Advertisement
Penjarahan situs Kumitir, Jumat (8/4/2017) -foto Facebook Deni Indianto |
pojokseni.com - Situs Kumitir, salah satu situs arkeologi peninggalan Kerajaan Majapahit yang seharusnya menjadi warisan kekayaan Indonesia, sekarang nasibnya dalam bahaya. Seperti diunggah oleh netizen, Deni Indianto pada hari Sabtu (8/4/2017), situs arkeologi yang terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ini dijarah oleh sekelompok orang.
Dari foto yang diunggahnya di akun media sosial Facebook, tampak sekelompok orang mengambil batu bata kuno peninggalan bangunan di situs tersebut lalu menjualnya dengan harga Rp 3.000 per buah.
Lewat statusnya, ia mengajak pecinta dan pelestari sejarah se-Indonesia untuk sama-sama berjuang mempertahankan situs sejarah ini. Sebab, bila tidak segera ditindak, situs sejarah ini akan hilang untuk selamanya.
"Dalam hitungan jam situs ini akan habis hilang tak berbekas dan tinggal nama. Dokumentasikan selagi anda bisa sebagai bukti kalau pernah ada situs bersejarah di sana. Memprihatinkan....!!!!!" tulis Deni Indianto lewat statusnya.
Sementara itu, warganet yang lain yang juga ahli aerkeologi dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono lewat akun Facebooknya meminta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Polsek Trowulan, Disbudpar Mojokerto dan desa setempat untuk cepat bertindak. Sebab, lanjutnya, sebuah petaka budaya tengah terjadi sehingga perlu penanganan cepat. Dwi menyayangkan jawaban Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Said yang dalam keadaan darurat seperti itu justru saling lempar wewenang. Meskipun demikian, informasi terhimpun, pada pagi Sabtu (9/4/2017) tim dari BPCB sudah bergerak menuju lokasi.
"Semoga ada berita baik. Matur nuwun atas reaksi cepatnya oleh siapa saja yang mau bertindak," tulis Dwi.
Situs Kumitir, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Sumber : BBC Indonesia |
Sementara itu, seperti dilansir dari BBC Indonesia, dikatakan bahwa tim BPCB telah bekerjasama dengan pihak terkait untuk menangani sekaligus menelusuri siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian itu. Kabar buruk datang dari pengunggah pertama foto kejadian tersebut Deni Indianto yang disebut sempat mendapat ancaman dengan senjata api setelah kejadian itu.
Penanggulangan cepat musti dilakukan terhadap situs bersejarah tersebut. Sebab, bila terlambat atau tidak sama sekali, bukan tidak mungkin situs tersebut akan hilang ditelan bumi. (ai/pojokseni.com)