Advertisement
Pertunjukan Nyanyian Angsa |
pojokseni.com - Rangkaian acara Parade Teater Realis oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Seni Teater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang beberapa waktu lalu, ditutup oleh pertunjukan teater tragicomedy karya Anton Chekov "Nyanyian Angsa".
Kisah dalam Nyanyian Angsa menceritakan tentang seorang tua yang "menderita" Post Power Syndrom. Sindrom semacam ini sering menimpa orang-orang yang dahulu pernah berkuasa, atau memiliki kekuasaan yang sudah memasuki masa pensiun, atau kembali menjadi orang biasa.
Alhasil, semua yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Ia juga merasa tidak dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Akibatnya, ia kehilangan jati diri dan tujuan hidupnya. Ia hanya bisa menghibur dirinya dengan sebotol bir.
Svetlovidov nama orang tua malang itu. Ketika ia sedang asik dengan kesedihan hidupnya, muncullah Nikitushka, seorang juru bisik yang diam-diam juga bermalam di kamar pakaian. Melihat sang aktor tua dirundung kesedihan, Nikitushka pun mencoba menasihati Svetlovidov untuk tidak usah larut dalam kesedihan, meskipun tidak ada seorang pun yang peduli dengannya kini. Mereka pun terlibat dalam perbincangan mengenai pengalaman teater mereka.
Tentu saja, perlu pendalaman peran yang bagus untuk berperan sebagai Svetlovidov maupun Nikitushka. Nyanyian angsa merupakan salah satu naskah Chekov yang cukup sulit untuk dibawakan dan menuntut kemampuan peran yang baik.
Fajar Eka Putra, aktor yang memerankan Svetlovidov dalam pementasan tersebut mengaku sangat beruntung mendapat peran itu. Meskipun, memerankan Svetlovidov juga sudah termasuk sulit.
"Meskipun begitu, ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Sangat butuh kerja keras untuk mewujudkan tokoh ini," katanya.
Secara umum, pertunjukan ini berhasil mengemas konflik batin dalam bentuk kegetiran sang aktor tua yang nyanyiannya sudah tak terdengar lagi. Pesan tersebut, menurut penulis, sudah berhasil disampaikan dengan baik pada penonton.
Sementara itu, Sutradara pementasan Akbar Munajib mengaku perlu persiapan panjang untuk menggelar pertunjukan ini.
"Proses pertunjukan ini memakan waktu selama 3 bulan," kata Akbar Munajib. (ikhsan/pojokseni)