/pojokseni)