Ketupat, Simbol "Islam Nusantara" -->
close
Pojok Seni
25 June 2016, 6/25/2016 12:33:00 AM WIB
Terbaru 2016-06-24T17:33:55Z
ArtikelBerita

Ketupat, Simbol "Islam Nusantara"

Advertisement
 Lebaran atau Idul Fitri di Indonesia, identik dengan ketupat (foto : Wikimedia)
Artikel Spesial

pojokseni.com - Lebaran atau Idul Fitri di Indonesia, identik dengan ketupat. Ketupat adalah sejenis lontong yang dibungkus dengan daun kelapa, atau janur. Tapi, tahukah anda sejarah ketupat?

Ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu diantara wali songo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Bagi pojokseni.com, Sunan Kalijaga adalah simbol dari akulturasi budaya Jawa dan Islam, dimana Sunan Kalijaga tetap menggunakan blangkon dan pakaian Jawa, meski dikenal sebagai ulama.

Ketupat atau dalam bahasa Jawa dan Sunda disebut Kupat, yang merupakan akronim dari "Ngaku Lepat" atau mengaku salah. Hal itu tentu berhubungan erat dengan tradisi dalam Idul Fitri, yakni saling memaafkan. 

Implementasi "Ngaku Lepat" dalam perayaan Lebaran adalah "Sungkeman". Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Ilustrasi Ketupat

Selain "Ngaku Lepat", ada makna lain dari Ketupat atau Kupat. Didalam filosofi Jawa, dikenal juga istilah "Laku Papat" atau empat tindakan, antara lain Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan. 

Lebaran, berarti sudah usai. Hal itu menandakan berakhirnya waktu puasa. Luberan berarti meluber atau melimpah. Hal itu mengisyaratkan ajakan bersedekah untuk kaum miskin atau pengeluaran zakat fitrah.

Leburan  berarti lebur yang berarti dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain. Sedangkan Laburan berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

Selain itu, Ketupat juga mesti dibungkus dengan Janur atau daun kelapa. Janur sendiri merupakan istilah dari Sunan Kalijaga yang berarti Telah Datang Cahaya (dari bahasa Arab, Ja'a Nur)

Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya.

Selain itu, tradisi Ketupat hanya ada di Indonesia. Tradisi ini adalah salah satu warisan leluhur yang tidak lekang oleh zaman. (ai/pojokseni.com)

Ads