Advertisement
Oleh : Adhyra Irianto
Tidak banyak yang tahu, di Indonesia ada Desa bernama Kasie Kasubun, juga ada Kecamatan bernama Padang Ulak Tanding dan Kabupaten bernama Rejang Lebong. Jangan-jangan malah tidak tahu ada Provinsi yang bernama Bengkulu?
Tapi mulai hari ini, nama Desa sampai Provinsi tersebut berubah menjadi sorotan nasional. Kisah tragis yang menimpa Yuyun (14) warga Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu ini menjadi korban pemerkosaan ditambah penganiayaan plus pembunuhan. Kurang setan apalagi perbuatan pelaku. Perlu kalian catat, total seluruh pelaku adalah 14 orang dan sepuluh orang sudah memperkosa Yuyun sebanyak 3 kali, sedangkan sisanya sudah dapat giliran dua kali!
Kalau itu masih kurang keji menurut anda, maka anda harus tahu bahwa keempat belas orang yang juga warga Kasie Kasubun itu juga menganiaya sebelum memperkosa, dengan memukuli Yuyun sampai pingsan. Perlu dicatat, bahwa Yuyun dipukul dengan kayu dari batang Karet!
Sekarang perlu anda catat lagi, bahwa perbuatan ini masuk dalam kategori sangat amat terlalu biadap bin keji. Karena, Yuyun meninggal karena diperkosa empat belas orang. Yuyun bukan diperkosa 14 kali, tapi 14 kali tiga kali giliran, sampai ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian, setelah meninggal, apa yang dilakukan para pelaku! Dengan biadapnya, mereka lempar begitu saja tubuh Yuyun kedalam jurang. Lalu, beberapa diantara mereka menutupi jenazah Yuyun didalam Jurang tersebut dengan dedaunan.
Mau fakta yang lebih hebat lagi! Kejadian itu terjadi hari Sabtu tanggal 2 April 2016. Tentu saja, pada hari Sabtu malam, keluarga Yuyun khawatir karena Yuyun tidak juga pulang. Mereka meminta bantuan warga desa Kasie Kasubun untuk mencari anaknya. Kalian tahu, empat belas orang itu ikut mencari, tapi tidak ada yang menunjukkan lokasi Yuyun. Pencarian selesai, tapi Yuyun tak juga ditemukan. Para pelaku itu membiarkan jenazah Yuyun selama tiga hari membusuk didalam jurang!
Saya melihat bagaimana bentuk jenazah Yuyun ketika ditemukan pada hari Senin, tanggal 4 April 2016. Wajah dan daerah kemaluannya sudah dimakan belatung. Hasil dari otopsi, kemaluannya sudah terlalu robek lantaran diperkosa 14 orang sekaligus. Saya melihat bagaimana orang tuanya berteriak, menangis histeris, kemudian lunglai. Saya lihat bagaimana ayahnya, meski mencoba tegar, tapi tetap tersandar dengan air mata bercucuran.
Yuyun pulang sekolah hari itu. Dia pakai baju sekolah, dengan pakaian olahraga. Saat itu, dijalan bertemu empat belas remaja mabuk, hingga kejadian sangat tidak manusiawi tersebut bisa terjadi. Jangan salahkan rok mini, pakaian ketat, atau apapun itu, ini murni kesalahan para lelaki bejat yang hobi mabuk dan nonton film porno itu.
Tidak sampai tiga hari kemudian, 12 orang dari 14 pelaku berhasil ditangkap. Beberapa diantara mereka masih remaja, dibawah 17 tahun. Karena masih remaja, bahkan cinderung anak-anak, maka hukuman yang akan mereka terima akan lebih ringan. Paling berat, mereka akan dikurung selama 10 tahun.
Aku sempat terfikir, dalam usia 27 sampai 30 tahun nanti, para pelaku akan keluar dari penjara. Dengan muka penuh berahi, akan kembali mencari korban baru. Anak-anak juga! Kak Seto, tolong mereka butuh anda!
"Jangan Suudzon," kata temanku, seorang penceramah. "Siapa tahu, keluar dari penjara, mereka akan menjadi manusia yang berguna."
Saya tidak Suudzon, juga tidak berencana untuk tidak memaafkan 14 orang yang kesetanan itu. Tapi, perbuatan mereka terlalu tinggi levelnya, dibanding dengan level hukuman yang diperoleh.
"Sekarang kita berdoa saja, agar 14 orang itu mendapat hidayah," lanjut teman saya.
Hemm, mendoakan mereka? itu terlalu menguntungkan bagi mereka. Lebih baik saya mendoakan Yuyun, agar tenang di alam sana. Kak Seto, ayo kak, bantu sedikit determinasi agar hukuman mereka menjadi lebih berat. Kasihan Yuyun-yuyun yang lain, yang sekarang juga terancam menjadi objek kekerasan juga. Hukum mereka berat-berat Kak Seto, jangan kasih ampun. Iya, selamat berjuang juga bagi rekan-rekan aktivis yang hari Rabu akan menggelar aksi di depan Istana Negara untuk Yuyun. (**)