Advertisement
Putu Wijaya |
pojokseni.com - Seniman senior Indonesia, I Gusti Ngurah Putu Wijaya atau lebih sering dikenal dengan nama Putu Wijaya akan mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Informasi tersebut didapatkan oleh pojokseni.com dari status terbaru yang dibagikan oleh Dekan FSP ISI Yogyakarta, Prof Dr Yudiaryani MA di akun Facebook pribadinya. Dalam status tersebut, ia menyebutkan bahwa ISI Yogyakarta tengah mempersiapkan untuk memberi penghargaan Doctor Honoris Causa pada Putu Wijaya. Penyerhan tersebut akan digelar pada tanggal 27 Oktober 2017 mendatang di hadapan sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta.
"Semoga acara Tgl 27 Oktober 2017 di hadapan sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta berjalan lancar," tulis Yudiaryani.
Gelar Doctor Honoris Causa merupakan sebuah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh perguruan tinggi atau universitas kepada seseorang yang dirasa perlu dan layak untuk menerima gelar tersebut. Gelar ini merupakan gelar sarjana yang bisa digunakan oleh orang yang mendapatkannya, tanpa harus mengikuti atau lulus dari pendidikan tersebut.
Tentu saja, tidak semua orang berhak mendapatkan gelar tersebut. Ada banyak persyaratan bagi calon penerimanya, yang tentunya harus luar biasa dampaknya bagi perkembangan keilmuan tertentu. Begitu juga perguruan tinggi yang tidak seluruhnya bisa memberi gelar Doktor Honoris Causa tersebut. Ada banyak syarat yang harus dipenuhi sebuah perguruan tinggi sebelum berhak untuk memberikan gelar tersebut pada seseorang.
ISI Yogyakarta telah memenuhi persyaratan sehingga sudah mendapat hak secara eksplisit untuk memberi gelar Dr. (HC) tersebut. Sedangkan Putu Wijaya, seniman berusia 73 tahun yang juga dikenal sebagai sastrawan, dramawan, wartawan, pelukis dan banyak lainnya. Ia telah membuat banyak hal dan terobosan baru di dunia seni pertunjukan, menjadikan namanya layak menyandang gelar Doctor Honoris Causa tersebut.
Putu Wijaya, yang merupakan putra kelahiran Bali, pada tahun 1944 silam ini tercatat sudah menulis puluhan novel dan naskah drama. Sedangkan cerpen, artikel lepas, esei, kritik drama sudah mencapai ribuan yang dibuatnya. Sudah puluhan penghargaan yang diraih oleh pimpinan Teater Mandiri ini karena kerja keras dan karyanya. Beberapa penghargaan paling bergengsi yang pernah diraihnya antara lain Anugrah Seni dari Menteri P&K tahun 1991, Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan Presiden RI tahun 2004 hingga penghargaan "Tokoh Teater Tahun Ini" dari Federasi Teater Indonesia yang merupakan penghargaan tertinggi dalam dunia teater di tanah air pada tahun 2007. (ai/pojokseni)