Advertisement
pojokseni.com - Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai, Asahan, Sumatera Utara dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara pada hari Senin (5/6/2017) lalu diharapkan menjadi momentum untuk kebangkitan seni dan budaya di daerah tersebut.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai, Khuwailid Mingka pada pojokseni.com lewat pesan via Facebook, Kamis (8/6/2017). Ia mengungkapkan bahwa Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai sebagai mitra Pemerintah, merupakan salah satu wadah aspirasi seniman dan budayawan, memiliki posisi strategis dalam menggali potensi, melestarikan dan menjaga kesenian dan kebudayaan tradisional. Termasuk di dalamnya adat istiadat daerah dan situs atau cagar budaya, agar tidak pudar kemudian hilang dari kehidupan masyarakat, tergerus arus gelombang modernisasi dan globalisasi.
Untuk itu, lanjut Khalid, Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai sudah seharusnya berperan aktif disegala aspek kesenian dan kebudayaan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan norma-norma yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saat ini, Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai adalah ibarat sebuah BAHTERA yang akan berlayar mengarungi lautan luas kehidupan modernisasi dengan satu tujuan mencari identitas dan jati diri kita sebagai masyarakat Kota Tanjungbalai yang pada mulanya memiliki kekayaan seni dan budaya serta adat-istiadat yang tak lepas dari nilai kereligiusannya, yang diwariskan oleh leluhur kita di Negeri di Hujung Tanjung," ungkap Khalid.
Oleh karena itu, Khalid mengharapkan momentum penandatanganan Naskah Kesepakatan Bersama atau MoA ini sebagai langkah awal, motivasi dan panduan dalam pelayaran bahtera tersebut.
"Saya yakin didalam pelayaran ini, tentu kita akan menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan. Tapi tentu kita tidak ingin bahtera ini karam, pecah berserakan sebelum kita menemukan apa yang kita cari. Saya memahami begitu banyak potensi, pemikiran, ilmu dan pengalaman dari setiap individu sahabat seniman dan budayawan sekalian dalam kehidupan berkesenian dan berkebudayaan, terbungkus dengan berbagai macam karakter," tulis Khalid.
Hal tersebut, menurutnya dapat menjadi kekuatan sekaligus kelemahan, tergantung bagaimana kita menjadikan potensi tersebut.
"Di hadapan kita saat ini terbentang luas samudera kehidupan, yang tanpa penunjuk arah kita tidak dapat menetapkan haluan kita berlayar kemana. Maka sebelum tambatan kapal kita lepaskan, sebelum jangkar kita naikkan, saya atas nama Dewan Kesenian Daerah Kota Tanjungbalai mengajak sahabat seniman, budayawan serta seluruh pihak yang terkait dan masyarakat Kota Tanjungbalai untuk menyatukan dan menyamakan persepsi dalam sebuah misi “ Mengarak Seni, Menjunjung Budaya”agar apa yang menjadi warisan leluhur kita senantiasa terjaga," tutup Khalid. (ai/pojokseni.com)