Advertisement
Darwis 'Tere Liye' |
pojokseni.com - Penulis novel terkenal Indonesia, Darwis "Tere Liye" kembali menjadi bahan pembicaraan di jagad maya. Kali ini, Tere Liye di sebut-sebut terlalu mengkomersialisasikan diri. Selain itu, tarif yang dipatok Tere Liye untuk mendatangkan dirinya dianggap terlalu tinggi.
Hal ini dimulai dari beredarnya screenshoot hasil pembicaraan Panitia ASEAN Literary Festival di Jakarta pada tanggal 5-8 Mei 2016 yang mencoba mengundang Tere Liye. Disebutkan bahwa Tere Liye diundang untuk mengisi debat 1 0n 1 dalam Bahasa Indoensia, terkait isu sosial.
Screenshoot yang beredar dan menjadi viral di dunia maya |
Namun, jawaban Tere Liye, seperti dipaparkan di Screen Shoot tersebut cukup mengejutkan. Tere Liye menyebutkan bahwa apabila panitia mau mengundangnya, harus memenuhi syarat yang diajukannya.
Panitia lantas menanyakan apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk mengundang seorang Tere Liye. Jawaban Tere Liye lagi-lagi mengejutkan, dia minta untuk sesi bicara selama 60 menit, panitia harus menyediakan uang tunai sebesar Rp 25 juta untuk fee. Angka tersebut masih diluar penginapan dan transport.
"Haha! Biasanya tarif segitu untuk pemenang Nobel atau minimal Pemenang Man Booker Prize. Pemenang KLA separuhnya. Sukses!" jawaban dari panitia tersebut lewat SMS.
Percakapan tersebut discreenshoot kemudian beredar cepat di dunia maya. Hasilnya, Tere Liye menjadi bahan bully karena angka yang dipatoknya terlalu tinggi.
Dikonfirmasi, Contact Person (CP) resmi Tere Liye membenarkan bahwa memang ada SMS tersebut pada siang hari Selasa (15/3/2016). Hal itu, menurut mereka adalah hal biasa, sebab setiap harinya ketika mereka menjawab request, tanggapan orang berbeda-beda.
"Memang ada yang marah-marah, juga ada yang lancar-lancar saja. Termasuk acara di tingkat SMA," katanya lewat SMS pada pojokseni.com. (ai/pojokseni)