Komunitas Seni Nan Tumpah Hadirkan "Lomba Keharmonisan Rumah Tangga" -->
close
Pojok Seni
24 December 2015, 12/24/2015 02:54:00 AM WIB
Terbaru 2015-12-23T19:54:06Z
BeritaeventMedia Patner

Komunitas Seni Nan Tumpah Hadirkan "Lomba Keharmonisan Rumah Tangga"

Advertisement
Pentas "Lomba Keharmonisan Rumah Tangga" oleh Komunitas Seni Nan Tumpah

Laporan langsung Hari ke-2 Pekan Nan Tumpah, Sumatera Barat
Reporter : Ikhsan Satria Irianto

pojokseni.com - Pegelaran hari ke-2 Pekan Nan Tumpah, Padang, Sumatera Barat diwarnai oleh pertunjukan dari Komunitas Seni Nan Tumpah, Padang dengan pementasan drama bertajuk "Lomba Keharmonisan Rumah Tangga" karya Karta Kusuma dibawah arahan Sutradara Andre Pratama. Para aktor, Fajry Chaniago, Yunisa Dwiranda, Desi Fitriana dan Tengku Raja Ganesha berhasil menampilkan drama tersebut di Taman Budaya Sumatera Barat, Rabu (23/12/2015) pukul 20.00 WIB. Drama tersebut menceritakan tentang dua keluarga yang hampir bercerai. Namun, mereka diwajibkan untuk mengikuti lomba keharmonisan rumah tangga. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpura-pura saling mencintai untuk memenangkan perlombaan itu. 


Mereka kembali mengulang masa-masa awal perkawinannya dan mencoba saling memahami satu sama lain, agar kelak bisa menjawab apapun pertanyaan yang diajukan pada saat lomba. Tidak disangka, karena semua itu, hubungan keluarga itu malah menjadi semakin harmonis hingga mereka sepakat untuk melupakan masalah perceraian. Mereka juga sepakat untuk tidak mengikuti lomba itu, karena mereka percaya keharmonisan rumah tangga bukan untuk dipertontonkan. Menariknya, suami istri itu percaya bahwa yang menyebabkan pernikahan mereka begitu rumit adalah karena mereka saling mencintai. Ditambah dengan kerumitan keluarga yang mengundang gelak tawa. 

Drama ini juga berjalan dengan baik berkat kerja sama dari tim produksi dibawah pimpinan produksi (Pimpro) Novi Delviana, penata rias dan busana Windi Fidia, penata musik Mikel Bromo, pemusik Cut Mutia, Mikel Bromo. Penata panggung Ivan Harley, dan penata cahaya Efrizal Mak ye. Pertunjukan ini berdurasi kurang lebih 64 menit. Sedangkan naskah ini baru pertama kali dipentaskan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah lewat proses latihan sekitar dua bulan.

"Adegan favorit saya adalah, ketika suaminya bermain gitar dan istrinya bernyanyi, suasana romantisnya benar-benar terasa. Ditambah dengan suara yang merdu. Lagu itu juga salah satu lagu kesukaan saya. Jikustik yang berjudul Puisi," kata Sintia, salah seorang penonton, pada pojokseni.com.

Sementara itu, Duta Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Fahrizal Ahmad Duta juga turut menyaksikan pertunjukan ini. Ia menyatakan bahwa pesan dari drama ini sangat baik untuk generasi remaja saat ini.

"Bagaimana menata dan mempersiapkan masa muda untuk melaju pada tahap keluarga, agar masalah yang dihadapi pada keluarga dalam pertunjukan tadi tidak kita alami di kehidupan nyata,"pungkasnya. (@pojokseni)

Ads