Advertisement
Novita Subli Yanti, Mahasiswi ISI Padangpanjang mementaskan tari ciptaannya sendiri, Ulun Baayun |
pojokseni.com - Berangkat dari pengalaman individual yang dialami oleh Novita Subli Yanti, menjadikan perempuan berdarah Tembilahan, Riau ini menggarap karya tari yang selaras dengan pengalaman hidup yang dialaminya. Karya tari yang berjudul “ Ulun Baayun “ terinspirasi dari permainan ayunan yang menjadi salah satu inspirasi yang diwujudkan kedalam sebuah karya tari baru yang berkaitan dengan pengalaman empiris bagi Novita Subli Yanti, karya Ulun Baayun juga sebagai karya tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
Novi menyampaikan bahwa dalam garapan ini pengkarya mencoba menghadirkan peristiwa tersebut, yang memfokus bagaimana pengkarya menghadirkan pola dari ayunan yang dikaitkan dengan kepribadian pengkarya dengan imajinasi dan perenungan pengkarya. "Dalam suatu garapan tari Ulun Baayun di dalamnya terdapat suasana dari peristiwa tersebut, dan juga dikaitkan dengan usaha, kedisiplinan, kepribadian dan tingkah laku yang kurang baik sehingga bisa berakibat buruk dalam kehidupan," kata Novi.
Novi menambahkan, ia ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pendukung karyanya, karena tanpa ada dukungan dan dorongan dari tim produksi, penari, pemusik mungkin ujian ini tidak dapat terlaksana seperti ini. Terlebih, sambung dia, khususnya kepada keluarga yang ikut hadir menyaksikan pertunjukan, terima kasih atas dukungan baik doa maupun materialnya.
"Kepada bapak Emri., S.Sn., M.Sn dan Yan Steveson., S.Sn., M.Sn., selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing serta mengarahkan saya dalam proses berkarya, serta kepada dosen penguji Syaiful Erman., S.Kar., M.Sn, Sherli Novalinda S.Sn., M.Sn., Idun Ariastuti., S.Sn., M.Sn," kata Novi.
Sementara itu, pimpinan produksi Karya Tari “Ulun Baayun", Suci Intan Maulia menyampaikan, bahwa karya yang ditampilkan di Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam Institut Seni Indonesia Padangpanjang ini merupakan rangkaian ujian Minat Penciptaan Mahasiswa Prodi Seni Tari ISI Padangpanjang. Novita Subli Yanti menciptakan karya tari dengan judul Ulun Baayun yang telah ditampilkan di hadapan dosen penguji.
"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang bersedia membantu ujian Novita Subli Yanti, seperti media-media jaringan sosial yang bersedia mempublikasikan saat pra-pertunjukan, serta mendapat dukungan dan kerjasama dari tim produksi yang telah membantu menyukseskan ujian tersebut, dan ucapan terima kasih kepada penonton yang telah sempat menghadiri serta antusias menyaksikan pertunjukan karya Ulun Baayun, yang dapat menjadi salah satu bahan apresiasi bagi penikmat seni, penonton yang menyaksikan," jelas Suci.
Selanjutnya, I Dewa Ayu Sri Utari sebagai Stage Manager yang mengkontrol proses karya Ulun Baayun, menyampaikan melalui hasil penciptaan dari Novita Subli Yanti sebagai pengkarya, disini mencoba menggambarkan sebuah pengalaman empiris yang dirasakan oleh pengkarya, dimana akan terlihat di karya yang diciptakannya dan juga termasuk dalam pemahaman karya yang telah dipersiapkan sebagai bahan ujian akhir tersebut. Selanjutnya pertunjukan ini melibatkan 7 orang penari dan 9 orang pemusik dengan proses latihan yang mencapai sekitar 3 bulan, sehingga dengan penataan yang matang akan mendapat hasil yang maksimal.
Konsep Karya : Dari Pengalaman Pribadi
Pentas Tari "Ulun Baayun" |
Pengalaman pribadi menjadi salah satu inspirasi yang diwujudkan kedalam sebuah karya tari ini, Karya tari ini berkaitan dengan suatu kehidupan yang diambil dari pengalaman empiris si pengkarya. Dalam menjalani suatu kehidupan dimasa kecil pengkarya memiliki kepribadian yang berbeda dengan teman-teman yang lainnya, sehingga pengkarya lebih senang menyendiri dan hanya berinteraksi dengan beberapa teman tertentu.
(Saksikan Pentas Tari "Ulun Bayun" Oleh Mahasiswa Prodi Seni Tari ISI Padangpanjang)
Hal ini terjadi, karena di latar belakangi oleh suatu kehidupan di masa kecil, dimana pengkarya sendiri di peringatkan oleh keluarga ( orang tua ) untuk tidak bermain keluar rumah. Pengkarya lebih banyak melakukan interaksi di lingkungan sekolah, kemudian berakhir dari jam sekolah pengkarya pun langsung pulang ke rumah.
Novita Subli Yanti yang akrab disapa Novi, adalah anak perempuan satu-satunya dirumah, sebagai anak perempuan satu-satunya di dalam sebuah keluarga, tentunya ada perasaan takut, dan akhirnya muncul kekhawatiran dari orang tua. Kekhawatiran orang tua si pengkarya, dan akhirnya selalu mengingatkan agar berhati-hati dan juga mengingatkan pengkarya agar bermain didalam rumah saja. Prinsip yang sangat mendasar dari suatu pola asuh orang tua terhadap anaknya, lebih banyak mengizinkan bermain di dalam rumah melainkan di luar rumah, sehingga pengkarya sulit untuk berinteraksi dengan teman yang lainnya.
Proteksi yang kuat dari orang tua membuat pengkarya lebih banyak sendiri dalam menjalani suatu masalah, sehingga pengkarya selalu menyimpan dan memendam suatu permasalahan itu sendiri dan menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri, meski adanya suatu permasalahan tersebut orangtua pengkarya selalu memberikan semangat dan kepercayaanlah yang membuat pengkarya berusaha agar pendidikan dapat selesai tepat pada waktunya dan memiliki pekerjaan serta dapat membantu orang tua untuk melanjutkan pendidikan adik-adik pengkarya.
Pengkarya mencoba menggarap sebuah bentuk karya tari yang berawal dari ide tersebut yang memfokuskan kepada suatu perjuangan hidup pengkarya yang telah dilewati mulai dari sejak kecil hingga saat ini. Dari hal tersebut, pangkarya menghadirkan pada bentuk garapan baru, dimana menciptakan suatu tarian baru, selama proses ini pengkarya berusaha melihat kedalam dirinya sendiri, seperti pengkarya mengeksplorasi data dan perasaan yang terkait didalam karya.
Terinspirasi dari permainan Ayunan yang digunakan sebagai tempat untuk bermain anak-anak dan juga sebagai tempat untuk menidurkan anak-anak agar membantu para orang tua dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, agar anaknya lebih nyaman dan cepat tidur. Ayunan di garap oleh pengkarya dengan penggarapan tari yang mencoba untuk mengartikan ayunan dengan menitik beratkan kepada suatu proses kehidupan dari pengalaman si pengkarya.
Pengartian terhadap ayunan tersebut dalam kehidupan adalah, kita tidak dapat memaksakan diri untuk tetap bergerak kedepan. Bergerak mundur tidak selalu diartikan sebagai sebuah kegagalan. Sama halnya dengan cara kerja ayunan, kita tidak bisa bergerak kedepan tanpa ada sesuatu yang mendorong kita dari belakang, dan bergerak mundur berarti melakukan evaluasi.
Kita tidak akan menemukan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi dengan cara yang sama terus menerus, begitu juga dengan pengkarya yang tidak sadar akan kesalahpahaman dalam berinteraksi terhadap sesama. Karya ini di beri judul “Ulun Baayun” yang berarti Ulun adalah menggambarkan tentang saya sebagai pengkarya yang mengalami kejadian tersebut, sedangkan Baayun adalah berayun. Judul tersebut sangat terkait dengan ide yang pengkarya angkat menjadi sebuah garapan ini, yang mana aku adalah diri pengkarya sendiri sebagai gambaran penokohan, sedangkan baayun adalah bentuk simbolik dari pemaknaan terhadap ayunan yang pengkarya inginkan. (isi/mp/pojokseni)