Bawakan Prabu Maha Anu, Mahasiswa Ini Terapkan Metode Stanislavsky -->
close
Pojok Seni
16 May 2016, 5/16/2016 01:55:00 AM WIB
Terbaru 2016-05-15T18:55:42Z
event

Bawakan Prabu Maha Anu, Mahasiswa Ini Terapkan Metode Stanislavsky

Advertisement

pojokseni.com - Mahasiswa semester akhir di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang berencana untuk mementaskan naskah Prabu Maha Anu karya Robert Pinget (terjemahan Saini KM). Dalam pementasan tersebut, mahasiswa tersebut berencana menggunakan mengaplikasikan metode Stanislavsky.
“Kami mencoba menggunakan metode akting Stanislavsky untuk mewujudkan tokoh yang kami perankan. Seperti Observasi Tokoh, Identifikasi Tokoh dan lainnya. Metode ini benar-benar sangat membantu kami dalam pencarian laku yang akan kami perankan.” terang Rosyid, salah seorang mahasiswa yang ikut dalam project tersebut.

Garapan tersebut dikerjakan oleh Rosyid dan Frisko Ekardo, yang tercatat sebagai mahasiswa semester 8 di ISI Padangpanjang. PEmentasan ini digelar dalam rangka pemenuhan Tugas Akhir Seni Teater dalam minat Pemeranan. 

Pertunjukan kali ini merupakan puncak dari proses lama mereka selama belajar di Prodi Seni Teater. Dalam mewujudkan tokoh, selain mengaplikasikan metode akting Stanislavsky, mereka menggunakan konvensi akting Presentasi berdasarkan pemahaman dari klasifikasi jenis akting yang diuraikan oleh Eka D Sitorus.

Mereka juga dibantu oleh Feby Febriani yang berperan sebagai Koki dan juga Alba Sani yang berperan menjadi maut. Kepada pojokseni.com, mereka menjelaskan bahwa tim produksi yang telah mulai bekerja dari 2 bulan yang lalu. 
Tim Produksi pada proses ini terbilang militan dan professional. Mereka juga melakukan proses yang ketat dalam menyukseskan pertunjukan ini. Fiqkri Afrija selaku Pimpinan Produksi mengatakan bahwa tim produksi yang terlibat 30 orang.

“Jumlah tim produksi yang terlibat lebih kurang 30 orang dan sudah mulai bekerja sekitar 2 bulan yang lalu,” kata Foqkri.

Alasan mereka mengangkat naskah “Prabu Maha Anu” karena mereka tertarik untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karya tersebut. Naskah yang ditulis tahun 1961 ini merupakan refleksi dari pemikiran absurd dari Robert Pinget. Ini jugalah yang memperkuat ketertarikan mereka akan naskah ini.

Pada proses kreatif ini, Wendy HS, S.Sn,. MA mengambil peranan sebagai sutradra. Ia mencoba mereinterpretasikan naskah “Prabu Maha Anu” dan menggarapnya secara berbeda. Dalam beberapa pertunjukan “Prabu Maha Anu” sebelumnya, setting dan kondisinya berdasarkan kondisi kerajaan atau para kaum Marginal. Dan pada penggarapan ini Bang Wendy mencoba mengangkat kehidupan orang-orang biasa namun berpura-pura menjadi orang yang memiliki derajat tinggi. 
Tidak hanya dalam konteks penyutradaraan, tawaran yang sangat berbeda juga pada konteks pemeranan. 

Edo dan Rosid mencoba mencari tawaran baru dari laku dan juga gesturnya. Sementara itu, Helvi Carnelis selaku asisten sutradra mengatakan proses naskah “Prabu Maha Anu” ini memakan waktu 4 bulan lebih. 

“Telah 4 bulan lebih para pemeran telah melakukan proses. Satu bulan pertama dihabiskan untuk menafsir naskah.  semoga selasa besok pertunjukan berjalan lancar”

Pertujukan “Prabu Maha Anu” karya Robert Pinget terjemahan Saini KM sutradara Wendy HS ini sedianya akan dihelat pada Selasa, 17 mei 2016 di Gedung Hoerijah Adam Institut Seni Indonesia Padangpanjang. (ikhsan/pojokseni)

Ads