Advertisement
pojokseni.com - Belakangan, beberapa berita lanjutan dari Tragedi Paris kembali bermunculan. Sayangnya, berita yang muncul sangat tidak sedap dibaca, yakni ratusan korban di Paris hanyalah boneka. Beberapa akun di media sosial, baik Twitter maupun Facebook dengan cepat melakukan share sehingga berita tersebut langsung menyebar kemana-mana. Tercatat, ribuan share dan like langsung didapatkan sehingga dengan cepat menyebar keseluruh netizen.
Ini contoh salah satu share dari sumber berita tersebut :
Pertanyaannya, apakah hal itu benar atau hanya berita palsu. Silahkan baca sendiri beritanya, dan anda akan mendapatkan bahwa berita itu sepenuhnya hoax. Aksi teror tersebut hanyalah perbuatan dari para manusia durjana yang kemudian mengait ke agama. Tentu saja, agama bukan hal yang mendasari kejahatan tersebut.
Klaim disitus itu menyatakan bahwa "Kondisi otot kaki para mayat tidak menyentuh tanah (kaku) sehingga menyerupai boneka." Sekarang, dengarkan teori Tanatologi dari ahli forensik yang menyatakan :
Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.
Isi artikel tersebut kami sebut sebagai "Zionisfobia" yang menyebabkan penulis dengan gegabah menyalahkan pihak Yahudi atas kejadian yang terjadi di Prancis. Padahal, fakta yang kita ketahui bersama adalah Prancis termasuk salahsatu negara yang memiliki hubungan yang buruk dengan Israel. Salah satunya, setelah Perusahaan Prancis satu persatu memutuskan hubungan dengan Israel. (Baca disini > Perusahaan Seluler Raksasa Prancis Putuskan Hubungan dengan Israel)
Tapi dalam artikel yang sudah mendapat ratusan share itu, penulis tidak menyinggung sedikitpun pihak Prancis. Seharusnya, kalau benar itu adalah kejadian rekayasa, maka Prancis yang telah merekayasa hal itu. Bagaimana mungkin, ada orang-orang Israel (Yahudi) yang datang ke Prancis membawa puluhan boneka dan mengebom satu gedung setelah menidurkan boneka-boneka tersebut. Tidak lupa pula dengan "make up" darah dilokasi? Ini satu point yang menurut kami adalah 'blunder' dari penulis artikel 'nyeleneh' itu.
Selain itu, bagaimana cara Prancis untuk memalsukan 350 orang korban, dimana lebih dari 100 diantaranya meninggal dunia? Silahkan baca disini, bagaimana media internasional, Independent menulis 129 orang yang tewas, lengkap dengan fotonya di berita ini >
(French Government Identifies All 129 People Killed in Paris Terrorist.)
Kemudian, bagaimana cara membuat ratusan korban yang selamat dapat membuat kesaksian palsu bahwa di Paris tidak pernah ada tragedi apapun?
Kita tahu, bahwa hal itu sebenarnya dibuat untuk mencari 'kambing hitam' atas kejadian yang menyudutkan satu agama tersebut. Kita juga semua tahu, bahwa tidak ada agama apapun di dunia ini yang mengajarkan teroris atau membunuh. Hanya satu-dua orang yang terlalu dangkal pemikiran dan akidahnya saja yang terus-menerus menebar teror dengan membawa agama dalam kejahatannya. Tentu saja, penulis juga tidak membenarkan bahwa Prancis berhak menyerang Suriah karena tindakan tersebut. (@pojokseni)