Sebuah Salah Paham, Tanpa Si Buta Berbiola dan Lumpuh Berkursi Roda -->
close
Pojok Seni
06 June 2016, 6/06/2016 06:14:00 AM WIB
Terbaru 2016-06-05T23:14:46Z
BeritaeventMedia Patner

Sebuah Salah Paham, Tanpa Si Buta Berbiola dan Lumpuh Berkursi Roda

Advertisement
Pementasan Sebuah Salah Paham, Tanpa Si Buta Berbiola dan Lumpuh Berkursi Roda

pojokseni.com - Mengejutkan, pementasan "Sebuah Salah Paham" karya Samuel Becket yang ditampilkan di Teater Arena Mursal Esten, ISI Padangpanjang, tanggal 2 Juni 2016 lalu, tidak menghadirkan Si Buta dengan biola dan Si Lumpuh dengan kursi roda, seperti yang biasa dibawakan dalam pementasan dengan naskah serupa lainnya.
Malahan, naskah terjemahan Max Arifin tersebut dibawakan oleh sutradara Ahmad Ridwan Fadjri dengan menghadirkan seseorang yang terikat oleh salip dan matanya tertutup sebagai tokoh si buta dan seseorang yang terkurung diatas sebuah sangkar yang mempunyai roda sebagai tokoh si lumpuh.

"Tidak ada tokoh si buta yang memainkan biola atau tokoh si lumpuh yang berada di kursi roda. Karena naskah "sebuah salah paham" direinterpretasikan dengan memasukkan gagasan dari Antonin Artaud, sehingga pada pertunjukan Sebuah Salah Paham kali ini lebih menekankan penyadaran kepada penonton melalui teror-teror," kata Fajar Eka Putra, salah satu aktor pada pojokseni.com.

Pertunjukan yang berdurasi 45 menit ini menceritakan tentang dua tokoh, sibuta dan si lumpuh. Mereka berbicara tentang banyak hal, tentang keterbatasan, harapan, kematian, Tuhan, doa, kehadiran orang lain, masa lalu, musik, kemungkinan kedatangan orang lain dan kematian.

Proses 4 bulan. Fajar eka putra mengatakan 2 bulan mematangkan konsep, 2 bulan melakukan pencarian-pencarian gestur. Dalam konteks pemeranan, para aktor mencoba menyampaikan teks drama melalui eksplorasi tubuh, dengan mengaplikasikan metode akting dari Meyerhold yaitu Biomekanik.

Dengan tatanan cahaya dan iringan musik yang padu. teror-teror yang dihadirkan benar-benar membuat penonton mencapai katarsis. 

Sementara itu, naskah absurd yang ditulis oleh Peraih nobel sastra pada tahun 1969 sangat sarat akan makna. Becket mengangkat permasalahan yang menjadi dasar-dasar pemikiran eksistensialis pada naskahnya. 

Namun, para pertunjukan kali ini esensi naskah kurang tersampaikan kepada penonton. Karena sutradara lebih memfokuskan pada memberikan penyadaran dari pengalaman batin tokoh melalui teror. sehingga, esensi dari naskah "Sebuah Salah Paham" seakan terlupakan.

"Kegetiran-kegetiran tokoh sangat dirasakan oleh penonton. namun, inti terdalam dari naskah terasa terlewatkan," kata Alba Sani, seorang penonton. (isi/pojokseni.com)


Data dan Fakta Pementasan "Sebuah Salah Paham"

Tim Produksi

Pimpinan Produksi Ikhsan Satria Irianto
Stage Manager Pandi Mirdianto
Penata Artistik Dhesrianto
Penata Lighting Budi Kurniawan
Penata Musik Sarumpun Ampek Baleh Teater
Penata Rias dan kostum Deni Saputra
Kru Panggung Hima Seni Teater 

Ads