Advertisement
pojokseni.com - Setelah dipentaskan di Padang pada 4 September 2015 lalu, Komunitas Seni Nan Tumpah kembali akan menampilkan produksi teater "Godok", Sutradara Mahatma Muhammad, Ide Cerita Karta Kusumah. Pertunjukan ini akan tampil pada iven Pekan Apresiasi Teater 6 (PAT 6) di ISI Padangpanjang, pada hari Senin, 12 Oktober, pukul 20.00 Wib, di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam. PAT 6 berlangsung dari tanggal 12 Oktober sampai dengan 16 Oktober 2015, dengan tema "Teater Populis; Aktuliasasi Idiom dan Isu Kerakyatan dalam Teater Kekinian (di) Indonesia". PAT 6 menampilkan pertunjukan teater dari HMJ Prodi Teater Kampus Seni Indonesia mulai dari ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), AKMR, STKW Surabaya, ISBI Bandung, ISBI Aceh hingga tuan rumah, ISI Padangpanjang. Sedang tiga grup teater Independen yang tampil pada PAT 6 adalah Teater Satu Lampung, Teater Tanah Air Jakarta dan Komunitas Seni Nan Tumpah.
CATATAN RINGKAS KONSEP PERTUNJUKAN
"GODOK" Komunitas Seni Nan Tumpah
Pertunjukan ini tidak akan secara terang menggiring “Godok” dalam pengertian tertentu. Godok dibiarkan saja jadi ambigu. Godok dipilih sebagai diksi yang mewakili tema pembacaan kreator pertunjukan terhadap peristiwa, fenomena, isu, dan persoalan-persoalan kehidupan di tengah masyarakat kita hari lalu, hari ini sampai dengan harapan hari depan. Pintu pertunjukan Godok dibuka oleh sutradara melalui isu polusi asap (bukan kabut asap), Pilkada serentak atau peristiwa dan isu sosial lainnya, namun kemudian Godok bebas mendapati tempatnya tersendiri dalam pertunjukan ini, merefleksikan kenangan dan harapan. Godok kemudian bisa diartikan sesuai dengan pemahaman seperti yang tertera dalam kamus, atau pemahaman masyarakat terhadap diksi tersebut. Namun Godok bisa saja jadi kritik sosial masyarakat hari ini, jadi pembacaan terhadap media yang sengaja menggodok, menggembar-gemborkan dan membungkus isu jadi berita yang berlebihan. Godok bisa jadi doa, umpatan, pujian, kenangan, nama benda, nama tempat, nama jalan, nama orang, entah lelaki entah perempuan, atau Godok bukan kesemuannya.
Godok adalah kerja penyutradaraan yang berusaha mengeksplorasi isi dan bentuk dari masing-masing kreator artistik pertunjukan. Sutradara bertindak sebagai pembaca, pembangun plot/alur yang memberi gambaran tata ruang panggung dalam hubungan mood dan atmosfernya, karakter kostum, tata rias, penyusunannya bagi kelancaran aliran action, dan sebagai lingkungan yang sesuai bagi karakter dan peristiwa atau fenomena yang dieksplorasi. Mahatma Muhammad sebagai sutradara bekerjasama dengan Karta Kusumah sebagai penulis cerita, dengan membagi pertunjukan pada beberapa fragmen, untuk menekankan isi dan bentuk-bentuk artistik panggung secara umum. Beberapa persoalan yang ditekankan dalam pertunjukan kemudian dikunci dengan beberapa penggalan tak setia puisi karya Muhammad Ibrahim Ilyas untuk menguatkan bangunan pertunjukan. Dari bangku penonton, Godok adalah pertunjukan teater, atau bisa jadi kritik terhadap seni pertunjukan teater itu sendiri.*
"GODOK" Produksi Teater #21 Komunitas Seni Nan Tumpah
PEMAIN - PEMUSIK |
Muhammad Ibrahim Ilyas, Halvika Padma, Emilia Dwi Cahya, Yunisa Dwiranda,
Fajry Chaniago, Ivan Harley, Windi Fidia, Tenku Raja Ganesha, Cut Mutia, Dani Rahman ,
Dwi Oktaviantika, Jumatri Ningsih, Rahma Syafitri, Jimmy Ferdian, Dedi Kurnia, Mikel Bromo, Rajibus Nari Masda, Listia Khairunisa, Novi Delviana, Andre Pratama dan Hendro Imaji
TIM PRODUKSI & ARTISTIK |
Desi Fitriana, Astari Ayuni, Nur Muhammad Yusuf, Thahirah Amatullah, Akeo
Sedang mempersiapkan pementasan seni? Follow twitter kami @pojokseni atau like FB kami @pojokseni.com agar pementasan anda dipromosikan gratis disitus ini.