Advertisement
pojokseni.com - Anda sudah membaca larangan mengucapkan Natal dan Tahun Baru? Berarti anda berada di Indonesia, dimana segala hal baru dilarang untuk dilakukan, dengan alasan menjaga akidah dan Bid'ah. Jangankan orang biasa, pemimpin sekelas Walikota Bandung saja mendapat cemoohan dari warganya sendiri, ketika bersama dengan unsur Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah, sekarang lebih dikenal dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atau FKPD) berkeliling ke gereja-gereja untuk memantau pengamanan natal. Kami tidak mau membawa dalil-dalil apapun, tapi jelas tindakan dari sang walikota itu benar, sebagai tugas konstitusi. Negara kita adalah negara Pancasila, yang tidak hanya berkiblat pada satu sila saja.
Bukan itu saja, ketika negara menetapkan program Keluarga Berencana (KB), maka dalil-dalil haram bermunculan dengan satu kesimpulan : KB itu haram. Bahkan, entah dalil-dalil apalagi yang digunakan, menggunakan media sosial, motor, merokok, selfie, pacaran, berfoto untuk perempuan yang masih single semuanya diharamkan. Kemudian, beberapa cabang seni, seperti teater, musik dan seni rupa juga tidak luput dari 'pengharaman'.
Tidak hanya kegiatan sosial, kegiatan bernuansa religi juga tidak luput dari 'pengharaman', seperti Maulid Nabi, yasinan, berdoa bersama, melayat kerumah duka dan lain-lain. Semuanya dituding Bid'ah, bahkan dituding kafir.
Terlepas dari apapun kepercayaan anda, berdebat urusan kepercayaan memang tidak akan ada habisnya. Berhenti terkurung dalam fanatisme sempit, sikap skeptis dan kekakuan berfikir. Indonesia tidak berdiri hanya untuk satu golongan, satu agama dan satu suku saja, melainkan untuk semuanya, dari Sabang sampai Merauke.
Terakhir, meskipun sedikit terlambat, pojokseni.com mengucapkan selamat Natal, Tahun Baru Masehi 2015 dan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh dalam waktu yang berdekatan. Semoga seluruh umat beragama di Indonesia dapat terus rukun dan saling menjaga kedamaian. (@pojokseni)