Advertisement
ilustrasi rokok |
pojokseni.com - Entah kenapa, rokok selalu identik dengan seniman. Anda akan dengan mudah menemukan seniman yang merokok, dibanding yang tidak merokok. Beberapa alasannya, rokok membantu lebih imajinatif, juga lebih fokus dan berbagai alasan lainnya.
Saat ini, sepertinya pemerintah sedang menggalakkan kampanye anti rokok. Anda bisa melihat di televisi, beberapa korban keganasan rokok, mulai dari yang bolong lehernya, rusak paru-parunya, mati usia muda dan lain sebagainya. Beberapa penelitian yang membuktikan bahwa rokok adalah pembunuh nomor wahid diungkap ke publik. Namun, percaya atau tidak, setidaknya ada delapan penelitian yang meski sempat dilempar ke publik, namun kemudian menghilang begitu saja.
Semua yang berasal dari alam, memiliki manfaat dan resiko. Namun, selama ini Anda hanya mendengar tentang resiko merokok, tanpa mengetahui manfaatnya. Apakah rokok benar memiliki manfaat?
Simak hasil penelitian di bawah ini :
1. Penelitian dari Woodrow Wyatt, dimuat di The Times, Edisi Juli 1994.
Dalam penelitian ini, peneliti asal Inggris tersebut mengungkapkan bahwa warga Kota Bournemouth (Skotlandia) hampir sama banyaknya dengan warga Kota Glasgow (Skotlandia). Kota tersebut juga berdekatan. Perbedaannya adalah jumlah perokok di Bournemouth jauh lebih banyak dibandingkan dengan perokok di Glasgow. Namun, jumlah penderita penyakit jantung di Glasgow jauh lebih banyak ketimbang Bournemouth.
2. Studi di Yunani
Yunani adalah salah satu negara dengan jumlah perokok terberat dan terbanyak di dunia. Sebab, negara ini mendapat subsidi tembakau dari Uni Eropa. Anehnya, negara ini justru memiliki jumlah penderita penyakit jantung, pernafasan dan kanker wanita paling sedikit.
3. Penelitian Ahli THT di Amerika
Seorang ahli THT ternama di Amerika Serikat justru menyarankan mantan perokok yang terserang batuk untuk kembali menghisap satu atau dua batang rokok sehari, untuk membantu penyembuhan.
4. Penelitian Dr. James Le Fanu, Amerika Serikat.
Dari hasil penelitannya, Dr James Le Fanu menuliskan bahwa perokok lebih kecil resiko terkena penyakit Alzheimer. Bahkan, perokok punya perlindungan yang lebih banyak dari penyakit ini. Selain itu, lewat The New England Journal of Medicine yang diterbitkan tahun 1985, disebutkan bahwa perokok juga memiliki resiko lebih kecil terkena kanker endometrik.
5. Journal of the American Medical Association
Sebuah artikel menarik dari jurnal tersebut menuliskan bahwa orang yang tidak merokok lebih besar kemungkinan terkena penyakit kanker usus dan ulcerative.
6. The American Government’s Health and Nutrition Examination Survey.
Hasil survey tersebut menyatakan bahwa perokok berat cinderung lebih kecil potensi terkena penyakit Osteoarthritis.
7. Penelitian Prof. Petrus Budi Santoso.
Ahli syaraf di Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga ini pernah melakukan penelitian pada tahun 1987. Hasilnya, ia mendapatkan fakta bahwa rokok membantu manusia menghindari penyakit Parkinson. Sebab, nikotin dapat menghambat pengurangan sel di otak yang dapat menyebabkan Parkinson.
8. Studi di Inggris
Pasca perang dunia kedua, penderita penyakit jantung di Inggris justru turun secara drastis. Faktanya, pasca perang dunia kedua, jumlah perokok di Inggris meningkat drastis!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah penelitian ini pernah disampaikan kepada Anda, disamping penelitian tentang penyakit yang disebabkan rokok? (pojokseni.com/dari berbagai sumber)