Advertisement
Piring Porselen Antik dari China bergambar Naga |
Oleh : Adhyra Irianto
Karya seni antik berbentuk patung atau hiasan rumah sudah lama jadi incaran saya. Dalam beberapa pameran seni rupa terakhir, saya dan tim pojokseni.com datang untuk melihat-lihat, siapa tahu ada yang harganya pas untuk dijadikan penghias sudut ruangan, atau dinding ruang tamu yang masih perlu banyak sentuhan estetik dari tangan-tangan perupa handal tentunya. Meski mencintai seni setengah mati, tapi saya selalu menyerah ketika diminta untuk membuat lukisan, patung atau karya kriya. Nantinya, saya malah sedih melihat hasil akhirnya.
Suatu ketika, saya pernah jatuh cinta pada pandangan pertama pada sebuah karya seni rupa dari seorang perupa yang membuat pameran di dekat kota saya. Tapi, cinta saya pupus sudah, karena harga. Patung berbentuk burung rajawali yang sedang mengepakkan sayap, mengisyaratkan kekuatan dalam keindahan berbalut dengan keindahan nan eksotis, menjadi semakin jauh rasanya dari sudut ruang tamu rumah saya yang sepi penghias. Harganya dibanderol Rp 15 juta, yang berarti lebih dari pendapatan saya selama tiga bulan dikomulasi. Masa, demi menghias sudut rumah saya dengan patung gagah itu, saya dan istri serta anak satu-satunya tidak makan tiga bulan?
Pilihan saya kemudian jatuh pada lukisan di atas kulit yang ukurannya sekitar 1 x 1,6 meter. Menggambarkan kisah ketika Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad terpaksa menghembuskan nafas terakhir di Karbala, ketika perang perebutan kekuasaan di era Ali bin Abu Thalib. Tapi, lagi-lagi karena harga, cintaku kembali bertepuk sebelah tangan. Harganya ituloh, Rp 17 juta. Bahannya dari kulit sapi, sedangkan catnya berkualitas tinggi dan tentunya ide dan konsep dari sang perupa yang begitu mahal harganya. Hasilnya, saya mundur. Untuk beberapa lama, saya menghapus impian memiliki hiasan berbentuk patung atau lukisan dengan nilai seni yang tinggi itu.
Di waktu lainnya, ketika sedang santai menikmati kopi sore, seorang teman yang juga menyukai karya seni rupa untuk menjadi hiasan rumah bercerita pada saya bahwa ia baru saja membeli patung kuda yang indah dan gagah. Ia perlihatkan fotonya terpajang di sudut ruang tamunya dengan bangga, sekaligus sedikit sombong. Tentunya, saya jadi penasaran. Dan, patung itu memang tidak terlihat begitu istimewa, tapi memberi keindahan pada ruangan.
"Berapa harganya?" tanya saya."Kau pasti terkejut, harganya hanya Rp 300 ribu!""Hah!"
Untuk patung yang dibuat dari kayu berkualitas, polesan cat yang menarik dan bentuk yang indah, rasanya harga Rp 300 ribu itu benar-benar tidak mungkin. Namun, ia bercerita hampir seluruh penghias di rumahnya dibeli dengan harga yang cukup miring. Apa sebab? Pertama barang yang dibelinya bukan berasal dari seniman senior, melainkan dari seniman muda yang baru mengeluarkan karya-karya pertamanya. Kedua, barang yang lainnya adalah barang second.
"Untuk kaum elit alias ekonomi sulit macam kita ini, beli saja yang second, misalnya bapaknya beli patung mahal untuk hiasan rumah, nah selanjutnya ketika diwariskan pada anaknya, tuh anak tidak suka lalu jual, nah harganya akan jadi lebih murah, jadi dapat barang seni yang berkualitas tinggi, sekaligus antik tapi harganya lebih miring," kata dia.
Aku tidak percaya, jadi hari itu angguk-angguk kepala biar bisa menghindar petaka. Sampai di rumah, sedikit penasaran saya coba mencari barang seni yang dijual di internet, tentunya yang dalam kondisi second. Siapa tahu, teman saya itu sedang tidak membual. Sampai akhirnya saya menemukan situs belanja khusus barang second bernama Prelo. Secara mengejutkan saya melihat tab barang antik yang dijualnya dan tentu saja akhirnya saya menemukan apa yang saya cari, dengan harga yang jauh lebih miring.
Pajangan Kapak Batu dari Papua |
Dimulai dari sebuah benda mirip cangkul dari suku pedalaman Papua yang mirip dengan kapak batu dari zaman neolitikum. Desainnya benar-benar artistik dengan kayu keras dari Papua yang berhias ukiran dari pangkal sampai ke ujung ditambah dengan batu di sebagai mata kapak. Jadi hiasan di ruang tamu, tentunya menjadikan nuansa eksotis sekaligus antik dan artistik, kan. Tahu harganya berapa? Rp 250.000!
Lalu patung kayu ukiran burung di atas, meski bukan burung rajawali seperti yang saya inginkan di atas, namun tetap memberi kesan keindahan dalam kekuatan. Menjadi sebuah pajangan yang indah di sudut meja kerja. Dijual dengan alasan pemiliknya sudah terlalu banyak memiliki pajangan. Harganya juga miring, hanya Rp 150.000.
Belum berakhir sampai di situ. Saya menemukan pula lukisan antik bergambar cerita pewayangan yang dijual seharga Rp 2.000.000 dari harga biasanya untuk barang dengan kualitas serupa yang dibanderol di atas Rp 5.000.000 untuk barang baru yang fresh keluar dari dapur perupa.
Ada juga bingkai dari rotan ukuran besar yang antik dan unik. Tidak hanya barang hiasan antik, saya juga menemukan puluhan bahkan ratusan buku antik yang kebanyakan sudah tidak dicetak lagi. Ada beberapa yang harganya tetap tinggi, seperti buku "Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Soekarno" misalnya. Tapi, tentunya Anda akan lebih menghemat biaya untuk membeli novel original, bukan yang palsu yang masih sangat bagus karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya yang lalu.
Novel bekas dijual dengan kisaran harga Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu, tergantung harga novel barunya. Bila novel baru dijual seharga Rp 100 ribu, maka novel bekas dengan kualitas yang sama dijual seharga Rp 50 ribu. Bila novel tersebut awalnya dibanderol seharga Rp 50 ribu, maka akan dijual dengan harga sekitar Rp 20 ribu.
Jadi, tetap bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan harga yang jauh lebih hemat. Tapi tentunya agak sedikit melakukan pemeriksaan ulang untuk setiap barang yang dibeli agar tidak mendapat barang rusak. Anda bisa mencoba mencari barang-barang unik dan antik seperti keramik, porselen dan lain-lainnya dengan mengunjungi situs Prelo. Yah, tidak ada salahnya, kan membeli barang second, selama kualitasnya masih baik dan terjaga. (**)