Advertisement
Teater Tutur “Dendam Sabai” oleh HIMA Teater ISI
Padangpanjang
|
pojokseni.com - Sebuah perhelatan Teater Nasional
digelar di Kota Cirebon (02-11/04/2017). Festival yang digagas oleh Kelompok
Teater Tjaroeban ini bertajuk Festival Teater Cirebon #3. Acara tahunan dari
Teater Tjaroeban ini didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Festival Teater Cirebon yang
ketiga ini mengusung tema “Membumikan Tradisi”. Dengan tema tersebut, Teater Tjaroeban
mencoba menyajikan local genius
Indonesia yang beragam dalam pertunjukan teater baik secara bentuk, cerita
ataupun konsep. 16 bintang tamu di undang dari kelompok teater di seluruh
Indonesia pada FTC #3 2017. Beberapa maestro teater Indonesia juga turut serta
menyemarakkan FTC yang ketiga ini, mulai dari Rachman Sabur (Kelompok Payung
Hitam), Putu Wijaya (Teater Mandiri) dan Nano Riantiarno (Teater Koma). Para maestro tersebut membuat FTC #3 semakin
memiliki daya tarik yang kuat.
Dari
Sumatra Barat, Himpunan Mahasiswa Program Studi Seni Teater ISI Padangpanjang
terpilih menjadi salah satu bintang tamu FTC#3. Sebagai salah satu bintang tamu,
HIMAPRO Teater ISI Padangpanjang yang diharapkan dapat meramu local genius
Minang Kabau kedalam pertunjukan teater. Pada kesempatakan ini, HIMAPRO Teater
ISI Padangpanjang mengangkat kaba (prosa Minang Kabau) Sabai Nan Aluih. Kaba
Sabai Nan Aluih ini direinterpretasi dan diberikan sudut padang baru oleh teman
teman Himpunan Teater ISI Padangpanjang dengan judul “Dendam Sabai”. Pertunjukan
teater yang di sutradarai oleh Satria Irianto
ini mencoba menyajikan pertunjukan Teater Tutur Minang Kabau (Bidarai)
dengan paduan pola Randai dan
gerakan-gerakan silat khas Minang Kabau. Dendang, alat musik, dan tarian khas Minang
Kabau juga tak luput menjadi materi ekplorasi teman-teman teater ISI
Padangpanjang ini.
Kaba Sabai nan Aluih menceritakan tentang seorang gadis
Minang Kabau yang baik budi, sopan bertutur, santun berindak dan lemah lembut.
Karena laku dan parasnya yang rupawan, Rajo nan Panjang dengan segala
kekuasaannya ingin mempersunting Sabai secara paksa. Untuk melancarkan niatnya,
Rajo nan Panjang menemui ayah sabai, Rajo Babanding. Pertemuan itu mengundang
perselisihan yang didasari oleh penolakkan lamaran, hingga berujung pada
terbunuhnya ayah Sabai. Kematian Rajo Babandiang inilah yang memancing
kemarahan Sabai, kemudian ia mendatangi Rajo nan Panjang untuk meminta
pertanggungjawaban atas kematian ayahnya.
Sabai Nan Aluih |
Pertunjukan
yang berdurasi 45 menit ini benar-benar menyita perhatian ratusan penonton.
HIMAPRO Seni Teater ISI Padangpanjang sangat berhasil memasyarakatkan kekayaan
budaya Minang Kabau pada FTC yang ketiga ini. Para penoton FTC #3 benar-benar
menunjukan ketertarikannya kepada budaya Minang Kabau melalui pertunjukan
teater yang HIMA Teater ISI Padangpanjang suguhkan. Beberapa apresiator rela
berbondong-bondong mendatangi para aktor dan sutradara hingga ke belakang
panggung hanya untuk bertanya prihal budaya Minang Kabau.
Hal
yang menarik dari pertunjukan “Dendam Sabai” yang disuguhkan oleh HIMA Teater
ISI Padangpanjang ini adalah para aktor yang hanya berjumlah 5 orang. Namun
mereka merangkap sebagai penari, pendendang, pemusik, pesilat dan pencerita. Pertunjukan
interdisipliner ilmu seni yang khas dengan nuasa Minang Kabau ini begitu
memiliki daya tarik dengan suguhan para aktor multitalenta.
Namun
terdapat beberapa hal yang mesti dikoreksi ulang, seperti dengan menihilkan set
panggung, pertunjukan teater “Dendam Sabai” ini terkesan tak begitu luwes. Terlihat
dari beberapa bagian panggung yang tak terekplorasi dengan baik. Transisi
adegan demi adegan juga terasa sangat lamban. Pertukaran pelakon ke pendendang
atau pelakon ke pencerita juga tak begitu kentara perbedaannya hingga
mengakibatkan para penonton dibuat sedikit bingung dengan adegan-adegan dengan
perpindahan peran yang begitu cepat berubah. Namun secara keseluruhan
pertunjukan “Dendam Sabai” oleh HIMA Teater ISI Padangpanjang terasa sangat
rapi dan apik.
Membumikan Tradisi
Himpunan
Mahasiswa Seni Teater ISI Padangpanjang begitu cermat meramu cerita klasik
masyarakat Minang Kabau dengan paduan konsep teater modern. Tanpa melupakan
kekuatan dari kekayaan lokal. Teman-teman teater ISI Padangpanjang beranggapan
bahwa dengan memberikan inovasi-inovasi terhadap tradisi lama agar selalu
terasa segar dikonsumsi publik. Begitulah cara yang dipilih teman teman HIMA
teater ISI Padangpanjang untuk membumikan tradisinya.
Namun
dengan tema “Membumikan Tradisi” HIMA Teater ISI Padangpanjang begitu terpukau
oleh tradisi lampau. Hingga mereka melupakan problematika realitas yang lalulalang
disekitar mereka. Kaba Sabai Nan Aluih yang mereka garap tak memiliki relevansi
yang kuat untuk keadaan masyarakat Minang Kabau hari ini.
Seharusnya,
dengan tema “Membumikan Tradisi”. HIMA Teater ISI Padangpanjang juga mencermati
keadaan sekitarnya pada hari ini. Karena tradisi begitu melekat dengan
masyarakat dan masyarakat terus berkembang sampai hari ini. Mungkin kisah-kisah
klasik yang masih berulang pada hari ini atau kisah klasik yang begitu kuat
relevansinya pada hari ini menjadi pilihan sebagai media garap dalam upaya
membumikan tradisi. (isi/pojokseni.com)