Advertisement
Pameran Seni rupa oleh Komunitas saYak |
pojokseni.com – SaYAk dalam Bahasa Melayu
diartikan sebagai Tempurung Kelapa, merupakan lapisan keras yang terdapat
didalam buah Kelapa. Kenyataannya, ‘benda’ ini cinderung akan diabaikan dan
dibuang, setelah isi dalamnya diambil.
Seperti dikatakan
oleh para anggota komunitas saYak, bahwa awalnya dari obrolan singkat
dari beberapa kawan dalam sebuah diskusi ringan, secara tidak sengaja fisolofi
dari tempurung itu lahir. Atas kesepakatan bersama dengan keinginan menggunakan
bahasa lokal Bengkulu yang merupakan bagian dari rumpun melayu, maka mereka menyepakati terbentuknya
sebuah komunitas dengan nama saYak.
Ada sebuah pribahasa
lama mengatakan “bagai katak dalam
tempurung”. Adalah sebuah motivasi bagi kami agar tidak menjadi seperti
makna yang terkandung dalam sebuah pribahasa tersebut. Toh tidak ada “bagai katak
dalam sayak”. Dan juga tidak selalu tempurung berada dalam posisi terbalik/tertutup.
Atau bisa jadi ada upaya untuk merubahnya ke posisi terbuka dan dapat menjadi
wadah yang menampung sesuatu. Sebuah harapan yang dapat diupayakan untuk
menjadikan sesuatu yang tidak selalu dalam posisi yang biasanya.
Memang tidak ada
akronim dalam kata saYak seperti nama-nama lain yang cenderung adalah singkatan
yang terdiri dari gabungan kata yang bermakna, namun kenapa huruf “Y” dalam
bentuk capital? Tidak lebih hanya sebatas simbol yang dapat dibayangkan adalah
sebuah tiang rumah yang membentuk huruf “Y”. Terlepas dari filosofi tempurung
itu sendiri, juga terdapat suatu keinginan untuk menjadi tiang penopang sebuah
rumah. Dengan niat bersama dari kawan-kawan yang menginisiasi lahirnya
komunitas saYak, dengan semangat bersama yang ada, semoga dalam perjalanannya
sesuai dengan apa yang dicita-citakan bersama.
Lahirnya komunitas
saYak merupakan suatu keinginan, harapan dan cita-cita bersama yang tidak
mengacu pada suatu pencapaian yang besar, kecuali hanya niat dan komitmen bersama
untuk menuntaskan PR bersama dalam upaya membentuk medan seni rupa di Bengkulu
untuk berada pada posisi idealnya melalui kontribusi nyata dari hal-hal
sederhana yang dilakukan secara gotong royong. Dunia kesenian yang bersifat
dinamis adalah dasar pemikiran saYak yang berupaya membangun ruang alternatif
sebagai wujud keberadaan sebuah aktifitas kesenian yang bersifat desentralisasi.
Prinsip berbagi
adalah satu cara yang diupayakan untuk menjadi suatu tradisi di saYak dalam
pola pengembangan kapasitas, baik di individu yang berada di dalamnya maupun dari
luar dalam bentuk belajar bersama. Dengan komunitas yang bersifat terbuka
diyakini dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas. Agar lebih efektif, maka
(sementara) difokuskan pada satu
disiplin seni, yaitu seni rupa. Dengan tidak menutup kemungkinan akan
berkembangan kepada disiplin seni lainnya. Pun juga tidak melulu harus menjadi
sebagai sesuatu yang disebut ‘seni’ atau menjadi penggiat seni untuk memberikan
energi positif sebagai andil bagi perkembangan kesenian yang dimaksud.
Hari Minggu 18 Oktober 2015
merupakan hari bersejarah bagi komunitas saYak. Yang mana sebagai sebuah
komunitas yang baru lahir, dengan bangga dan penuh rasa suka cita, dapat
melaksanakan peluncurannya. Atas rasa syukur itu semoga dapat menjadi jembatan
menuju sesuatu yang diharapkan khalayak.
Pameran seni Rupa oleh Komunitas Sayak |
Pameran Seni
Rupa “KOTAK SUARA”
Pemilihan umum adalah
proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik –politik tertentu Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang
untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam,
mulai dari presiden, wakil rakyat diberbagai tingkat
pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang
lebih luas.
Pemilu merupakan
salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa)
dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan
publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun
agitasi dan propaganda di Negara demokrasi
sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga
dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
(Wikipedia)
Dalam kacamata seni rupa tentunya memiliki pandangan
tersendiri terkait
apa dan bagaimana pemilihan
umum. Komunitas saYak mencoba merefleksikan fenomena pemilihan umum dalam
pameran seni rupa dengan tema KOTAK SUARA pada
tanggal 18 – 25 Oktober 2015. Dengan harapan dapat membuka pikiran secara luas terhadap
isu yang berkembang secara aktual, tentang apa itu pemilu serta tujuan - tujuan
yang terdapat di dalamnya melalui bentuk karya seni rupa yang kemudian didiskusikan bersama untuk memperkaya wacana.
Pameran seni rupa KOTAK SUARA yang diinisiasi oleh Komunitas saYak dapat
dikatakan adalah upaya untuk menemukan hal
esensial dari apa
yang ada dalam kotak suara. Dengan kata lain, adalah upaya untuk menjadikan disiplin seni rupa sebagai alternatif bentuk media
komunikasi dan wujud informasi dalam bahasa visual. Mengacu pada fenomena pemilihan umum, bila memang
dianggap adalah suatu peristiwa penting yang rentan akan praktik maladministrasi,
tentunya kita memiliki harapan
atas hak suara yang bersih tanpa intervensi dari partai politik manapun, kelompok
atau individu. Lantas sejauh mana peran panitia penyelenggara pemilu dan badan
pengawas dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bukan juga penting atau tidaknya
sebuah Pemilu, melainkan sejauh mana pengaruh politisasi di masyarakat mengenai
dampak-dampak yang ditimbulkan pra dan pasca Pemilu berlangsung.
Pemilu yang kerap
kali disebut sebagai pesta demokrasi, namun bukan hanya cara berpesta, tapi
lebih kepada bagaimana kerja bersama menyuarakan kejujuran dalam kesadaran
penuh. Rasanya bukanlah hal mudah mengemban amanah yang mewakili harapan dan cita-cita
terhadap keberlangsungan negara atau suatu daerah, namun . Suatu hal yang wajar
bila ada pemikiran yang kritis terhadap sistem yang dilakukan oleh pemerintahan. Namun bukan berarti harus berakhir pada satu agenda
besar pemilu yang menentukan siapa yang menjadi dan apa yang nantinya
dilakukannya melaui kebijakan – kebijakan dalam bentuk program kerja. Bila
dibahasakan mungkin saja kita berada dalam situasi harap – harap cemas pasca
pemilu, menunggu dan kerap kali yang terjadi adalah mau tidak mau harus menerima hasil suatu kebijakan pemerintahan yang tidak memihak secara utuh kepada rakyat.
Dari berbagai macam opini yang muncul ke permukaan, semoga
ini dapat sedikit mewakili. Dalam
konteks pemikiran itulah pameran ini dirancang. Untuk memperkaya wacana pameran
kali ini, sejumlah perupa diundang untuk dapat berpartisipasi dalam pameran ini
melalui undangan terbuka. Dari uraian di atas diharapkan peserta dapat membayangkan latar belakang kurasi KOTAK SUARA. Berangkat
dari kesadaran pengalaman sosial, tradisi,
kultural, dari berbagai opini, pameran ini ingin membentangkan apa yang
dibayangkan oleh para perupa mengenai KOTAK SUARA.
Peserta pameran
1.
Yogi
Pratomo
2.
Suyitno
3.
Dedy
Suryadi
4.
Meidi kurniawan
5.
Laras
novalia
6.
M.apip
7.
Aprik
8.
Syafrin
juandi
9.
Diana
Gustina wati
10.Topik ajo
(Pojokseni.com, Bengkulu)