Advertisement
Kabupaten Siak, Juarai Festival Teater Remaja Riau |
pojokseni.com - Perwakilan Kabupaten Siak, Provinsi Riau berhasil merajai Festival Teater Remaja (FTR) Se-Provinsi Riau yang digelar dari hari Jumat (26/8/2016) hingga Sabtu (27/8/2016).
Gelaran FTR Riau tahun 2016 ini digelar oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Riau. Acara ini digelar di Gedung Olah Seni, Taman Budaya Riau.
Kabupaten Siak "Sapu Bersih"
Salah satu peserta dalam FTR Riau 2016 |
Dewan juri FTR Riau, Catur Wibono, Hermansyah, Marhalim Zaini, Bero S Soekarno dan M Kafrawi menetapkan grup teater dari Siak sebagai penyaji terbaik satu dengan naskah berjudul Alang Daud.
Informasi terhimpun pojokseni.com, selain Penyaji terbaik, Kabupaten Siak juga berhasil menyabet berbagai gelar lain seperti sutradara terbaik II, pemeran pria terbaik I, pemeran wanita terbaik I, dan penata artistik terbaik II.
Selain wakil dari Siak, grup teater remaja asal Bengkalis juga ikut mendulang hasil yang cukup menggembirakan. Bengkalis meraih penyaji terbaik II, sutradara terbaik III, dan penata artistik terbaik I.
Grup teater remaja asal Kabupaten Kampar, dengan naskah Umak Anak Hilang, meraih penyaji terbaik III, dan meraih sutradara terbaik I.
Tuan rumah, Kota Pekanbaru, kebagian Pameran Pria terbaik II. Sedangkan beberapa piagam lainnya diraih oleh Kabupaten Kuansing, sebagai pemeran pria terbaik III, Kabupaten Kepulauan Meranti yang meraih pemeran wanita terbaik II. Kabupaten Indragiri Hulu mendapatkan pemeran terbaik wanita III dan penata artistik terbaik III.
Naskah Lemah, Penonton Hanya Juri
Penampilan grup asal Kota Pekanbaru (sumber : FB) |
Meskipun acara berhasil dihelat dengan sukses, masih ada beberapa catatan yang musti menjadi perbaikan kedepannya. Salah satu dewan juri, Marhalim Zaini, menyebutkan bahwa naskah peserta rata-rata masih lemah. Tema utama yang disuguhkan yakni mengeksplorasi teater tradisi Melayu Riau, masih belum dapat digali dengan optimal.
"Sebagian peserta masih membawakan teater tradisi, tanpa memberi sentuhan kekinian," katanya pada pojokseni.com, via inbox facebook.
Selain itu, dewan juri juga kesulitan mencari aktor dan aktris terbaik, karena tidak ada yang tampak lebih menonjol. Kalaupun ada, lanjut Marhalim, tapi tidak intens.
"Bukan berarti tidak ada potensi, tapi saya kira, pembinaan yg intensif terhadap para calon aktor potensial itu yg belum serius," lanjutnya.
Ia berharap, kedepannya akan ada evaluasi dari etiap perlombaan. Hal itu ditujukan agar perkembangan teater di Riau, terutama di level remaja dapat terus meningkat. Selain itu, juga diadakan diskusi, terkait problematika teater remaja di Riau.
"Satu lagi, gejala peserta hanya mau ditonton, tapi tidak mau menonton. Hasilnya, penampilan tersebut seolah hanya tersaji untuk dewan juri," pungkas Marhalim. (ai/pojokseni.com)