Advertisement
pojokseni.com - Dalam kesempatan kali ini, pojokseni.com akan membahas tentang Gaya Bahasa. Gaya bahasa atau majas merupakan cara atau teknik untuk menyampaikan sesuatu.
Gaya bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam misi menyampaikan maksud kepada orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Salah satu fungsi penggunaan gaya bahasa yaitu untuk menjadikan pesan yang kita sampaikan lebih mengena kepada penerima pesan. Hal tersebut karena gaya bahasa memiliki efek tertentu pada pendengar atau pembaca.
Berikut ini beberapa gaya bahasa yang digunakan dalam Bahasa Indonesia.
1. Alusio merupakan pernyataan atau maksud yang disampaikan secara berkias tetapi hanya sebagian saja, karena umum dianggap sudah mengetahui kelanjutan dan maksud yang sebenarnya.
Contoh : Sudah selayaknya dalam setiap usaha kita harus selalu berakit-rakit ke hulu.
2. Antiklimaks merupakan suatu pernyataan yang disusun secara berurutan dari yang paling tinggi, makin menurun dan makin menurun dan makin menurun sampai kepada yang makin rendah.
Contoh : Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu bahkan seratus rupiah pun aku tak sudi membeli barang haram itu.
3. Antithesis merupakan pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata yang saling bertentangan.
Contoh : Tua muda, besar kecil, kaya miskin mempunyai tanggung jawab yang sama di depan Tuhan.
4. Antonomasia merupakan keterangan suatu hal yang kemudian dijadikan pengganti benda atau sesuatu yang mempunyai keterangan tersebut.
Contoh : Semoga Yang Maha Pengasih selalu melindungi perjuangan kita. ( Yang Maha Pengasih merupakan keterangan dari sifat Tuhan yang digunakan sebagai pengganti kata Tuhan dalam kalimat di atas.)
5. Apofasis merupakan suatu cara menegaskan sesuatu tetapi dengan cara yang seolah-olah menyangkalnya.
Contoh : Saya tidak akan mengatakan dalam forum ini, bahwa Saudaralah yang membocorkan rahasia itu.
6. Asindeton merupakan suatu cara mengemukakan beberapa hal atau peristiwa secara berurutan dengan tanpa menggunakan kata sambung.
Contoh : Matahari, bumi, bulan, bintang yang berjuta-juta itu beredar dengan teratur menurut garisnya sendiri-sendiri.
7. Ellipsis merupakan suatu cara mengemukakansesuatau dengan menghilangkan suatu kata atau lebih, tetapi yang dengan mudah dapat dilanjutkan sendiri oleh pendengar atau pembacanya.
Contoh : Dari segi fisik, saya percaya engkau kuat, badanmu sehat, tetapi psikis……. (setelah psikis kalimat tersebut tidak dilanjutkan karena memang setiap yang medengar kalimat tersebut mesti sudah dapat memahami kelanjutan kalimat tersebut yang berupa ketidakpercayaan).
8. Epemisme disebut pula ungkapan penghalus ialah suatu cara mengemukakan pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Epemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan kurang sopan.
Contoh : Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras.
9. Enumerasi merupakan suatu cara mengemukakan suatu peristiwa atau keadaansecara hterpisah-pisah, bagian demi bagian.
Contoh : Rakyat yang dicurigai mulai ditangkap , penyiksaan terjadi di mana-mana, berbagai larangan mulai dikeluarkan, termasuk larangan bergerombol lebih dari tiga orang.
10. Eponim merupakan suau cara melukiskan sesuatu dengan mengambil sifat-sifat yang dimiliki oleh nama-nama yang terkenal.
Contoh : Lihatlah, Srikandi-Srikandi kita sedang berbaris dengan tegapnya.
(Srikandi : gadis yang pemberani).
11. Hiperbola merupakan suatu cara untuk menyatakan sesuatu denagn berlebih-lebihan.
Contoh : Keringatnya menganak sungai.
12. Luendo merupakan suatu cara menyindir dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya, atau dengan kata lain menyindir dengan cara yang tidak langsung.
Contoh : Tentu saja ia kaya, karena sedikit-sedikit mau mengomersilkan jabatanya.
13. Ironi merupakan suatu cara mnyindir denganmengatakan yang sebaliknya.
Contoh : Baru jam 08.00, mengapa kau sudah bangun?
14. Klimaks merupakan suatu cara mengemukakan sesuatu, ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Contoh: Jangankan seorang, dua orang, kalau perlu seluruh kelas dapat datang ke rumahku.
15. Koreksio merupakan suatu cara menarik perhatian pendengar atau pembaca dengan mengatakan sesuatu yang salah kemudian dibetulkan.
Contoh : Pada waktu itu saya di Surabaya; Oh tidak, di Jakarta.
16. Litotes merupakan cara mengemukakan sesuatu dengan maksud merendahkan diri. Karena itu sesuatu atau hal tersebut akan dinyatakan tidak sesuai keadaan sebenarnya.
Contoh : Terimalah barang yansg tak berharga ini sebagai tanda mata.
17. Metafora merupakan suatu cara mengatakan atau melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Dengan cara tersebut diharapkan pendengar atau pembaca akan lebih dapat menangkap maksud yang diharapkan penulis karena benda yang dijadikan perbandingan tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifastnya oleh pendengar/ pembacanya. Metafora biasa juga disebut perbandingan.
Contoh : Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?
18. Metonimia merupakan suatu cara mengemukakan sesuatu maksud dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan cirri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh : Kami akan berangkat dengan Garuda pukul 07.30 WIB.
19. Oksimorom merupakan suatu cara berbahasa denga menggunakan kata-kata yang berlawanan artinaya dalam fase yang sama. Dengan cara tersebut biasanya kata yang dikandungnya menjadi lebih keras atau lebih tegas.
Contoh : Agar dapat merasa bahagia orang harus pernah menderita.
20. Paradoks merupakan suatu cara mengintensifkan maksud dengan mengemukan dua hal yang bertentangan .sepintas lalu pernyataan tersebut tidak masuk akan, tetapi dibalkik pertentangan itulah terletak intensitas makn a yang diharapkan.
Contoh : Di tempat ramai begini, terasa hatiku semakin sepi.
21. Pararelisme merupakan suatu cara berbahasa denga menjajarkan beberapa kata atau frase yang mempunyai makna sama atau hmpir sama.denga cara demikian dihaarapkan maksud yang terkandung di dalamnya menjadi semakin jelas.
Contoh : Baik orang berpangkat maupun rakyatm melarat semua harus dihukum kalau memang bersalah.
22. Personifikasi biasa disebut juga pengorangan, merupakan suatu cara memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan tersebut seperti manusia. Atau dengan kata lain suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda mati dengan memberinya sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh manusia.
Contoh : Sebentar lagi, matahari akan bangun dari tempat peraduannya.
23. Pernyataan retoris merupakan suatu cara menarik perhatian pendengan atau pembaca dengan mengajukan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena sebenarnya jawaban atas pertanyaan tersebut sudah diketahuinya.
Contoh : Mungkinkah Tuhan akan mengabulkan doamu jika tanpa kau sertai usaha?
24. Polisendeton merupakan cara berbahasa dengan menggunakan beberapa kata sambung secara berurutan dalam suatu kalimat.
Contoh : Ia yakin bahwa kedua orang tuanya dan adik-adiknya dan kakak-kakaknya dan semua familinya akan berdoa demi keberhasilan usahanya.
25. Pleonasme merupakan suatu cara memperjelas maksud dengan cara menggunakan kata berlebih. Biasanya dengan member keterangan dibelakang kata atau bagian, kalimat yang diperjelas maksudnya tersebut.
Contoh : Benar, peristiwa itu kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
26. Pretario (Tautology) merupakan suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan apa yang ingin dinyatakan tersebut.
Contoh : Tidak perlu kau sebutkan namanya, aku sudah tau siapa yang kau maksudkan.
27. Prolepsis disebut pula antipasti, merupakan suatu cara berbahasa dengan menggunakan kata tertentu lebih dulu, sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Almarhum siang itu masih berboncengan Honda dengan anak laki-lakinya.
28. Repetisi atau pengulangan merupakan suatu cara memperkuat makna atau maksud dengan mengulang kata atau bagian kalimat yang hendak diperkuat maksudnya tersebut.
Contoh : Untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal jangan kau lupakan ialah belajar, belajar dan sekali lagi belajar.
29. Sarkasme merupakan suatu ejekan atau sindiran dengan kata-kata yang kasar.
Contoh : Kamu tuli ya, dipanggil dari tadi tidak datang-datang juga!
30. Sinekdose, merupakan suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atu sebaliknya. Sinokse dibedakan menjadi dua, yaitu Tutom pro parte (menyatakan sebagian untuk keseluruhan) dan Pars pro toto (menyebutkan keseluruhan tapi yang dimaksudkan sebagian saja).
Contoh : Perang Dunia II berakhir pada tahun 1942 (totum pro parte)
Sudah lama saya tak melihat batang hidungnya (pars pro toto).
1. Alusio merupakan pernyataan atau maksud yang disampaikan secara berkias tetapi hanya sebagian saja, karena umum dianggap sudah mengetahui kelanjutan dan maksud yang sebenarnya.
Contoh : Sudah selayaknya dalam setiap usaha kita harus selalu berakit-rakit ke hulu.
2. Antiklimaks merupakan suatu pernyataan yang disusun secara berurutan dari yang paling tinggi, makin menurun dan makin menurun dan makin menurun sampai kepada yang makin rendah.
Contoh : Jangankan seratus ribu, sepuluh ribu, seribu bahkan seratus rupiah pun aku tak sudi membeli barang haram itu.
3. Antithesis merupakan pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata yang saling bertentangan.
Contoh : Tua muda, besar kecil, kaya miskin mempunyai tanggung jawab yang sama di depan Tuhan.
4. Antonomasia merupakan keterangan suatu hal yang kemudian dijadikan pengganti benda atau sesuatu yang mempunyai keterangan tersebut.
Contoh : Semoga Yang Maha Pengasih selalu melindungi perjuangan kita. ( Yang Maha Pengasih merupakan keterangan dari sifat Tuhan yang digunakan sebagai pengganti kata Tuhan dalam kalimat di atas.)
5. Apofasis merupakan suatu cara menegaskan sesuatu tetapi dengan cara yang seolah-olah menyangkalnya.
Contoh : Saya tidak akan mengatakan dalam forum ini, bahwa Saudaralah yang membocorkan rahasia itu.
6. Asindeton merupakan suatu cara mengemukakan beberapa hal atau peristiwa secara berurutan dengan tanpa menggunakan kata sambung.
Contoh : Matahari, bumi, bulan, bintang yang berjuta-juta itu beredar dengan teratur menurut garisnya sendiri-sendiri.
7. Ellipsis merupakan suatu cara mengemukakansesuatau dengan menghilangkan suatu kata atau lebih, tetapi yang dengan mudah dapat dilanjutkan sendiri oleh pendengar atau pembacanya.
Contoh : Dari segi fisik, saya percaya engkau kuat, badanmu sehat, tetapi psikis……. (setelah psikis kalimat tersebut tidak dilanjutkan karena memang setiap yang medengar kalimat tersebut mesti sudah dapat memahami kelanjutan kalimat tersebut yang berupa ketidakpercayaan).
8. Epemisme disebut pula ungkapan penghalus ialah suatu cara mengemukakan pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Epemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan kata-kata yang dirasakan kurang sopan.
Contoh : Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras.
9. Enumerasi merupakan suatu cara mengemukakan suatu peristiwa atau keadaansecara hterpisah-pisah, bagian demi bagian.
Contoh : Rakyat yang dicurigai mulai ditangkap , penyiksaan terjadi di mana-mana, berbagai larangan mulai dikeluarkan, termasuk larangan bergerombol lebih dari tiga orang.
10. Eponim merupakan suau cara melukiskan sesuatu dengan mengambil sifat-sifat yang dimiliki oleh nama-nama yang terkenal.
Contoh : Lihatlah, Srikandi-Srikandi kita sedang berbaris dengan tegapnya.
(Srikandi : gadis yang pemberani).
11. Hiperbola merupakan suatu cara untuk menyatakan sesuatu denagn berlebih-lebihan.
Contoh : Keringatnya menganak sungai.
12. Luendo merupakan suatu cara menyindir dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya, atau dengan kata lain menyindir dengan cara yang tidak langsung.
Contoh : Tentu saja ia kaya, karena sedikit-sedikit mau mengomersilkan jabatanya.
13. Ironi merupakan suatu cara mnyindir denganmengatakan yang sebaliknya.
Contoh : Baru jam 08.00, mengapa kau sudah bangun?
14. Klimaks merupakan suatu cara mengemukakan sesuatu, ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Contoh: Jangankan seorang, dua orang, kalau perlu seluruh kelas dapat datang ke rumahku.
15. Koreksio merupakan suatu cara menarik perhatian pendengar atau pembaca dengan mengatakan sesuatu yang salah kemudian dibetulkan.
Contoh : Pada waktu itu saya di Surabaya; Oh tidak, di Jakarta.
Mengenal 30 Jenis Majas (Gaya Bahasa) |
16. Litotes merupakan cara mengemukakan sesuatu dengan maksud merendahkan diri. Karena itu sesuatu atau hal tersebut akan dinyatakan tidak sesuai keadaan sebenarnya.
Contoh : Terimalah barang yansg tak berharga ini sebagai tanda mata.
17. Metafora merupakan suatu cara mengatakan atau melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Dengan cara tersebut diharapkan pendengar atau pembaca akan lebih dapat menangkap maksud yang diharapkan penulis karena benda yang dijadikan perbandingan tersebut sudah diketahui benar baik wujud ataupun sifastnya oleh pendengar/ pembacanya. Metafora biasa juga disebut perbandingan.
Contoh : Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?
18. Metonimia merupakan suatu cara mengemukakan sesuatu maksud dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan cirri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh : Kami akan berangkat dengan Garuda pukul 07.30 WIB.
19. Oksimorom merupakan suatu cara berbahasa denga menggunakan kata-kata yang berlawanan artinaya dalam fase yang sama. Dengan cara tersebut biasanya kata yang dikandungnya menjadi lebih keras atau lebih tegas.
Contoh : Agar dapat merasa bahagia orang harus pernah menderita.
20. Paradoks merupakan suatu cara mengintensifkan maksud dengan mengemukan dua hal yang bertentangan .sepintas lalu pernyataan tersebut tidak masuk akan, tetapi dibalkik pertentangan itulah terletak intensitas makn a yang diharapkan.
Contoh : Di tempat ramai begini, terasa hatiku semakin sepi.
21. Pararelisme merupakan suatu cara berbahasa denga menjajarkan beberapa kata atau frase yang mempunyai makna sama atau hmpir sama.denga cara demikian dihaarapkan maksud yang terkandung di dalamnya menjadi semakin jelas.
Contoh : Baik orang berpangkat maupun rakyatm melarat semua harus dihukum kalau memang bersalah.
22. Personifikasi biasa disebut juga pengorangan, merupakan suatu cara memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan tersebut seperti manusia. Atau dengan kata lain suatu cara berbahasa dengan menghidupkan benda-benda mati dengan memberinya sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh manusia.
Contoh : Sebentar lagi, matahari akan bangun dari tempat peraduannya.
23. Pernyataan retoris merupakan suatu cara menarik perhatian pendengan atau pembaca dengan mengajukan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena sebenarnya jawaban atas pertanyaan tersebut sudah diketahuinya.
Contoh : Mungkinkah Tuhan akan mengabulkan doamu jika tanpa kau sertai usaha?
24. Polisendeton merupakan cara berbahasa dengan menggunakan beberapa kata sambung secara berurutan dalam suatu kalimat.
Contoh : Ia yakin bahwa kedua orang tuanya dan adik-adiknya dan kakak-kakaknya dan semua familinya akan berdoa demi keberhasilan usahanya.
25. Pleonasme merupakan suatu cara memperjelas maksud dengan cara menggunakan kata berlebih. Biasanya dengan member keterangan dibelakang kata atau bagian, kalimat yang diperjelas maksudnya tersebut.
Contoh : Benar, peristiwa itu kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
26. Pretario (Tautology) merupakan suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan apa yang ingin dinyatakan tersebut.
Contoh : Tidak perlu kau sebutkan namanya, aku sudah tau siapa yang kau maksudkan.
27. Prolepsis disebut pula antipasti, merupakan suatu cara berbahasa dengan menggunakan kata tertentu lebih dulu, sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Almarhum siang itu masih berboncengan Honda dengan anak laki-lakinya.
28. Repetisi atau pengulangan merupakan suatu cara memperkuat makna atau maksud dengan mengulang kata atau bagian kalimat yang hendak diperkuat maksudnya tersebut.
Contoh : Untuk mencapai cita-citamu itu, satu hal jangan kau lupakan ialah belajar, belajar dan sekali lagi belajar.
29. Sarkasme merupakan suatu ejekan atau sindiran dengan kata-kata yang kasar.
Contoh : Kamu tuli ya, dipanggil dari tadi tidak datang-datang juga!
30. Sinekdose, merupakan suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atu sebaliknya. Sinokse dibedakan menjadi dua, yaitu Tutom pro parte (menyatakan sebagian untuk keseluruhan) dan Pars pro toto (menyebutkan keseluruhan tapi yang dimaksudkan sebagian saja).
Contoh : Perang Dunia II berakhir pada tahun 1942 (totum pro parte)
Sudah lama saya tak melihat batang hidungnya (pars pro toto).